oleh Marthina Akobiarek pada 27 Maret 2012 pukul 5:02 ·
Sedang menikmati malam di jalanan kota ini sembari membayangkan hadirnya
temaniku.. Tiba-tiba langkahku tertahan.. Pandanganku terhenti sejenak
pada satu titik di langit.. Ah.. Ternyata cuma gumpalan awan, hanya
saja begitu terang.. Agak aneh sebenarnya, ini kan malam.. Kemudian awan
mulai berarak perlahan lalu meninggalkan lengkungan senyuman.. Aha,
rupanya ini dia yang membuat awan tadi terlihat bercahaya.. Bulan
sabit.. Ya, malam ini ia hadir tidak dengan bentuk sempurnanya.. Tapi
sungguh, indahnya mampu memaksaku untuk betah berlama-lama
memandangnya.. Bahkan bising laju kendaraan yang biasanya begitu
menjemukan, tiba-tiba berubah menjadi lantunan nada indah.. Indah
seperti dirinya..
Hmmm.. Adakah dia juga sedang menatap bulan yang sama denganku..? Jika memang iya, ingin rasanya kutitipkan sebaris kata rindu lewat lengkungan senyuman itu dan kuharap dapat dibaca dan dirasakannya.. Atau, seandainya memang iya, ingin rasanya aku menggantikan bulan itu sejenak saja untuk memandanginya, walau hanya dari kejauhan..
Sungguh, aku ingin menjadi segala yang dapat kau sentuh, kau lihat dan kau rasa..
Harus ku akui.. Kadang aku merasa cemburu.. Cemburu pada hujan yang dengan leluasa dapat menyentuhmu.. Pada angin yang dengan seenaknya dapat membelai lembut pipimu..
Ingin rasanya aku menjadi hujan dan angin yang dapat menyentuh dan membelaimu tanpa rasa bersalah.. Tapi apa mungkin..??? Atau bolehkah aku menjadi pelangi dihidupmu..? Walau tak selalu ada, yang jika hadir pun hanya sesaat, bahkan tak tampak nyata.. Tapi aku ingin selalu memberi warna di hidupmu.. Meninggalkan jejak pada hatimu..
Dan ketika nanti.. Saat angin tak lagi lembut membelaimu.. Saat hujan berhenti menyentuhmu.. Ku harap kau dapat melihatku yang tak tampak nyata, tapi selalu merindukanmu..
Hmmm.. Adakah dia juga sedang menatap bulan yang sama denganku..? Jika memang iya, ingin rasanya kutitipkan sebaris kata rindu lewat lengkungan senyuman itu dan kuharap dapat dibaca dan dirasakannya.. Atau, seandainya memang iya, ingin rasanya aku menggantikan bulan itu sejenak saja untuk memandanginya, walau hanya dari kejauhan..
Sungguh, aku ingin menjadi segala yang dapat kau sentuh, kau lihat dan kau rasa..
Harus ku akui.. Kadang aku merasa cemburu.. Cemburu pada hujan yang dengan leluasa dapat menyentuhmu.. Pada angin yang dengan seenaknya dapat membelai lembut pipimu..
Ingin rasanya aku menjadi hujan dan angin yang dapat menyentuh dan membelaimu tanpa rasa bersalah.. Tapi apa mungkin..??? Atau bolehkah aku menjadi pelangi dihidupmu..? Walau tak selalu ada, yang jika hadir pun hanya sesaat, bahkan tak tampak nyata.. Tapi aku ingin selalu memberi warna di hidupmu.. Meninggalkan jejak pada hatimu..
Dan ketika nanti.. Saat angin tak lagi lembut membelaimu.. Saat hujan berhenti menyentuhmu.. Ku harap kau dapat melihatku yang tak tampak nyata, tapi selalu merindukanmu..
0 komentar:
Post a Comment