Timika: Polhukam / Minggu, 15 Juli 2012 20:48 WIB - Ketua Komisi A DPRD Mimika, Papua, Athanasius
Allo Rafra menyatakan sangat prihatin dengan masih berlanjutnya konflik
antara dua kelompok warga di Kwamki Lama, Distrik Kwamki Narama.
Allo Rafra mengatakan sangat menyayangkan sikap warga dari dua belah pihak yang tidak mau memahami upaya yang dilakukan aparat keamanan dan berbagai pihak, untuk segera mengakhiri pertikaian yang telah berlangsung lebih dari satu bulan.
"Selama ini aparat keamanan sudah sungguh-sungguh berjuang dan mencari jalan untuk menyelesaikan masalah di Kwamki Lama. Teman-teman dari DPRD juga sudah turun. Bahkan Kapolda Papua, Wakil Bupati Mimika juga sudah masuk dan berbicara di sana untuk menghentikan pertikaian. Tapi sangat disayangkan niat baik semua pihak tidak dimengerti oleh masyarakat," tutur Allo Rafra.
Menurut dia, jika suara dan seruan dari berbagai pihak tidak juga didengar oleh dua kelompok yang bertikai maka Bupati Mimika Klemen Tinal harus turun tangan secara langsung.
Sebagai anak daerah dan anak adat, Bupati Klemen Tinal diminta segera menyelesaikan persoalan warganya.
"Kapolres, Dandim dan Wakil Bupati sudah pernah gelar acara perdamaian melalui prosesi patah panah. Bahkan senjata tajam sudah dirazia, orang-orang yang berkerumun dibubarkan dan tenda-tenda dibongkar. Itu semua positif, tapi dalam tempo dua hari sudah bertikai lagi," jelas Allo Rafra.
Mantan Penjabat Bupati Mimika periode 2007-2008 itu meminta aparat keamanan mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yang menghambat upaya perdamaian di Kwamki Lama dengan menerapkan hukum positif.
Bagi Allo Rafra, pembiaran terhadap pemberlakuan hukum adat di Kwamki Lama selama ini justru mengakibatkan korban jiwa terus berjatuhan dari kedua belah pihak.
"Jangan berdalih konflik di Kwamki Lama adalah masalah adat. Kalau adat menyebabkan orang saling membunuh, itu adalah kriminal dan harus ditindak tegas," usul politikus dari PDI-Perjuangan itu.
Allo Rafra mendesak Bupati Mimika Klemen Tinal melantik Kepala Distrik (camat) Kwamki Narama dan staf pendukung lainnya agar masyarakat di wilayah itu merasa diperhatikan.
"Masyarakat yang ada di Kwamki Lama selama ini seolah-olah jauh dari pemerintah. Jadi, perlu segera dilantik kepala distrik Kwamki Narama agar warna pemerintah terlihat di mata masyarakat. Kasihan aparat keamanan, mereka selama ini terkesan sebagai pemadam kebakaran di Kwamki Lama," tutur Allo Rafra.
Hingga saat ini situasi keamanan di Kwamki Lama belum kondusif. Sabtu (14/7) kemarin, dua kelompok bertikai di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang dengan menggunakan busur, anak panah dan senapan angin. Lebih dari 30 orang terluka.(Ant/RZY)
Metrotvnews.com
Allo Rafra mengatakan sangat menyayangkan sikap warga dari dua belah pihak yang tidak mau memahami upaya yang dilakukan aparat keamanan dan berbagai pihak, untuk segera mengakhiri pertikaian yang telah berlangsung lebih dari satu bulan.
"Selama ini aparat keamanan sudah sungguh-sungguh berjuang dan mencari jalan untuk menyelesaikan masalah di Kwamki Lama. Teman-teman dari DPRD juga sudah turun. Bahkan Kapolda Papua, Wakil Bupati Mimika juga sudah masuk dan berbicara di sana untuk menghentikan pertikaian. Tapi sangat disayangkan niat baik semua pihak tidak dimengerti oleh masyarakat," tutur Allo Rafra.
Menurut dia, jika suara dan seruan dari berbagai pihak tidak juga didengar oleh dua kelompok yang bertikai maka Bupati Mimika Klemen Tinal harus turun tangan secara langsung.
Sebagai anak daerah dan anak adat, Bupati Klemen Tinal diminta segera menyelesaikan persoalan warganya.
"Kapolres, Dandim dan Wakil Bupati sudah pernah gelar acara perdamaian melalui prosesi patah panah. Bahkan senjata tajam sudah dirazia, orang-orang yang berkerumun dibubarkan dan tenda-tenda dibongkar. Itu semua positif, tapi dalam tempo dua hari sudah bertikai lagi," jelas Allo Rafra.
Mantan Penjabat Bupati Mimika periode 2007-2008 itu meminta aparat keamanan mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yang menghambat upaya perdamaian di Kwamki Lama dengan menerapkan hukum positif.
Bagi Allo Rafra, pembiaran terhadap pemberlakuan hukum adat di Kwamki Lama selama ini justru mengakibatkan korban jiwa terus berjatuhan dari kedua belah pihak.
"Jangan berdalih konflik di Kwamki Lama adalah masalah adat. Kalau adat menyebabkan orang saling membunuh, itu adalah kriminal dan harus ditindak tegas," usul politikus dari PDI-Perjuangan itu.
Allo Rafra mendesak Bupati Mimika Klemen Tinal melantik Kepala Distrik (camat) Kwamki Narama dan staf pendukung lainnya agar masyarakat di wilayah itu merasa diperhatikan.
"Masyarakat yang ada di Kwamki Lama selama ini seolah-olah jauh dari pemerintah. Jadi, perlu segera dilantik kepala distrik Kwamki Narama agar warna pemerintah terlihat di mata masyarakat. Kasihan aparat keamanan, mereka selama ini terkesan sebagai pemadam kebakaran di Kwamki Lama," tutur Allo Rafra.
Hingga saat ini situasi keamanan di Kwamki Lama belum kondusif. Sabtu (14/7) kemarin, dua kelompok bertikai di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang dengan menggunakan busur, anak panah dan senapan angin. Lebih dari 30 orang terluka.(Ant/RZY)
Metrotvnews.com
0 komentar:
Post a Comment