WPFD 2017 tidak soroti Papua secara khusus, aktivis gelar acara terpisah

"Karena acara utamanya (peringatan WPFD 2017) tidak mengangkat isu kebebasan pers di West Papua (secara khusus), maka kami gelar acara ini. Padahal keadaan kebebasan pers di Indonesia bisa dibilang paling parah ya di West Papua," kata Koman 

Poster undangan side event mengampanyekan kebebasan pers dan akses jurnalis di West Papua - IST

Jayapura, Jubi - Seiring peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia (WPFD) oleh UNESCO di Jakarta, 1-4 Mei 2017, tujuh kelompok pemerhati isu-isu hak azasi manusia di Papua menggelar Papua Side Event Papua di Century Park Hotel, Jakarta 30 April dan 2 Mei 2017.

Peringatan WPFD 2017 yang diselenggarakan oleh UNESCO bersama Pemerintah Indonesia dan Dewan Pers di Balai Sidang Jakarta, 1-4 Mei dengan tema "Pikiran Kritis Dimasa Kritis: Peran Media Memajukan masyarakat yang majemuk, berkeadilan, dan damai", itu dinilai tidak secara spesifik mengangkat isu kebebasan pers di Papua.

Veronika Koman, pengacara publik dari komunitas Papua Itu Kita dan salah seorang organisator Papua Side Event, memandang acara terpisah yang disebut ‘Papua Side Event’ tersebut dibutuhkan karena indikator kebebasan pers di Indonesia seharusnya diukur dari Papua.

"Karena acara utamanya (peringatan WPFD 2017) tidak mengangkat isu kebebasan pers di West Papua (secara khusus), maka kami gelar acara ini. Padahal keadaan kebebasan pers di Indonesia bisa dibilang paling parah ya di West Papua," kata Koman kepada Jubi di Jakarta, Kamis (26/4/2017).

Dari serangkaian acara inti maupun sandingan yang dicantumkan pada website resmi UNESCO terkait WPFD, memang tidak secara khusus menyoroti isu-isu terkait pers dan kebebasan pers di Papua yang selama ini terus menjadi sorotan internasional.

Papua Side Event diselenggarakan untuk mengampanyekan pembukaan akses bagi jurnalis dan kebebasan pers di West Papua.

Menurut penyelenggara para jurnalis masih kesulitan dalam melakukan tugas pemberitaan di Papua antara lain kurangnya akses untuk masuk ke Papua, adanya “information black hole” atau  “ketidakjelasan informasi”, dan kerentanan keamanan yang dialami jurnalis antara lain lewat penangkapan sewenang-wenang serta adanya kecenderungan pemberian suap pada jurnalis yang meliput isu˙isu tentang Papua dari “angle” yang positif belaka (positive coverage).

Selain itu salah satu akar permasalahan adalah aturan mengenai visa yang dipandang mendiskriminasikan jurnalis asing mempersulit mereka untuk dapat mengak-ses ke wilayah Papua.

Hal senada juga diungkap oleh Human Right Watch dalam rilis mereka tertanggal 26 April 2017. Menurut HRW kedua Provinsi Papua tetap menjadi wilayah yang secara khusus sulit diakses baik bagi jurnalis Indonesia maupun asing.

“Jurnalis Papua secara khusus berhadapan dengan intimidasi, pelecehan, dan kerap juga kekerasan saat mereka melaporkan kasus-kasus terkait korupsi, pelanggaran hak, perampasan tanah, dan topik-topik sensitif lainnya,” tulis HRW dalam pernyataannya.

Tidak ada perubahan pendekatan

Belum lama ini empat kelompok pemerhati Papua juga mengecam dugaan pemblokiran situs-situs terkait situasi HAM sipil politik di Papua oleh pemerintah Indonesia.

Situs yang diduga diputus akses adalah infopapua.org, tabloid-wani.com, papuapost.com, dan freepapua.com. Pemutusan akses tersebut bukan hanya terhadap situs yang dikelola di dalam Papua, namun juga situs yang dikelola di luar Papua seperti bennywenda.org, freewestpapua.org dan ulmwp.org.

Asep Komarudin, Kepala Divisi Jaringan LBH Pers kepada Jubi Kamis (27/4) di Jakarta memandang tidak adanya perubahan pendekatan dari pemerintah Indonesia terkait kebebasan pers di Papua, “peluang sebenarnya ada tapi tidak ada political will (niat politik) yang sungguh-sungguh, sehingga tidak ada perubahan signifikan dari dulu sampai sekarang,” kata dia.

Dia memandang kekerasan, perbedaan perlakuan jurnalis asli Papua dengan yang non Papua, termasuk dugaan pemblokiran situs tersebut akan terus berulang. “Itu karena pemerintah masih menggunakan gaya lama, gaya represif,” ujar Asep.

Papua Side Event diselenggarakan oleh LBH Pers, Papua Itu Kita, Yayasan Satu Keadilan, suarapapua.com, Perkumpulan Jubi, Gema Demokrasi dan YLBHI dengan kegiatan seperti diskusi, pameran instalasi, aksi jalanan kreatif dan pertunjukan seni.

Veronika Koman menjelaskan kedua acara Papua Side Event yang diselenggarakan oleh ketujuh kelompok tersebut bertujuan untuk mengenalkan budaya West Papua kepada para jurnalis sekaligus meningkatkan kesadaran publik atas ketiadaan kebebasan pers di wilayah itu.

Acara tersebut juga menjadi bagian dari gerakan kampanye mengajak masyarakat international, khususnya awak media untuk melakukan sesuatu terhadap pemerintah Indonesia yang saat ini masih melakukan pembatasan terhadap kebebasan dan akses terha-dap kebebasan pers di Papua.

Dalam kesempatan tersebut juga akan dilucurkan Program kampanye global Open access for Jurnalist – Free Press In West Papua.

Setiap tahun, 3 Mei diperingati sebagai hari fundamental bagi kebebasan pers guna mengevaluasi situasi kebebasan pers di seluruh dunia, mempertahankan media dari serangan atas independensinya sekaligus untuk member penghormatan pada para jurnalis yang kehilangan nyawa dalam mengerjakan profesi jurnalismenya.(*)

 Sumber: tabloidjubi.com


Sekda Harap Kontingen Penas Papua Petik Hal Positif Di Aceh

Sekretaris Daerah (Sekda) Papua, TEA Hery Dosinaen SIP, MKP.(foto Jubi)
JAYAPURA – Sekda Papua Hery Dosinaen berharap kontingen Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan Papua, dapat memetik hal positif untuk diterapkan di Bumi Cenderawasih, selama mengikuti kegiatan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

“Saya harap kontingen Papua juga dapat menampilkan yang terbaik dimiliki oleh Bumi Cenderawasih di Aceh”.

“Kita juga ingin supaya kontingen yang mewakili Bumi Cenderawasih ini dapat membawa pulang hal-hal baik dari Penas Petani dan Nelayan XV tersebut. Dalam artian bisa memetik hal positif untuk diterapkan di provinsi ini,” kata Sekda saat melepas kontingen Penas Petani dan Nelayan Papua 2017, di Main Hall Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Kamis kemarin.

Sekda melanjutkan, pada ajang Penas Petani dan Nelayan XV, kontingen Papua bakal membawa paket-paket sumber daya alam di Bumi Cenderawasih untuk dipamerkan. Sejumlah paket sumber daya alam itu, diantaranya buah merah dari sektor pertanian, kura-kura moncong babi, anggrek Papua serta kerajinan lainnya di bidang perikanan.

Meski begitu, Sekda mengakui tak semua kabupaten mengikuti ajang Penas Petani dan Nelayan XV di Aceh. Hanya beberapa saja yang dianggap telah mewakili Bumi Cenderawasih.

“Diantaranya Kota dan Kabupaten Jayapura, Keerom dan Merauke. Meski begitu, sudah cukup mewakili Papua di Aceh,” tuturnya.

Sekda optimis kontingen Papua dapat membawa nama baik dan menampilkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki Bumi Cenderawasih.

Sekedar diketahui, peserta Penas Petani dan Nelayan Papua berjumlah 1.284 orang perwakilan. Ribuan peserta dari Papua akan ikut memeriahkan mengikuti Penas Petani dan Nelayan XV di Provinsi Aceh pada 6-11 Mei 2017. (CI)

Berita lima.com


Tinggalkan Divisi Humas Polri, Boy Rafli Jabat Kapolda Papua


Sertijab Kapolda Papua dari Irjen Paulus Waterpau ke Irjen Boy Rafli Amar. FOTO; JPG
JAKARTA - Jajaran elite Polri resmi berubah hari ini, setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian melantik Kepala Divisi Humas Polri dan enam kapolda baru.

Jabatan Kadiv Humas tidak lagi diemban Irjen Boy Rafli Amar, setelah diserahkan kepada Irjen Setyo Wasisto yang sebelumnya Wakil Kepala Badan Intelkam (Wakabaintelkam). Lantas Boy Rafli dipromosi sebagai Kapolda Papua menggantikan Irjen Paulus Waterpau.

Perwira tinggi lainnya yang dilantik Tito yakni, Kapolda Bengkulu dari Brigjen Yovianes Mahar kepada Brigjen Coki Manurung. Posisi Kapolda Maluku yang dulunya dijabat Brigjen Ilham Salahudin, mulai hari ini resmi dipimpin Irjen Deden Juhara. Ada juga Kapolda Jambi dari Brigjen Yazid Fanani kepada Brigjen Priyo Widyanto.

Jabatan Kapolda Kalimantan Barat yang dulunya dipimpin Irjen Musyafak, mulai hari ini akan dijabat Brigjen Erwin Triwanto dan Kapolda Kalimantan Selatan dari Brigjen Erwin Triwanto kepada Brigjen Rachmat Mulyana.

Pelantikan para kapolda dan kadiv humas tersebut juga dihadiri Wakapolri Komjen Syarfuddin dan Irwasum Komjen Dwi Prayitno, serta para pejabat teras Mabes Polri lainnya.

Para pejabat yang dilantik ini lantas melakukan penandatanganan integritas di hadapan Kapolri. Mereka juga telah diambil sumpah jabatan. Sertijab ini diketahui untuk menindaklanjuti mutasi yang tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor: ST/1034/IV/2017 ter tanggal 18 April 2017. (JPG)

Editor    : Ali Rahman
Sumber : INDOPOS.CO.ID 
 
 
 

Warga Lanny Jaya, Papua Minta Bawaslu RI Usut Kecurangan Pilkada

Massa aksi dari Lanny Jaya, Papua padati Bawaslu RI, Rabu (12/4)
Jakarta – Puluhan massa aksi yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa & Masyarakat Lanny Jaya (GEMA LAYA) mendatangi kantor Bawaslu RI, Rabu (12/4). Massa menuntut Bawaslu RI mengusut tuntas temuan dan laporan dugaan pelanggaran Pilkada Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Menurut massa aksi yang datang dari  Papua tersebut menyampaikan bahwa kecurangan dan pelanggaran Pilkada dilakukan secara terstruktur dan masif melibatkan banyak komponen.

“Kecurangan dan pelanggaran Pilkada di Kabupaten Lanny Jaya di lakukan secara terencana,  terstruktur,  dan masif  yang melibatkan banyak komponen mulai dari penyelenggara pemilu, ASN serta perangkat lainnya,” terang Feri Kogoya selaku koordinator aksi pada kemarin siang.

Dalam orasinya Fery Kogoya juga meminta kepada Bawaslu RI agar  memecat dan mengadili aparatur negeri sipil yang tidak netral dan berpihak  pada salah satu paslon bupati.

Massa yang menyambangi Bawaslu RI dari Papua tersebut juga meminta agar Panwaslu Kabupaten Lanny Jaya dan Panwaslu Provinsi Papua yang terlibat tindak pidana pemilu segera dicopot dari jabatannya.

Selain itu massa juga menyatakan dalam proses pemilu di Lanny Jaya juga ditemukan adanya politik uang dengan barang bukti yang jelas.

“Kami mendesak Bawaslu agar menangkap dan mengadili pelaku politik uang pilkada Lanny Jaya yang secara terbuka dan terang-terangan bahkan ditemukan barang bukti yang jelas, kuat dan nyata,” terang Fery dalam kepada wartawan

Setelah menyampaikan orasi-orasinya perwakilan massa akhirnya diterima oleh Bawaslu RI yaitu antara lain Dewa Waket, Abraham Daby, Damius Yikwa, Sarobinus Kogoya, Dulius Wanimbo, Leonar Wenda, Feni Kogoya, Denny Akwa.

“Pada prinsipnya kami datang kesini untuk meminta keadilan, kami meminta Bapak yang mewakili Bawaslu ini bisa meneruskan dokumen ini kepada Komisioner. Jadi kita minta dialog atau minta rekaman video dari Komisioner (Bawaslu) untuk menjelaskan langsung permasalahan ini supaya menjadi benar.” Terang Dulius Wanimbo.

Massa aksi membubarkan diri dengan tertib sebelum pukul 16:00 WIB. (Ahmed/​MEDIAHARAPAN.COM)

Pemprov Papua akan Bangun 5 Sekolah Asrama OAP Bernilai Rp200 Miliar

BIAK (BIAK NUMFOR) - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pendidikan Pengajaran membangun sekolah berpola asrama khusus orang asli Papua di lima wilayah adat dengan alokasi dana sebesar Rp200 miliar pada 2017. 
 
Kepala Dinas Pendidikan Pengajaran Papua Elly Wonda menjawab Antara usai memantau pelaksanaan ujian nasional di Biak, Senin, mengatakan kelima lokasi tempat pembangunan gedung sekolah, yang dilengkapi asrama itu, tersebar di Teluk Saereri di Biak, Tabi di Jayapua, serta Laapago, Meepago, dan Anim Ha di Merauke. "
 
Untuk penyediaan tanah dan pelepasan sertifikat tanahnya melibatkan pemkab dan pemkot," katanya. 
 
Ia mengatakan untuk lokasi sekolah asrama di Teluk Saerer akan dibangun di Kabupaten Biak Numfor. 
 
Areal tanah lokasi pembangunan sekolah berpola asrama di Biak itu, lanjut Elly, hingga saat ini sudah tersedia sekitar tujuh hektare berlokasi di kawasan Manoduw, Distrik Samofa.
 
 "Untuk tanah tempat pembangunan gedung pendidikan bepola asrama di Biak sudah siap dikerjakan," ungkapnya. 
 
Sedangkan untuk lokasi pendidikan sekolah asrama di wilayah adat lain, lanjutnya, akan ditempatkan di pusat kabupaten, sehingga mempermudah jangkauan akses pelayanan pendidikan khusus orang asli Papua itu. 
 
 Menyinggung tujuan pembangunan gedung pendidkkan berpola asrama di lima wilayah adat, menurut Elly, untuk memenuhi kebutuhan dasar warga asli Papua, sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Papua.
 
 "Pembangunan sekolah berpola asrama di wilayah adat ini untuk menjawab visi misi Gubernur Papua Lukas Enembe, yang akan membangun masyarakat Papua untuk bangkit mandiri dan sejahtera," ujarnya. 
 
 Berdasarkan data, lokasi pembangunan sekolah berpola asrama di Kabupaten Biak Numfor merupakan pelepasan lahan marga Abraham Randokir yang mencapai lebih dari 10 hektare. (antara)

Pemain Asal Papua Kembali Warnai Skuad Semen Padang

Trio pemain senior Semen Padang yang asli Papua untuk musim 2017, Vendry Mofu (kiri), Boas Atururi, dan Fandry Imbiri (kanan) di lapangan Indarung, Padang | Foto: Yosrizal/Juara.net
Pemain dari Papua kembali menambah warna Semen Padang pada kompetisi Liga 1 yang akan bergulir pada 15 April 2017. Setelah tiga seniornya, Vendry Mofu, Boas Atururi, dan Fandry Imbiri, muncul pemain muda, Fridolin Kristof Youku.

Secara teknis, mantan gelandang bertahan Semen Padang U-21 itu memenuhi “selera” tim pelatih skuad Kabau Sirah, julukan Semen Padang. Pemain berusia 20 tahun ini tinggal mengurus legalitas formal administrasi dari manajemen Semen Padang.

Pelatih Nilmaizar pun akan segera merekomendasi kapten Persipura U-21 pada musim 2016 itu. Kehadiran Frido, panggil Fridolin Kristof Youku, menutup posisi yang selama ini dinilai masih kurang. Pemain kelahiran Sentani, 10 Februari 1997, itu membuat Nilmaizar menghentikan rencana mencari gelandang lokal berkualitas.

“Dalam beberapa hari ini, Frido sudah ikut latihan bersama tim senior,” kata asisten pelatih Semen Padang, Delvi Adri, kepada Juara.net. “Pelatih Semen Padang U-21, Weliansyah, juga merekomendasikannya untuk dicoba bersama tim senior. Sampai hari ini, ia mampu menunjukkan penampilan bagus, meski baru berusia 20 tahun,” tuturnya.

Pada uji coba melawan Payakumbuh Selection, pemain dengan tinggi 171 cm itu sudah dipasang Nilmaizar. Pemain yang sempat berlatih di Malaysia bersama Frenz United selama tiga tahun itu segera membubuhkan tanda tangan kontrak.

Jika hal itu terjadi, dia jadi pemain keempat asal Papua yang bermain untuk Semen Padang musim ini. Sebelumnya, Semen Padang sudah mempunyai Vendry Mofu, Boas Atururi, dan Fandry Imbiri.
“Ini merupakan generasi baru Papua yang merapat ke Semen Padang. Mudah-mudahan, dia mampu menjawab kebutuhan tim dan mampu menunjukkan kelasnya sebagai anak Papua yang bertalenta tinggi,” ucap Nilmaizar. (Yosrizal)

Sumber: kompas.com/Juara

Aksi Mendesak PBB Tuntaskan Genosida West Papua

Aksi damai yang digelar oleh Front Rakyat Indonesia untuk West Papua bersama Aliansi Mahasiswa Papua yang meminta PBB bertanggungjawab atas genosida dan gagalnya dekolonisasi West Papua yang digelar di depan gedung perwakilan PBB di Jakarta
JAKARTA,  – Front Rakyat Indonesia untuk West Papua bersama Aliansi Mahasiswa Papua menggelar aksi damai mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk meluruskan sejarah penentuan pendapat rakyat dan aneksasi West Papua untuk Indonesia.

Salah satu peserta aksi membawa atribut poster bergambar Bintang Kejora yang dibawa dalam aksi yang digelar di depan gedung perwakilan PBB di Jakarta.
 Aksi damai digelar di depan gedung perwakilan PBB Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, hari Senin (3/4) yang diikuti puluhan mahasiswa dengan membawa atribut berupa spanduk dan juga poster.

“Kami meminta kepada PBB untuk mencari resolusi untuk kemerdekaan bagi West Papua sesuai dengan hukum internasional,” kata salah satu peserta demo saat berorasi.

Aparat polisi yang berusaha merebut atribut poster bergambar Bintang Kejora untuk diamankan yang dibawa oleh peserta aksi yang digelar di depan gedung perwakilan PBB di Jakarta

Selain itu mereka menuntut PBB harus bertanggungjawab atas genosida dan gagalnya dekolonisasi West Papua dalam menjalankan mandatnya untuk memastikan nasib sendiri pada tahun 1969 yang berdampak panjang sampai saat ini.

Sempat terjadi ketegangan ketika polisi ingin mengamankan sebuah poster bergambar Bintang Kejora yang dibawa oleh para peserta aksi. Mereka menilai, aparat berlebihan karena itu bukan bendera, namun atribut poster.

Aksi berlanjut dengan melakukan orasi di depan gedung perwakilan PBB yang dijaga oleh puluhan aparat di Kepolisian Resort (Polres) Jakarta Pusat. (SATUHARAPAN.COM)



Pelapor Khusus PBB Cek Pelayanan Kesehatan di Papua

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Husyen Abdillah)
Jakarta -- Pelapor Khusus PBB di bidang kesehatan Dainius Puras menyambangi Indonesia untuk mengecek bagaimana tingkat kesehatan negara yang berada di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo tersebut. Provinsi Papua pun dipilih sebagai lokasi penelitian kesehatan untuk kemudian dijadikan sebagai perbandingan dengan provinsi lain.

Puras melakukan penelitian di Indonesia selama kurang lebih dua pekan, yakni sejak 22 Maret 2017 hingga kemarin. Khusus di Papua, dia menghabiskan waktu selama 30 jam untuk mengecek pemenuhan hak kesehatan bagi warga.

"Pelapor khusus sangat tertarik dalam mengamati berbagai tema selama kunjungan, terutama dalam kerangka kerja kesehatan yang terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Puras saat membacakan hasil laporannya di United Nation Information Center, kemarin (3/4).

 Masalah kesehatan yang cukup meresahkan di Papua adalah soal kasus HIV/AIDS yang diidap oleh masyarakat. Belum tersedianya pelayanan kesehatan yang mumpuni juga dipengaruhi oleh jumlah tenaga medis yang tidak seimbang dengan jumlah masyarakat yang mengidap penyakit.

Sebagai laporan awal dari kunjungan ke Papua, Puras belum membeberkan secara rinci temuannya selamadi Papua. Dia hanya menjelaskan bahwa beberapa hal yang diteliti di sana mencakup juga pada kesehatan ibu dan anak, karena angka kematian ibu dan anak di Papua cukup tinggi, kesehatan seksual, hingga kesehatan mental.

Angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi pun membuat dia turut mengamati situasi kelompok atau populasi tertentu yang ada di Papua, terutama mereka yang berada di situasi rentan.

 Untuk mendapatkan perbandingan fasilitas kesehatan di Papua dan kota lain, khususnya DKI Jakarta selaku Ibukota Indonesia, Puras pun menyempatkan diri mengecek fasilitas kesehatan di ibu kota.

"Selama kunjungan pelapor khusus juga melakukan kunjungan ke pusat kesehatan primer, serta menghabiskan waktu di luar ibu kota untuk memahami pemenuhan hak atas kesehatan di seluruh negeri," ujar Puras.

Sebagai tindak lanjut dari penelitian dan pengecekan tersebut, Puras akan menyerahkan laporan lengkapnya ke Dewan HAM pada 2018 mendatang. Nantinya, laporan tersebut akan ditetapkan hingga akhirnya dibuat rekomendasi bagi Indonesia khusus untuk membenahi sektor kesehatan. (gil/ CNN Indonesia)

100 Personel Brimob Kepri BKO ke Papua

Personel Brimob Kepri saat apel pelepasan. Foto Arrazy aditya,
NONGSA – Polda Kepri mengirim 100 personel Brimob untuk ditugaskan membantu pengamanan PT Freeport Indonesia di Papua. Hal ini berkaitan dengan ancaman pemutusan hubungan karyawan (PHK) apabila pemerintah Indonesia mempertahankan divestasi saham 51 persen.
 
“Pengiriman personel ke Papua berkaitan dengan ancaman PHK di PT Freeport. Ada 100 personel terbaik yang kami kirim,” kata Kapolda Kepri Sam Budigusdian usai upacara pelepasan di Mapolda Kepri, Senin (3/4).

Dia mengatakan, ancaman PHK akan memicu respon dari pekerja yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di Papua sehingga perlu diambil kebijakan penebalan keamanan sebagai upaya preventif. “Terlepas dari masalah ekonomi dan persoalan PT Freeport Indonesia, Polri sebagai pengemban tugas keutuhan NKRI berkewajiban menjaga ketertiban dan keamanan yang diharapkan masyarakat,” ujarnya.

Kepada seluruh personel yang ditugaskan, Sam berpesan untuk menjalankan tugas dengan baik sebagai tanggung jawab kepada negara. “Ini harus menjadi perhatian dan menjaga kepercayaan ini sebaik-baiknya. Pengamanan secara menyeluruh tetap dipercayakan kepada Polri dan menjadi tumpuan masyarakat demi terselenggara Indonesia aman dan tertib,” kata Sam.

Jenderal bintang dua ini mengimbau seluruh personel yang diberangkatkan bisa melaksanakan tugas dengan maksimal, mampu menjaga sikap, tutur kata, prilaku yang dapat merusak citra Polda Kepri. Hindari tindakan yang dapat memicu unjuk rasa, hindari tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri. “Bertindaklah dengan SOP yang ada. Jaga hati masyarakat dan tetap disiplin jangan membuat pelanggaran skecil apapun,” katanya.

Polda Kepri, sudah beberapa kali mendapat kepercayaan dari Kapolri untuk membantu pengamanan wilayah lain sehingga kepercayaan itu harus dijaga. Sebelumnya Polda Kepri dipercaya membantu pengamanan di Aceh dan Wilayah Polda Metro Jaya. “Kepercayaan ini harus dibuktikan dengan kinerga yang maksimal dari anggota yang dipercaya bertugas,” kata Sam.

 
 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger