|
Police |
Indonesia Police Watch (IPW) menilai
aksi gerombolan bermotor yang diduga ditunggangi oknum TNI menjadi
tamparan bagi polisi, khususnya Polda Metro Jaya. IPW meminta polisi
melakukan evaluasi terkait aksi brutal yang menelan korban jiwa.
"Ini menunjukan kepekaan jajaran
Polda Metro Jaya sangat rendah. Aksi geng motor dan penyerbuan kemarin
adalah satu tamparan buat Polda Metro Jaya untuk melakukan evaluasi
diri," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, saat berbincang.
Kurangnya kepekaan itu dilihat dengan
adanya pembiaran dari aparat kepolisian saat Kelasi Arifin yang tengah
mengawal sebuah truk tangki menjadi korban aksi geng motor di kawasan Jl
Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakpus, Minggu (31/3) dini hari.
"Sejak ada anggota TNI jadi korban,
polisi seharusnya langsung berkomunikasi dengan Pangdam Jaya atau pihak
berwenang di TNI untuk mengantisipasi sekaligus meredam anggotanya. Tapi
itu tidak langsung dilakukan. Seharusnya ada kesadaran jika TNI
memiliki kutur yang solid antar individu di dalamnya," papar Neta.
Menurut Neta, keterlibatan oknum TNI
dalam penyerangan dan pengeroyokan Jumat dini hari di beberapa titik di
Jakarta, merupakan kristalisasi dari kekecewaan TNI karena menilai
polisi tidak serius menuntaskan perkara pembunuhan terhadap rekannya.
"Sehingga main hakim sendiri dan mencari orang yang menewaskan rekannya," jelas Neta.
Neta menambahkan, gerombolan bermotor
yang diduga oknum TNI tersebut juga memberikan peringatan kepada polisi
untuk serius mengungkap kasus yang menelan korban jiwa dari anggota TNI
AL itu.
"Mereka melampiaskan kemarahannya
dengan menyerang kantor polisi yang merupakan simbol penegak hukum. Ini
suatu peringatan agar polisi serius mengusut kasus yang menimpa
rekannya," jelas Neta.
Sebelumnya sumber detikcom mengatakan
gerombolan TNI melakukan kekerasan secara membabi buta di 7-Eleven, Jl
Salemba Raya, Paseban, Jakarta Pusat dan Jl Pramuka Raya.
Di Jl Pramuka Raya, 3 motor dirusak
dan 2 dibakar. Tak hanya itu, dua orang yang saat itu berada di pinggir
jalan ikut dibacok. Keduanya yaitu Rendy Haryanto (20) dan Anggi
Darmawan (19). Anggi akhirnya meninggal dunia setelah dirawat di RS
Islam Cempaka Putih.
Sebelumnya, Kadispen TNI AL Laksamana
Pertama Untung Suropati membenarkan adanya dua anggota TNI yang
tertembak di Jalan Raya Pramuka dini hari tadi. Pihaknya menyerahkan
sepenuhnya penyelidikan kasus tersebut ke aparat polisi.
Usai menembak korban, pengendara
Yaris melarikan diri ke arah Rawasari kemudian masuk tol antara Tol
Rawamangun dan Tol Rawasari. Sementara kedua korban dibawa ke RSPAD
menggunakan taksi.
(es/ES/bd-dtc)
0 komentar:
Post a Comment