Perkebunan karet. KOMPAS/IRMA TAMBUNAN |
MERAUKE -- Perkebunan karet rakyat terus
dikembangkan di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Komoditas karet
dinilai memiliki masa depan cerah, sehingga lahan perkebunan karet
rakyat akan terus diperluas.
Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Merauke, Effendi Kanan mengatakan, pada tahun 2012
ditargetkan perluasan lahan perkebunan karet rakyat di Merauke seluas
275 ha. "Komoditas karet memiliki prospek cerah dan menguntungkan,"
ujar Effendi, Senin (23/4/2012) di Merauke.
Effendi memberi
gambaran, setiap hektar kebun menghasilkan karet sekitar 10 kg per
hari. Harga karet lembaran di Merauke saat ini mencapai Rp 22.000 per
kg, sehingga petani bisa memperoleh hasil hingga sekitar Rp 6 juta per
bulan.
Ia mengungkapkan, dari 275 ha yang direncanakan itu, 25
ha di antaranya diperuntukan bagi penduduk lokal. Adapun 250 ha lainnya
di lahan yang sudah terbuka, di antaranya lahan-lahan milik masyarakat
eks transmigran. "Untuk lahan yang 25 ha itu, pemerintah membantu
membuka kebun, bibit, sampai penanamannya. Sedangkan untuk 250 ha itu,
kita bantu bibit dan bantuan biaya tanam," kata Effendi.
Bantuan
bibit dan biaya tanam akan disalurkan melalui kelompok-kelompok tani
sebesar Rp 5.000 per batang. Satu hektar lahan ditanami 500 batang
bibit. Pengembangan kebun karet rakyat akan difokuskan di
distrik-distrik yang kondisi tanahnya cocok untuk tanaman karet, yaitu
Distrik Muting, Sota, Ulilin, Jagebob, dan Elikobel.
Menurut
Effendi, untuk pengembangan kebun karet rakyat, juga telah dikembangkan
kemitraan antara investor lokal dengan petani. Pihak perusahaan diberi
kewajiban membuka lahan II milik warga eks transmigrasi yang masih
berupa hutan, menyediakan bibit karet, dan menanamkan. Perusahaan
mendapat hak kelola kayu hasil tebangan hutan. "Kebun karet itu
sepenuhnya milik masyarakat. Ini pola baru. Saat ini ada 80 hektar
sedang dikerjakan," katanya.
Effendi mengemukakan, Pemkab Merauke
telah memutuskan perkebunan karet tidak akan dilepaskan digarap
investor besar. Perkebunan karet hanya dikhususkan bagi masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Meski demikian, investor
dipersilahkan menampung hasil karet rakyat.
Untuk melindungi karet
rakyat, Pemkab Merauke telah menetapkan standar minimal harga karet
lembaran, yaitu Rp 22.000 per kg di kota Merauke. Berdasarkan data
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Merauke, perkebunan karet rakyat di
Merauke tahun 2011 mencapai 1.088 ha.
Jemingin (51), warga kampung
Belbelan, Distrik Ulilin menyatakan minatnya untuk mengembangkan kebun
karet agar dapat menambah penghasilannya sebagai petani padi. Karena
itu, pihaknya berharap, dapat segera mendapat bantuan bibit dan
penanaman karet. "Tanah di sini subur dan sesuai untuk tanaman keras
seperti karet," ujarnya.
KOMPAS.com
0 komentar:
Post a Comment