|
Sepanjang sejarah, orang-orang
berkulit hitam telah banyak berkiprah di tengah-tengah masyarakat, baik
di bidang seni, musik, dan ilmu pengetahuan. (Various) |
Bulan sejarah orang-orang keturunan kulit hitam (Black History Month) telah dirayakan di Inggris selama lebih dari 30 tahun. Perayaan tersebut berlangsung sepanjang bulan Oktober.
Acara
tersebut diadakan untuk menyoroti dan merayakan berbagai prestasi serta
kontribusi komunitas orang-orang berkulit hitam di Inggris.
Sepanjang
sejarah, orang-orang kulit hitam telah banyak berkiprah di
tengah-tengah masyarakat, baik di bidang seni, musik, ilmu pengetahuan,
sastra dan banyak bidang lainnya.
Namun di masa lalu, karya-karya
mereka seringkali diabaikan atau dianggap remeh. Orang-orang berkulit
hitam mendapat perlakuan yang berbeda dengan orang lain karena warna
kulitnya.
|
Foto yang diambil sekitar tahun 1960-an ini memperlihatkan aksi demontrasi yang menuntut persamaan hak.(Getty Images) |
Acara
Black History Month ini bertujuan untuk menyampaikan pesan ketidakadilan ini dengan cara merayakan prestasi-prestasi dan kontribusi mereka.
Berikut ini adalah karya-karya luar biasa yang sudah dilakukan 11 perempuan berkulit hitam di Inggris yang perlu Anda ketahui.
Phillis Wheatley, penulis (1753-1784)
|
Phillis Wheatley awalnya adalah seorang budak yang memiliki bakat menjadi seorang penulis (blackhistorymonth.org.uk) |
Phillis Wheatley lahir di Afrika Barat.
Saat remaja, dia
diangkut ke sebuah kapal dan dikirim ke AS. Di sana dia dijual sebagai
budak untuk sebuah keluarga bernama Wheatleys. Dia kemudian diberi nama
sesuai kapal yang mengangkutnya, Phillis.
Keluarga Wheatley
memperlakukannya dengan baik, tidak seperti majikan-majikan lainnya.
Mereka mendidiknya dan mendukung bakatnya untuk menulis.
Dia
menulis puisi pertamanya pada usia 14 tahun. Pada usia 20 tahun, dia
pindah ke Inggris bersama anaknya dan dalam tempo setahun, dia
menerbitkan buku pertamanya.
Ini membuatnya menjadi penyair Afrika-Amerika pertama yang bukunya diterbitkan: buku puisi pertamanya terbit di tahun 1773.
Fakta
bahwa tulisannya begitu brilian membuktikan bahwa perempuan-perempuan
budak bisa memiliki gagasan-gagasan intelektual yang luar biasa, berbeda
dengan anggapan orang tentang mereka. Dan hal ini turut mendorong
gerakan anti-perbudakan.
Mary Seacole, perawat (1805-1881)
|
Mary Seacole, digambarkan oleh pengukir punch bersama dengan pasien perang Krimea Inggris di "Vivandière kami sendiri " (punch, 30 Mei 1857) (Wikipedia Mary_Seacole) |
Mary Seacole lahir dan dibesarkan di Jamaika, namun datang ke Inggris pada 1854.
Kala
itu dia diminta Departemen Pertahanan untuk bertolak ke Krimea untuk
merawat para serdadu yang terluka dalam Perang Krimea (1853-1856), tapi
dia tidak diijinkan pergi.
Maka dia mengumpulkan uang sendiri dan pergi ke Balaclava, Ukraina. Di sana dia merawat para serdadu Inggris yang terluka.
Terlepas
dari semua yang dia lakukan, tak banyak orang yang tahu siapa dirinya
atau pekerjaan hebat apa yang telah dia lakukan. Kebanyakan orang hanya
tahu Florence Nightingale, yang juga membantu banyak orang.
Namun, mulai dilakukan kampanye untuk memastikan bahwa semua kalangan mengingat bebagai hal yang telah dilakukan Mary Seacole.
Pada tahun 2016, sosoknya diabadikan dengan sebuah patung yang dibangun di pekarangan rumah sakit St. Thomas di London.
Fanny Eaton, model (1835-tidak diketahui)
|
Bridgeman Images
|
Anda bisa melihat Fanny Eaton ditampilkan dalam berbagai karya seni oleh para seniman
Pra-Raphael (sebuah periode seni yang dimulai pada pertengahan tahun 1880-an).
Itu karena dia bekerja sebagai model bagi sejumlah pelukis ternama.
Dia pindah ke London dari Jamaika dan bekerja di
Royal Academy, yang
merupakan sebuah pusat seni yang sangat terkenal di London, terutama
lukisan, patung dan arsitektur yang dimulai pada tahun 1768.
Salah
seorang seniman yang menjadikannya model adalah Dante Gabriel Rossetti.
Dia memuji betapa cantiknya Fanny. Hal ini penting karena pada saat
itu, banyak orang tidak memandang orang kulit hitam sebagai orang
cantik. Karenanya perempuan berkulit hitam tidak muncul dalam karya seni
di negara-negara Barat.
Namun Fanny Eaton menantangnya dan menjadi salah seorang tokoh penting dalam sejarah seni.
Evelyn Dove, penyanyi dan bintang film (1902-1987)
|
blackhistorymonth.org.uk |
Evelyn adalah putri seorang pengacara dari Sierra Leone di Afrika dan istrinya yang berasal dari Inggris.
Dia mahasiswa di
Royal Academy of Music, yang memiliki sedikit kemiripan dengan
Royal Academy tempat Fanny Eaton menjadi model, namun untuk bidang musik.
Saat
dia menjadi mahasiswi di sana, dia tampil dalam berbagai pertunjukan
dengan beberapa penyanyi kulit hitam terkemuka di dunia dan kemudian
menjadi penyanyi dan bintang film pada tahun 1920-an.
Dia menjadi
terkenal di seluruh dunia, di saat perempuan-perempuan kulit hitam
kesulitan untuk mendapatkan pengakuan yang sama dengan para seniman
kulit putih karena prasangka rasial.
Lilian Bader, teknisi pesawat terbang (1918-2015)
|
blackhistorymonth.org.uk |
Lilian Bader lahir pada tahun 1918 di Liverpool dan kemudian menjadi
salah satu perempuan kulit hitam pertama yang bergabung dengan Angkatan
Bersenjata Inggris.
Mermula sebagai seorang pelayan kantin di
sebuah pangkalan militer di Yorkshire, dia akhirnya dilatih menjadi
teknisi pesawat terbang, sebelum kemudian menjadi teknisi pesawat
perempuan terkemuka dan memperoleh pangkat Kopral.
Tiga generasi di keluarganya bertugas di angkatan bersenjata.
Ketika
dia meninggalkan dunia militer untuk memiliki anak, dia belajar lagi
dan mendapat gelar dari Universitas London untuk menjadi seorang guru.
Joan Armatrading, penyanyi blues (1950-sampai sekarang)
Kembali ke musik dan Joan Armatrading adalah sebuah nama yang tak asing jika Anda menyukai musik
blues.
Ini karena dia adalah penyanyi perempuan Inggris pertama yang dinominasikan meraih Grammy dalam kategori musik
blues. Dia dinominasikan Grammy sebanyak tiga kali.
Joan
yang berasal dari Saint Kitts di kepulauan Karibia tiba di Inggris saat
berusia usia tujuh tahun. Dia mulai menulis lagu pada usia 14 tahun.
Dia juga belajar bermain gitar.
Pada tahun 1970-an, dia menjadi
penulis lagu sekaligus penyanyi kulit hitam Inggris pertama yang
menikmati kesuksesan luar biasa di luar negeri.
Kemudian, pada
tahun 2007, dia menjadi penyanyi perempuan Inggris pertama yang debutnya
menempati urutan pertama di tangga lagu Billboards untuk kategori lagu
blues (seperti daftar top 40 untuk musik
blues di Amerika).
Olive Morris, pejuang hak-hak sipil (1952-1979)
|
Getty Images |
Olive Morris adalah salah seorang tokoh penting dalam memperjuangkan hak-hak sipil.
Orang-orang
kulit hitam awalnya tidak memiliki hak yang sama dengan orang lain,
hanya karena warna kulit mereka - dan Olive adalah satu dari banyak
orang yang berjuang tanpa lelah untuk mengubahnya.
Dia
memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam di London Selatan dan
Manchester, dan merupakan salah seorang pendiri lembaga seperti
Organisasi Perempuan Keturunan Afrika dan Asia (OWAAD) dan Kelompok
Perempuan Kulit Hitam di Brixton.
Dia meninggal pada usia 27
tahun, namun di usianya yang masih muda ini, dia telah memberi
kontribusi besar pada komunitas kulit hitam di seluruh negeri.
Margaret Busby, penerbit (1944-sampai sekarang)
|
Getty Images |
Margaret adalah salah satu nama yang sangat berpengaruh dalam dunia penerbitan.
Hal
itu lantaran dia merupakan seorang penerbit buku perempuan pertama dan
termuda di Inggris, saat dia mendirikan perusahaan penerbitan
Allison & Busby pada tahun 1967, bersama seorang pria bernama Clive Allison.
Perusahaan
tersebut bukan hanya mempublikasikan karya para penulis kulit hitam,
tapi juga mengusahakan banyak penulis keturunan kulit hitam agar lebih
dikenal.
Berbicara tentang menulis dewasa ini, Margaret
mengatakan: "Teknologi memungkinkan Anda untuk menjadi penerbit
sekaligus editor diri Anda sendiri, yang seharusnya mendorong banyak
dari kita - terutama kaum muda - untuk menulis dan mengekspresikan diri
mereka sendiri."
"Menulislah karena Anda akan sangat menikmatinya
dan belajarlah menjadi pembaca yang baik karena penulis-penulis terbaik
membaca dengan rakus. Kenali buku-buku terbaik di luar sana."
Diane Abbott, politisi (1953-sampai sekarang)
|
Getty Images
|
Pada tahun 1987, Diane Abbott menorehkan sejarah dengan menjadi
perempuan kulit hitam pertama yang terpilih menjadi anggota Parlemen.
Karirnya
di bidang politik dimulai pada tahun 1982, ketika dia terpilih menjadi
anggota Dewan Kota Westminster, sebelum terpilih menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat lima tahun kemudian.
Ini membuatnya menjadi sala
satu keturunan kulit hitam dan Asia pertama yang duduk di Parlemen -
dulu hanya kaum pria yang mendapat posisi tersebut.
Dia juga merintis sejumlah program seperti
London Schools dan
Black Child, yang bertujuan untuk membantu anak-anak kulit hitam agar berprestasi di sekolah.
Dia masih bertugas di Parlemen sampai hari ini sebagai salah satu politisi utama partai Buruh.
Malorie Blackman, penulis cerita anak-anak (1962-sampai sekarang)
|
Getty Images |
Penulis lainnya yang mungkin pernah Anda dengar adalah, penulis buku laris serial
Noughts & Crosses, Malorie Blackman.
Dia menjadi orang berkulit hitam pertama yang terpilih dalam
Children's Laureate.
Dia
mendapat tugas itu di tahun 2013, sebelum kemudian menyerahkan
jabatannya kepada ilustrator dan penulis Inggris Chris Riddell pada
tahun 2015.
Malori mengungkapkan dirinya ingin "menjadikan budaya
membaca begitu menarik" untuk anak-anak, dengan mendorong mereka untuk
mencari berbagai macam buku bacaan, mulai dari cerita pendek sampai
novel berformat komik.
Dr Shirley Thompson, konduktor musik
|
Winston Sill |
Belum lama ini Dr Shirley Thompson dinobatkan sebagai "salah satu
perempuan berkulit hitam yang paling inspirasional di Inggris" oleh
koran Metro.
Pada tahun 2004, dia menjadi perempuan pertama di Eropa dlam 40 tahun yang menjadi konduktor dan menggubah simfoni. Judulnya
New Nation Rising, A 21st Century Symphony.
Karya musiknya turut memeriahkan sejarah London dan dimainkan untuk menandai perayaan 50 tahun tahta ratu atau
Golden Golden Jubilee pada tahun 2002.
Dia juga menulis lagu-lagu yang digunakan dalam film-film, di televisi, dan dibawakan oleh para penari di atas panggung.
Atas karya-karyanya, dia pun masuk ke dalam daftar 100 orang berkulit hitam paling berpengaruh pilihan
Evening Standard pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.
Zadie Smith, penulis (1975-sampai sekarang)
|
Getty Images |
Jika Anda pergi ke sebuah toko buku, Anda pasti akan terantuk pada salah satu buku Zadie Smith di rak buku.
Dia seorang penulis yang sangat sukses, setelah menerbitkan buku pertamanya di usia 24 tahun.
Buku-buku
karyanya, yang diilhami oleh pengalamannya tentang permasalahan ras dan
masyarakat, membuatnya meraih banyak penghargaan.
Dia juga menulis berbagai esai dan cerpen, dan sekarang mengajar di New York University.