Kalau diamati sejarah dari bangsa/daerah
ini, maka akan tampak jelas betapa beraninya anak-anak muda papua selama ini
mencetuskan gagasan-gagasan baru dan orisinal untuk membangun bangsa/daerahnya.
Kaum muda juga tidak jarang tampil ke depan, mengambil inisiatif baru, dan
menjadi aktivis yang dinamis dan militan, menciptakan prospek yang cemerlang
bagi masa depan bangsa/daerah papua.
Dicermati berdasarkan periode setiap generasi kepemudaan, maka dapat dilihat bahwa setiap angkatan di setiap generasi memiliki bentuk dan fokus perjuangan yang berbeda-beda. Angkatan Terdahulu lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat kebersamaan/nasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada berbangai perhimpunan, Ikatan-ikatan dan kelmopok-kelompok Aktivis masyerakat lainnya. Momen historis bagi para pemuda papua dalam merumuskan kesatuan dan persatuan kekerabatan dalam suatu kekeluargaan, sehingga mampu memodali diri untuk terus mengusir penjajah yang selama bertahun-tahun bercokol di daerah Papua. Cipratan darah di berbangai daerah di Tanah Papua menjadi saksi atas pengorbanan para pemuda papua, yang gagah berani mengusir penjajah dari tanah ini sampai sekang ada yang menjadi korban. Sementara angkatan sekarang banyak berbicara tentang wacana keadilan ekonomi politik bahkan perjuangan itu sendiri.
Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan papua itu dibangun diatas idealisme, komitmen sosial dan kekeluargaan kaum muda semasa dahulu dan sekarang ini. Peran kaum muda sebetulnya merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi. Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang harus menjadi contoh bagi generasi yang akan datang nantinya.
Dicermati berdasarkan periode setiap generasi kepemudaan, maka dapat dilihat bahwa setiap angkatan di setiap generasi memiliki bentuk dan fokus perjuangan yang berbeda-beda. Angkatan Terdahulu lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat kebersamaan/nasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada berbangai perhimpunan, Ikatan-ikatan dan kelmopok-kelompok Aktivis masyerakat lainnya. Momen historis bagi para pemuda papua dalam merumuskan kesatuan dan persatuan kekerabatan dalam suatu kekeluargaan, sehingga mampu memodali diri untuk terus mengusir penjajah yang selama bertahun-tahun bercokol di daerah Papua. Cipratan darah di berbangai daerah di Tanah Papua menjadi saksi atas pengorbanan para pemuda papua, yang gagah berani mengusir penjajah dari tanah ini sampai sekang ada yang menjadi korban. Sementara angkatan sekarang banyak berbicara tentang wacana keadilan ekonomi politik bahkan perjuangan itu sendiri.
Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan papua itu dibangun diatas idealisme, komitmen sosial dan kekeluargaan kaum muda semasa dahulu dan sekarang ini. Peran kaum muda sebetulnya merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi. Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang harus menjadi contoh bagi generasi yang akan datang nantinya.
Namun, sekarang rupanya momen perjuangan itu hanya ingatan
tekstual yang terlampir pada lembaran buku–buku dan ingatan sejarah bangi
generasi papua sekarang. Pemuda masa kini, yang hidup di tengah arus
globalisasi banyak yang tidak bertahan dan hanyut terbawa arus gaya hidup
amoral. Hedonisme dan kebarat-baratan akrab dengan kehidupan bebas. para
pemuda. Bangga dengan budaya luar dan rasa gengsi dengan budaya lokal, adalah
cikal bakal lahirnya pemuda yang kurang menghargai agama dan sejuta kearifan
lokal daerahnya, hingga menimbulkan dekadensi (kemerosotan) moral yang luar
biasa di kalangan pemuda saat ini. Rasa gengsi terhadap budaya daerah ini
merupakan sebuah problema yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mungkin bagi
sebagian orang ini hanyalah sebuah masalah kecil, tapi sesungguhnya kehancuran
budaya suatu bangsa dapat terjadi dimulai dengan masalah-masalah seperti ini.
Ketika para generasi penerusnya tidak lagi bangga terhadap budaya mereka
sendiri maka harapan untuk melestarikan budaya itu akan lenyap secara
sendirinya. Sehingga akibatnya di masa depan daerah/bangasa ini akan kehilangan
identitasnya dan hanya akan menjadi daerah/bangsa yang primitif dan tidak
beradab.
Jika dulu para pemuda dengan penuh keyakinan, memegang
senjata dengan kekhawatiran Negara/daerah yang dicintainya dicuri oleh bangsa
lain. Kini, pemuda tidak mempunyai pegangan apa-apa. Pendidikan sebagai asas
pencetak karakter juga, tetapi bagi sebagian pemuda hanyalah formalitas, bukan
urgensi kehidupan. Tingkat pendidikan di Papua memang meningkat jika
dibandingkan dengan zaman dulu, apalagi zaman Orde lama dan orde baru. Akan tetapi,
kepintaran kaum muda papua saat ini, tidak dibarengi ketangguhan moral yang
seharusnya terus meningkat.
Dekadensi moral pemuda, sebagai anak bangsa adalah dampak
dari tidak adanya pijakan terhadap nilai-nilai yang sarat teladan. Mengonsumsi miras
dan seks bebas menjadi hal yang biasa menurut sebagian kalangan pemuda. Mereka
menganggap bahwa hal itu hanya keisengan semata. Pesta seks dan miras sering
terngiang di telinga. Bahkan, hampir setiap hari, media melaporkan kejahatan
amoral yang dilakukan pemuda di berbagai daerah ini.
Minuman keras dan seks telah mempengaruhi dan meracuni para
pemuda sehingga masa depan mereka terkikis habis. Hidup modern yang dianut oleh
Indonesia dan Barat indonesia hingga menyebar ke daerah, tidak dilandasi dengan
nilai moral dan cenderung mengadopsi budaya negatif modernitas,
menjerumuskannya ke lembah degradasi laku, di mana tidak akan ditemui lagi masa
depan yang cerah. Pemuda yang tidak bisa menyaring budaya indonesia dan Barat
dan arus modernitas akan menyebabkan dua arus itu sebagai ancaman bagi masa
depannya. Padahal jika ia mampu memaknai modernitas, pasti ia akan menemukan
kebaikan-kebaikan yang dikandungnya. Ancaman dekadensi moral pemuda terus
menerus melanda bangsa/daerah ini. Pornoaksi dan pornografi seringkali menjadi
tontonan umum, bahkan tuntunan. Efek yang ditimbulkan dari pornoaksi dan
pornografi adalah lahirnya paham seks bebas. Televisi, internet, dan CD/DVD
porno menayangkannya seolah tuntutan pasar. Sehingga, dampaknya pada pemuda,
mereka banyak yang mengikuti gaya hidup tersebut. Tayangan gaya hidup negatif Indonesia
dan Barat terus menerus menyeret pemuda papua ke kandang modernitas dan
mengikatnya, hingga mereka berkiblat pada tingkah laku lampah Barat dan
Indonesia yang tak beradab. Inilah racun yang sangat ditakuti mendegradasi
kepribadian generasi muda bangsa/daerah papua.
Ancaman dekadensi moral adalah permasalahan bangsa/daerah
yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya. Jika hal ini terus-menerus
dibiarkan, maka akan mengakar di diri tiap pemuda papua, bahkan seluruh lapisan
masyarakat papua akan terkena dampak krisis moral ini. Kelalaian dan keteledoran
bangsa/daerah Papua dalam menjaring setiap budaya yang masuk ke daerah ini,
melahirkan dampak yang negatif dan merusak. Westernisasi yang dibiarkan,
lama–kelamaan akan menghapus kebudayaan lokal papua yang penuh dengan kearifan
hidup. Jika ancaman dekedensi moral tidak disikapi dengan serius oleh
pemerintah, kita tidak akan jadi bangsa/daerah yang maju dan bebas.
Oleh: Nick Beto Anouw
0 komentar:
Post a Comment