Pemda Dogiyai Belum Perhatikan Guru Bantu |
Rasudofm -Dogiyai, Pemerintah Kabupaten Dogiyai belum memberi perhatian khusus bagi guru bantu. Seharusnya guru adalah prioritas utama dalam perhatian untuk support dana berupa honor sebelum diangkat menjadi pegawai negeri. Tapi anehnya, Pemda Dogiyai kurang perhatian dibidang pendidikan dari pemekaran hingga saat ini; kata Herman Agapa salah seorang tenaga guru bantu.
Puluhan Guru bantu yang tengah mengabdi di wilayah Pemerintahan Daerah Kabupten Dogiyai tidak diperhatikan secara serius. Sebenarnya tenaga guru yang bukan latar belakang pendidikan guru, namun tenaga guru yang saat ini mengajar karena peduli anak negeri Papua khususnya Dogiyai sehingga mengabdi setiap sekolah yang ada di Kabupaten ini.
Guru bantu yang sudah mengabdi 6 tahun saja belum diperhatikan berupa honorer untuk menghidupi keluarganya. Kalau itu tidak diperhatikan berhati siapa yang memperhatikan generasi muda yang sedang menekuni sekolah di bangku SD, SMP dan SMA di Kabupaten ini; Alumni Jurusan Pemeritahan STISIPOL "Silas Papare" Jayapura itu,
Pemerintah Daerah Kabupaten Dogiyai tidak menghargai pengabdian tenaga guru yang sedang mengabdi di daerahb ini. Tenaga guru bantu ini pengorbanan banyak berupa tenaga, waktu, biaya transportasi pada setiap sekolah yang ada guru bantu itu. Alumni STISIPOL Silas Papare itu mengakui sudah mengabdi SMP Negeri Kabupaten Dogiyai sebagai guru bantu bukan tenaga guru honorer. Saya mengabdi ssudah 4 tahun di SMP Negeri 1 Kamuu Utara abupaten Dogiyai ini.
Memang sekolah menegah pertama negari itu hanya satu tenaga garu dan dia itulah sekarang menjadi kepala sekolah. Kami melihat daerah ini sangat minim dalam tenaga pengajar guru. Seharusnya tingkat SMP itu setidaknya guru tetap sebanyak 4 tenaga pengajar di sekolah itu, tetapi melihat sekolahn itu kurang guru sehingga sekarang saya mengajar disini. Kalau kita sebagai anak negeri Papua khususnya Dogiyai tidak berperan berarti siapa yang akan membangun Dogiyai. Dinas Pendidikan, Kebudayan, pemuda dan Olahraga Kabupaten Dogiyai tidak ada semacam pengawasan. Untuk membentuk karateker Bangsa bagi anak negeri Dogiyai; tekannya.
Guru bantu tidak kenal lelah, tidak kenal waktu hujan untuk berjuang mengajar dan mengabdi meskipun tidak perhatikan ileh Pemda Dogiyai. Harapnya dari tenaga guru bantu ini membuka perhatikan pendidikan wilayah ini. Saya sebagai tenaga guru bantu dari salah satu sekolah kabuapten itu merasa prihatian untuk melihat kondisi rill perkembangan pendidikan saat ini dan masa mendatang. Guru sebagai pengelamat bagi generasi penerus bangsa di Kabupaten Dogiyai karean kenyataan di lapangan membuktikan yang benar-benar aktif mengajar di berbagai sekolah selama ini mengabdi guru-guru yang tersebar di wilayah itu. Yang korban guru bantu, sedang sudah pegawai negeri atau guru tetap entah kemana tidak tahu?; katanya
Guru bantu ini segalanya dikorbankan demi adik-adiknya baik itu Tenaga, Pikiran, Waktu, Biaya dan lain-lain. Itu hanya karena mereka mencintai adik-adiknya dan menganggap mereka sebagai Generasi Pengantinya dimasa-masa mendatang, sehingga bagaimanapun mereka bersedia tampa kenal lelah bertahan dan mengajar di sekolah; ujar Herman
Anehnya Pemerintah Kabupaten Dogiyai selama ini ada perhatian penuh terhadap tenaga-tenaga Honorer yang tengah mengabdikan diri pada setiap kantor dan dinas yang ada di Kabupaten Dogiyai. Untuk tenaga Honorer di setiap kantor dan dinas mendapatkan honor setiap bulan berkisar antara Rp.1.500.000;- sampai dengan Rp.3.000.000;- lebih. Lalu, mengapa tidak perhatikan tenaga guru bantu itu? Kapan dapat dana bagi tenaga guru bantu? Padahal guru bantu yang notabenehnya mencetak Sumber Daya Manusia persiapan Pembangunan Kabupaten Dogioyai saat ini dan masa mendatang; kata
Kata Agapa, sejak saya masuk mengajar sampai saat ini belum ada perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Dogiyai, baik itu pembayaran para tenaga-tenaga Guru bantu yang ada mengajar di setiap sekolah, penempatan tanaga pengajar tetap pada setiap sekolah, ruang belajar peserta didiknya, laboratorium, perpustakaan, perumahan bagi guru maupun fasilitas belajar. Kapan terwujud semua itu?
Saya mau tegaskan lagi bahwa Pemda Dogiyai belum serius perhatikan dalam bidang pendikan. Mungkin Pemda Dogiyai sudah keenakan dengan jabatan sehingga tidak urus bagi tenaga guru bantu ini? Tentunya prioritas utama Pendidikan, disamping bidang lain yang dibangun kabupaten ini. Mestinya pemerintah berperan penting dalam pendidikan secara serius untuk membentuk karakter bangsa Papua khususnya Dogiyai; terangnya Herman Agapa.
Sumber |
0 komentar:
Post a Comment