68 Mahasiswa Paniai Bogor Belum Mendapat Bantuan Dana
Pendidikan dari PEMDA Kab Paniai
Selama 15 tahun bantuan
dana pendidikan dari kabupaten
Paniai telah ada dan langsung nikmati oleh mahasiswa asal Paniai. Karena setiap tahun di bagikan kepada mahasiswa asal
Paniai itu sendiri. Tiga sumber dana yang di cairkan oleh
pemerintah daerah setempat untuk membantu krisis ekonomi lokal dalam dunia pendidikan.
Tiga sumber dana yakni dana praktek kerja lapangan (PKL), Dana tugas akhir,PKL
dan dana pemondokan membagikan dalam satu kali
menjalankan dalam setahun.
Sebanyak 68 mahasiswa
suku MEE asal Paniai di kota stduy Bogor Jawa Barat tak mendapatkan bantuan
dana pendidikan dari kabupaten Paniai
tahun 2012. Pada bulan Mei dana pendidikan tersebut telah terealisasikan ke
setiap masing – masing kota study se-
nusantara. Sampai saat ini ke 68 mahasiswa asal Paniai Bogor belum mendapatkan hak yang mereka
bisa miliki sama seperti teman – temannya lainnya.
Akibatnya tidak
terealisasikan dana tersebut, (hari Jumat-13 juli) di bogor ,pemilik kontrakan
mengusir anak – anak dari tempat tinggallnya. Di sana kami memiliki 3
kontrakan yakni 2 kontrakan putra dan 1 kontrakan putri. Saat ini semua mahasiswa
mengungsi dari tempat tinggalnya. Karena belum memperpanjangkan masa
kontrakannya dan juga memakann biaya puluhan juta rupiah.
Hal lain, Kabupaten
Paniai adalah daerah kemiskinan urutan nomor
dua di tanah Papua. Mahasiswa yang sedang kuliah di Bogor mereka
memiliki ekonomi terbatas pula.
Karena keluarga kami juga petani
lokal. Tidak sama seperti petani di luar negeri. Kami tahu orang tua kami memiliki kekayaan
tanah (kebun) banyak tetapi berkebun pun
hanya bekerja untuk nafka hidup sehari – hari yang di sebut
petani Gurem. Tidak sama seperti Pertaniaan Perkebunan Besar yang melibatkan
agribisnis. Semua mahasiswa Papua pada umumnya berangkat kuliah dari kelas
ekonomi rendah atau kelas ekonomi bawah.
Kami merasakan bahwa dengan adanya bantuan ini sala – satu jalan menutupi
krisis ekonomi lokal. Dengan tujuan
untuk membangun sumber daya manusia
(SDM) paniai pada umumnya SDM di tanah Papua.
Kami
menyesal dengan
perilaku kebijakan koordinator lapangan sekaligus bendahara sosial
pembagian
dana Pendidikan tahun 2012 (Sem Pekei S.Sos) dalam ketidakadilan
pembagiannya.
Hak – hak yang kami bisa miliki tidak mendapatkan. Apakah membangun
kejujuruan
atau membangun penindasan. Banyak mahasiswa
baik tugas penelitian maupun tugas PKL
menundahkannya karena kekurangan dananya. Dana yang mereka miliki pun
membayar tempat tinggalnya. Kota Bogor adalah kota Pariwisata. Harga
kos – kosan mencapai Rp 500.000 sampai RP.1.000.000. Dengan itu tidak
mencukupi untuk
melunasi biaya tugas – tugas di atas ini.
Dari 68 mahasiswa
tersebut, 17 orang sedang mengajukan proposal peraktek kerja lapangan (PKL), 13
orang mengajukan proposal Penelitian dan lainya adalah mahasiswa semester
bawahan yang mana berhak
mendapatkan dana pemondokan atau hak
tempat tinggal.
Kami merasa aneh
melihatnya juga bahwa, kota study lain se – nusantara yang mahasiswa asal Paniai yang kurang dari 10
orang saja bisa mendapatkan bantuan tersebut. Pada hal kami di kota Study
Bogor kapasitas mahasiswa asal Paniai
yang mendekati 70 orang tidak
mendapatkannya. Kami tak pernah melanggar atau merusak nama kabupaten
Paniai. Mewakili pemerintah daerah
melewatkan kota study kami di Bogor.
Data pantauan
mekanisme pembagian juga tidak jelas.
Contoh Jalur pembagian di Pulau jawa
pada tahun ini , hari pertama di kota study malang (tatap muka dengan
mahasiswa), Kota study Surabaya (melalui nomor rekening), Kota study Jakarta
(Tatap muka dengan mahasiswa), Yogyakarta dan Solo (Tatap Muka), Bandung dan
Semarang,salatiga (penyerahan melalui
ketua ikatan IPMAPAN lewat nomor rekening) dan Bogor ............?.
Mengapa Bogor tanda
tanya ?
Sesuai informasi SMS
melalui HP dari “Pekei” koordinator lapangan, bantuan dana pendidikan untuk
kota study Bogor suda ambil. Saya
serahkan kepada Petrus Youw. Lanjutan
Pekei “ You membawahkan data base
mahasiswa Bogor dengan stempel basa di
kantor Dinas Sosial di madi Panai. Belum
jelas Kapan, dimana dan Volume dana yang
di serahkannya.
Saya sebagai Wakil
ketua ikatan pelajar Mahasiswa 4
kabupaten yakni Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) di Bogor menyatakan Penyerahan dan penerima dana
bantuan tersebut untuk kota study Bogor tidak sah. Sekalipun Pekei mengungkapkan sudah menyerahkan dana
tersebut kepada sala – satu mahasiswa kota study Bogor Yakni Petrus Youw
(alumnus).
Kami
punya ikatan tanah rantau yang sebut
IPMANAPANDODE. Dalam data buku panduan Ikatan atas nama Petrus Youw
adalah seorang Alumnus. Lususan
sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu Politik (STISIP) SYAMSUL ULUM
Sukabumi. Pengesahan bulan 7 - Mei 2011. Dengan judul skripsi
“Hubungan Kualitas Pelayanan Dinas
Kebersihan Kota Bogor Dengan Kepuasaan Wajib Retribusi Kebersihan”.
(Sumber :
Perpustakaan IPMANAPANDODE Bogor, Emawa Jl. Bangka No 15 Baranang siang
Bogor).
Dengan demikian,
mengingat kembali aturan Pemerintah
Kabupaten Paniai dalam hal Pembagian
dana bantuan Pendidikan tersebut .
Dua tahun sebelummnya tahun 2010 Kepala Dinas Sosial Kabupaten Paniai “ Pak Edi “ dari kontrakan Paniai Bogor
mengatakan yang berhak wajib mendapatkan
dana Pendidikan adalah mahasiswa yang sedang aktif Kuliah di kota Study
setempat.
Melihat ungkapan Kepala Dinas Sosial
tersebut bahwa “Pekei” menyalahi dan melanggar aturan yang ada. Yang menerima adalah seorang alumnus.
Kami secara tegas
memutuskan beberapa tuntutan pernyataan sikap :
1. Keputusan
yang di ambil oleh Sem Pekei Koordinator
lapangan adalah melanggar aturan dan keputusan tidak sah.
2. Menyerahkan
dan menerima dana tersebut adalah utang pi utang antara berduaan.
3. Segera
terealisasikan dana bantuan tersebut kepada Mahasiswa asal Paniai Bogor.
4. Kami
akan menunggu sampai kapan pun dana tersebut harus terealisakan kepada kami.
Hak hidup,hak makan ,
hak minum, dan hak memiliki tempat tinggal tidak ada orang yang
menggangunya. Kami tak pernah belajar
politik maka stop mengajari politik
biadap. Politik biadap adalah membangun ketidak senangan antara hubungan
alumnus, senioritas dan junioritas mencapai konflik horizontal.
Kami ingin membangun Papua daerah Zona
damai maka semua intelektual yang ada di
bumi Papua memberikan,mengarakan kami
arah yang lebih baik pula. Seorang
intelektual jangan jadi aktor mencari masalah dalam segala hal. Semoga orang
tua kami di kampung halaman tidak mendapatkan kebodohan,kemunafikan dan
ketertindasan sama seperti saat ini sedang kami alami penindasan,
pembodohan dari Sem Pekei S.Sos.
Oleh
: Marinus Gobai
0 komentar:
Post a Comment