Membuat,
masyarakat tidak tahan hidup di Negerinya, dengan jiwamu yang tidak
membangun negeri terpinggir ini dan dengan sifatmu yang tertutup dalam
semua perjalanan pembangunan dan pengaluran dari awal hingga saat ini.
Masyarakat sederhana yang hidup menjadikan lebih besar dengan hasil keringat dari kebunnya, duri putri malu meyusuk di jari-jarinya pun tak merasa. Akan merasakan ketika mengkikis ubi di honai, buat makan malam keluarganya.
Wahai penguasa, jangan menutup jiwamu dengan batu sandungan tapi balikkan pandanganmu dan buka mata melihat kebelakang’ banyak orang miskin yang mengikutimu di belakang dengan perutnya meliris karena kelaparan. Memakan makanan pun kulit buanganmu orang penyuasa.
Wahai masyarakat, apakah kalian yang dilahirkan diatas ranjang kesengsaraan, diberi makan pada dada perununan nilai, yang bermain sebagai seorang anak dirumah tirani, engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan air mata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil dan lelaki yang meninggalkan isterinya, anak-anaknya yang masih kecil, sahabat-sahabatnya, dan memasuki gelangkan kematian demi kepentingan perutmu, yang mereka sebut keperluan.
Oleh: Damianus Goo
0 komentar:
Post a Comment