Ilustrasi: Papua. |
General Manajer PT
Pelindo IV (perseor) Cabang Merauke, Iwan Syarifudin, di Merauke, Jumat
(27/7/2012), menuturkan kronologi rusaknya bolder dan dolphin dermaga Pelabuhan Merauke.
Iwan
menuturkan, peristiwa terjadi Rabu lalu sekitar 15.40 WIT. Saat itu
arus sungai Maro cukup kuat, akibat terpengaruh pasang laut Arafuru.
Arus
kuat tersebut mengakibatkan kapal Armada Senada yang tengah tambat di
dermaga bara, mengalami putus tali pengikat. " Kapal hanyut terseret
arus dan menabrak buritan kiri KRI Banjarmasin (yang sedang sandar di
dermaga)," ujar iwan.
Akibat hentakan kapal Armada Senada, salah
satu tali pengikat KRI Banjarmasin juga ikut putus dan mengakibatkan
bolder (tempat pengait tali di dermaga) patah.
Sundulan itu, ujar
Iwan, membuat haluan KRI Banjarmasin menabrak dolph in (bangunan
dermaga untuk mengikat tali kapal). " Ini memang murni musibah karena
faktor alam,? katanya.
Menurut Iwan, akibat peristiwa yang
mengakibatkan patahnya bolder dan rusaknya dolphin, ditaksir kerugian
fisik mencapai Rp 2 miliar.
Iwan mengatakan, kejadian seperti ini
merupakan yang ketiga pada tahun ini akibat kuatnya arus pasang Sungai
Maro. " Kondisi alam di sini cukup akstrem karena perbedaan pasang
surut hingga mencapai 5-6 meter ", ujarnya.
Hingga Jumat ini,
KRI Banjarmasin yang mengangkut pasukan satuan tugas pengamanan
perbatasan masih tampak sandar di Pelabuhan Merauke.
Editor :
Agus Mulyadi
KOMPAS.com
0 komentar:
Post a Comment