Rav. Socraetez Sofyan Yoman |
JAYAPURA – Penyelenggaraan Raimuna Nasional yang
Tahun 2012 kali ini dilaksankan di Bumi Perkemahan Phokela Waena,
mendapat sorotan tajam dari tokoh agama, yakni dari Pdt Socratez S
Yoman, yang dikenal cukup vocal terhadap pemerintah.
Ia menyatakan bahwa pelaksanaan raimuna penuh dengan nuansa politis, yakni sebagai upaya pemerintah RI membangun citra, bahwa Papua merupakan daearah yang aman dan tidak ada gangguan apa-apa.
“Dimensi politik tujuan Bangsa Indonesia untuk dunia internasional tentang pelaksanaan raimuna di Papua agar Papua terlihat aman dan damai tidak ada konflik di Tanah Papua,” ungkapnya kepada Bintang Papua di kediamannya, Rabu (3/10).
Menurutnya, bagi orang asli Papua, penyelenggaraan yang mengundang ribuan anggota pramuka dari seluruh Indonesia tersebut tidak ada manfaatnya sama sekali.
“Yang mendapatkan keuntungan adalah maskapai penerbangan, Pelni, hotel-hotel di Jayapura, warung-warung makan, aparat keamanan TNI/Polri dan semua itu milik orang Indonesia, maka Raimuna sama sekali tidak ada gunanya atau manfaat bagi penduduk asli orang Papua,” tegasnya.
Dan selama ini, dikatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah gagal membangun orang Papua dari segala aspek kehidupan dan gagal mengindonesiakan orang Papua.
“Indonesia berhasil mengintregrasikan Bangsa Papua secara politik,ekonomi dan keamanan tetapi secara ideologi bangsa Indonesia gagal mengintregrasikan bangsa Papua,” tandasnya lagi. Bahkan termasuk bom yang diberitakan ditemukan aparat dan diindikasikan milik kelompok KNPB, menurut Socratez yang kini aktif menuslis buku, sebagai sebuah rekayasa aparat keamanan.
“Karena orang Wamena (org asli Papua) tau apa tentang pembuatan bom,” jelasnya.
Ia menuding, bahwa hal itu ujung-ujungnya adalah masalah dana pengamanan. “Seperti konflik yang terjadi di Puncak Jaya yang selama ini terjadi adalah rekayasa agar mendapatkan dana, karena dahulu Puncak Jaya sebelum jadi kabupaten daerahnya aman,” ungkapnya.
Ia mengklaim bahwa OTK yang dituding ke KNPB adalah orang terlatih khusus. “Saya yakin pembuat bom itu orang diluar Papua atau OTK ( Orang Terlatih Khusus) dan bukan org asli Papua,” tegasnya lagi.
Kota Jayapura Siaga I
Sementara
itu, Status pengamanan di Kota Jayapura ditingkatkan menjadi Siaga
I selama pelaksanaan Raimuna Nasional X Tahun 2012, dari tanggal
8s/d-15 Oktober di Bumi Perkemahan (Buper) Cenderawasih Phokela,
Waena, Distrik Heram.
Demikian disampaikan Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare, SIK usai Apel Siaga Kesiapan Pengamanan Raimuna di Pasar PTC Entrop, Distrik Jayapura, Rabu (3/10). Dia mengatakan, pihaknya sebagai pimpinan keamanan di wilayah Kota Jayapura harus memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat serta berupaya semaksimal mungkin mengamankan kegiatan masyarakat dalam rangka Raimuna agar aksi-aksi yang mengganggu kantibmas dapat diminimalisir atau ditiadakan.
Karena itu, kata dia, pihaknya telah membangun 20 Pos Pengamanan yang didukung 598 personil masing-masing 8 Pos Pengamanan untuk kegiatan Raimuna yang berada di Area Buper seperti Perkemahan, Pameran, Kedai serta area wisata yang berada di luar Buper seperti Pantai Base-G, Pantai Hamadi, Pasar Hamadi, Kantor Gubernur. Sedangkan 12 Pos pendukung kegiatan Raimuna yakni Pos Angkasa, Pos Lumba-lumba, PTC, Pos Depan Pelabuhan Jaapura, Tanah Hitam, Expo, Perumnas III, Pasar Yotefa, Km 9 dan Padang Bulan Pos.
Kata dia, sejak Rabu (3/10) Pos Pengamanan yang sudah dibangun tersebut mulai terisi personil. Apalagi Kamis (4/10) pukul 02.00 WIT dini hari terdapat beberapa kontingen tiba di Pelabuhan Jayapura menumpang KM Doloronda dari Kontingen Gorontalo 52 peserta. Kemudian KM Gunung Dempo membawa 261 peserta dari Muluku Utara. Selanjutnya dibawa ke Pos Pengamanan PTC Entrop untuk mendaftar sebagai peserta Raimuna.
Selanjutnya KM Ngapulu Jumat 5 Oktober membawa Kontingen Maluku
154 perseta dan Papua Barat 303 peserta. Sulteng 198 peserta.
Semua Kontingen Raimuna sudah tiba di lokasi Buper 6 Oktober.
(aj/mdc/don)
0 komentar:
Post a Comment