Lokasi pembukaan sidang sinode ke-17 Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Kelurahan Sapar Danco, Distrik Waisai Kota, Raja Ampat – Jubi/Niko MB |
Belasan ribu jemaat itu merupakan utusan klasis-klasis yang berada di bawah naungan BP AM Sinode GKI di Tanah Papua.
Sidang yang berlangsung tanggal 11-17 Maret 2017 itu dilakukan untuk menghasilkan beberapa keputusan dan pemilihan badan pengurus BP AM Sinode periode 2017 – 2023.
Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pendeta Alberth Yoku yang membuka kegiatan tersebut mengharapkan ada instrumen-instrumen baru dalam menjalankan pelayanan GKI dan misi Gereja, yaitu bersaksi, bersekutu dan melayani, sehingga tercipta gereja yang mandiri dan modern.
“Gereja mempunyai tiga instrumen, maka gereja harus mandiri dan siap menjadi pelayanan umat ke segala pelosok,” katanya.
Ia melanjutkan, kini ada 300 lebih klasis dan 6.000 jemaat, serta 200 bakal jemaat yang bernaung di bawah Sinode dan GKI. Hal ini disebutnya menjadi catatan khusus betapa pesatnya perkembanggan GKI dari zaman ke zaman.
“Perkembangan GKI patut diapresiasi kepada seluruh jemaat dalam mengawal visi dan misi gereja,” katanya.
Pelaksana tugas (Plt.) Gubernur Papua Barat, Eko Subowo dalam sambutannya mengapresiasi gebrakan GKI, apalagi menunjuk Raja Ampat sebagai tuan rumah pelaksanaan sidang sinode ini.
Menurut Eko hal ini merupakan kebanggaan bai Raja Ampat dan Papua Barat pada umumnya.
Eko Subowo mengatakan, pemerintah dan gereja selalu bermitra dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Gereja mengerjakan apa yang bidangnya. Begitu pula dengan pemerintah yang berperan pada tugas dan tanggung jawabnya. (JUBI)
0 komentar:
Post a Comment