BOGOTA |
BOGOTA - Dua
buah bom berkekuatan rendah meledak di dekat Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Bogota, Kolombia Jumat (13/4) malam waktu setempat. Kejadian
ini terjadi sesaat setelah Presiden Barack Obama mendarat di kota
Kartagena, 658 km Barat Laut Bogotta, untuk menghadiri KTT Negara Benua
Amerika.
“Tidak ada seorang pun yang tewas dalam kejadian ini, tidak ada yang terluka dan tidak kerusakan yang dilaporkan pada gedung kedutaan tersebut,” ucap seorang petinggi kepolisian lokal yang tidak ingin identitasnya diungkap.
Sang petugas juga tidak menyebutkan pelaku di balik pemboman tersebut. Insiden itu terjadi Jumat (13/4) pukul 07:30 malam waktu setempat atau Sabtu pukul 07:30 WIB itu membuat puluhan petugas polisi berdatangan untuk melakukan olah TKP.
Selain Kedutaan Besar AS, daerah tersebut juga menjadi lokasi beberapa kantor pemerintahan termasuk Kejaksaan Agung Kolombia. Sebagai ibu kota negara, Bogota kerap kali menjadi lokasi serangan kelompok gerilyawan yang bersembunyi di daerah hutan dan pedalaman di negara tersebut.
Salah satu dari kelompok tersebut adalah Tentara Revolusioner Kolombia yang tenar dengan sebutan gerilyawan FARC. Gerilyawan FARC yang berhaluan kiri telah berperang melawan pemerintah sejak tahun 1964. (afp/ara/jpnn)
“Tidak ada seorang pun yang tewas dalam kejadian ini, tidak ada yang terluka dan tidak kerusakan yang dilaporkan pada gedung kedutaan tersebut,” ucap seorang petinggi kepolisian lokal yang tidak ingin identitasnya diungkap.
Sang petugas juga tidak menyebutkan pelaku di balik pemboman tersebut. Insiden itu terjadi Jumat (13/4) pukul 07:30 malam waktu setempat atau Sabtu pukul 07:30 WIB itu membuat puluhan petugas polisi berdatangan untuk melakukan olah TKP.
Selain Kedutaan Besar AS, daerah tersebut juga menjadi lokasi beberapa kantor pemerintahan termasuk Kejaksaan Agung Kolombia. Sebagai ibu kota negara, Bogota kerap kali menjadi lokasi serangan kelompok gerilyawan yang bersembunyi di daerah hutan dan pedalaman di negara tersebut.
Salah satu dari kelompok tersebut adalah Tentara Revolusioner Kolombia yang tenar dengan sebutan gerilyawan FARC. Gerilyawan FARC yang berhaluan kiri telah berperang melawan pemerintah sejak tahun 1964. (afp/ara/jpnn)
0 komentar:
Post a Comment