Sekilas melihat Papua..
Save Papua |
Provinsi Papua
merupakan Provinsi yang paling luas wilayahnya dari seluruh Provinsi di
Indonesia. ebih dari 75% masih tertutup oleh hutan-hutan tropis yang
lebat, dengan ± 80% penduduknya masih dalam keadaan semi terisolir di
daerah pedalaman (bagian tengah Papua). Secara geografis berada diantara
garis meridian 0’19’ – 10045 LS dan antara garis bujur 1300 45 – 141048 BT yang membentang dari Barat ke Timur dengan silang 110
atau 1.200 Km. Dengan demikian daerah Papua berada didaerah yang
beriklim tropis dengan cuaca yang panas dan lembab d daerah pantai,
serta cuaca dingin dan bersalju pada bagian yang tertinggi di daerah
pegunungan Jayawijaya.
Sekilas..Papua memang begitu indah dengan pesona alamnya namun sayang kenyataan yang terjadi tidak seindah yang kita bayangkan..
Jika kita tilik
kebelakang kenapa peristiwa ini terjadi, itu tidak lepas dari
ketidakpuasan masyarakat terhadap pembangunan di wilayah mereka yang
terkesan statis, tidak ada perubahan sama sekali. Menurut data
statistik, hanya 50% jalan di Papua yang BERASPAL, 75% penduduknya BUTA
HURUF, dan 37% berada di garis KEMISKINAN.
Ketua
DPR RI, Marzuki Alie, menyatakan, akar permasalahan konflik di Papua
adalah rasa ketidakadilan dan belum meratanya kesejahteraan
sosial-ekonomi masyarakat Papua. Beliau
menambahkan, pemberian otonomi khusus berdasarkan UU 21 Tahun 2001 yang
telah diubah menjadi UU 35 Tahun 2008 adalah sudah tepat. Otonomi khusus merupakan awal kebijakan yang tepat guna membangun kepercayaan masyarakat Papua. Namun, dengan kucuran dana Rp300 triliun dari pemerintah, masyarakat Papua tetap tidak merasa ada peningkatan kesejahteraan.
Situasi yang sangat
ironis, karena Papua berada diatas ladang emas dan logam yang sangat
berharga. Emas yang menurut seorang jurnalis dari inggris, emas inilah
yang berhasil membangun Amerika Serikat menjadi negara yang sangat maju
melalui PT. Freeport.
PT. Freeport berhasil
menguasai emas di Papua sejak 1961 dan rencananya akan berakhir pada
2041. Impossible, bisa dibayangkan batapa semakin kayanya Amerika
Serikat selama 30 tahun kedepan, dan bisa dibayangkan apa yang akan
terjadi dengan Indonesia selama 30 tahun kedepan bila ini akan terus
berlanjut. Dalam kontrak yang terjadi Indonesia hanya berhak menikmaati
1,5 – 3% hasil logam dan hanya 1% hasil exploitasi emas. Sisanya, lebih
dari 95% dinikmati oleh Amerika Serikat. Jika dalam satu tahun bisa
menghasilkan lebih dari $ 1 milyar, tidak heran jika sekarang Amerika
menjadi negara maju.
Pemerintah yang
seharusnya tahu potensi negara ini seakan – akan membiarkan potensi itu
hilang begitu saja, tanpa ada niat untuk memmanfaatkan potensi yang ada.
Namun ketika potensi itu di ambil oleh negara lain atau diklaim oleh
negara lain, masyarakat bereaksi keras dengan apa yang terjadi. Inilah
kenyataan yang terjadi di negeri tercinta kita.
Memang harus diakui
bahwa wilayah Papua masih jauh dari pembangunan infrastruktur,
pemerataan pendidikan, kesehatan dan pendapatan. Jumlah penderita virus
HIV yang terus meningkat (dikarenakan adanya adat mereka yang harus
bergonta-ganti pasangan), masih banyak terjadi perang suku, dll. Ini
semua terjadi karena kurangnya edukasi dan informasi sejak dini kepada
mereka.
Memang tidak akan
habisnya jika kita membahas mengenai Papua dengan segudang konflik yang
pelik tertimbun disana tanpa tau kapan dan bagaimana penyelesaiannya.
Namun satu hal yang pasti dari sejumlah permasalahan yang (juga)
dihadapi Indonesia, jangan lupakan konflik Papua begitu saja. Rakyat
Papua juga memiliki hak yang sama seperti warga negara Indonesia lainnya
untuk dapat menikmati kekayaan alamnya, untuk memperoleh pendidikan,
merasakan kesejahteraan bermasyarakat dan tentu saja memperoleh
kemerdekaan seutuhnya sesuai dengan UUD 1945.
kompasiana.com
0 komentar:
Post a Comment