![]() |
Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian (Doc.Jubi) |
Jayapura (15/11) — Brigade Mobil (Brimob) Polda
Papua berjanji dalam menjaga Ketertiban Masyarakat (Kantibmas) di Papua,
mereka akan akan lebih banyak melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Kapolda Papua Irjen Pol, Tito Karnavian mengatakan, salah satu pendekatan tersebut adalah dengan melakukan olahraga bersama misalnya panjat tebing dan juga kemampuan untuk penyelamatan kemanusiaan.
“Banyak potensi disini. Misalnya anggota sini kan memiliki kemampuan khusus rescue, SAR, naik turun gunung, naik tebing dan segala macam. Itu kan bisa mengajak generasi muda dari mahasiswa, dari kelompok pemuda, KNPI dan lain-lain latihan. Mereka diajarkan tentang kemampuan-kemampuan itu,” kata Tito Karnavian
Menurutnya, ia juga meminta Brimob untuk terus berfikir kreatif memanfaatkan kemampuan yang ada dan digunakan melakukan pendekatan ke masyarakat. “Jadi harus menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk mendekatkan diri ke masyarakat agar selalu ada komunikasi yang baik,” singkatnya.
Kapolda Papua Tito Karnavian menambahkan Brimob di Papua juga disiapkan turun langsung ke masyarakat dalam bakti sosial dan kegiatan masyarakat lainnya.
Brimob sendiri adalah salah satu kesatuan dari Polri yang paling tua dan didirikan pada akhir tahun 1945. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara dan mempertahankan ibukota. Brimob turut berjuang dalam perang revolusi. Para personelnya juga mengambil bagian dalam konfrontasi militer dengan Malaysia sekitar tahun 1960an dan dalam konflik di Timor Timur di pertengahan era 1970. Di tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Sejak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi militer yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan militer. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps elite untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu polisi dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus. Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. (Jubi/Arjuna)
Sumber: http://tabloidjubi.com/?p=3119
Kapolda Papua Irjen Pol, Tito Karnavian mengatakan, salah satu pendekatan tersebut adalah dengan melakukan olahraga bersama misalnya panjat tebing dan juga kemampuan untuk penyelamatan kemanusiaan.
“Banyak potensi disini. Misalnya anggota sini kan memiliki kemampuan khusus rescue, SAR, naik turun gunung, naik tebing dan segala macam. Itu kan bisa mengajak generasi muda dari mahasiswa, dari kelompok pemuda, KNPI dan lain-lain latihan. Mereka diajarkan tentang kemampuan-kemampuan itu,” kata Tito Karnavian
Menurutnya, ia juga meminta Brimob untuk terus berfikir kreatif memanfaatkan kemampuan yang ada dan digunakan melakukan pendekatan ke masyarakat. “Jadi harus menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk mendekatkan diri ke masyarakat agar selalu ada komunikasi yang baik,” singkatnya.
Kapolda Papua Tito Karnavian menambahkan Brimob di Papua juga disiapkan turun langsung ke masyarakat dalam bakti sosial dan kegiatan masyarakat lainnya.
Brimob sendiri adalah salah satu kesatuan dari Polri yang paling tua dan didirikan pada akhir tahun 1945. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara dan mempertahankan ibukota. Brimob turut berjuang dalam perang revolusi. Para personelnya juga mengambil bagian dalam konfrontasi militer dengan Malaysia sekitar tahun 1960an dan dalam konflik di Timor Timur di pertengahan era 1970. Di tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Sejak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi militer yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan militer. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps elite untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu polisi dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus. Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. (Jubi/Arjuna)
Sumber: http://tabloidjubi.com/?p=3119
0 komentar:
Post a Comment