PAPUAN, Jakarta --- Jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak dapat memberikan rasa aman bagi karyawan dan masyarakat Amungsa di Timika, Papua, maka ada baiknya Presiden Barack Obama mengirimkan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Darwin, Australia, untuk mengamankan areal PT Freeport Indonesia.
“Aparat TNI/Polri sudah tidak mampu mengamankan Freeport, buktinya sampai sekarang belum ada pelaku penembakan yang ditangkap.”
Demikian penegasan Dorus Wakum, aktivis HAM dan Kordinator Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KAMPAK) Papua melalui siaran pers yang dikirimkan kepada Suara Papua, tadi malam (11/02).
Menurut Dorus, ia telah mendapat info dari sebuah sumber terpercaya di Freeport, bahwa selama ini yang melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan di areal PT FI adalah modus dari kontra intelijen yang dimainkan oleh aparat TNI/Polri.
“Modus kontra intelijen ini dimainkan oleh Kepolisian, juga oleh TNI, dan para purnawirawan atau mantan prajurit TNI yang sudah berada diluar tugas negara.”
Dorus membantah keras jika TPN/OPM yang dianggap sebagai pelaku penembakan, sebab sejak tahun 2009, saat Kelly Kwalik ditembak mati Densus 88, penembakan di areal Freeport malah semakin marak.
“Semua orang asli Papua tahu siapa pelaku, dan siapa saja yang selama ini mencari makan di Freeport,” imbuhnya.
Dengan berlarut-larutnya penembakan di Freeport, Dorus justru mempertanyakan kemampuan Presiden SBY melalui Kapolri dan Panglima TNI, serta komandan BIN.
Jika hal ini terus terjadi, lanjut Dorus, KAMPAK Papua bersama aktivis HAM lainnya akan menghimbau kepada seluruh karyawan Freeport untuk kembali melakukan aksi demo meminta jaminan keamanan.
“Kami juga akan minta agar mereka (karyawan) demo untuk meminta kepada AS untuk intervensi keamanan areal PT FI. Ini hal yang paling penting dan mendesak,” ungkapnya.
Lanjut Dorus, jika melihat fakta yang terjadi di Timika, aparat TNI/Polri bisa dikatakan sudah bukan lagi sebagai pengayom, pelindung dan pengaman warga negara seperti yang diamanatkan Undang-Undang.
“Saya tegaskan disini sebagai keluarga korban dari Petrus W.Ayamiseba, termasuk juga Nasyon Simopiaref yang ditembak di areal Freeport, dan juga untuk semua pihak yang menjadi korban kekejaman pelaku kejahatan kemanusiaan.”
Dorus menjelaskan, tujuan utama AS harus intervensi keamanan di Timika, agar bisa memberikan rasa aman dan tentram bagi karyawan Freeport, dan secara khusus masyarakat Amungasa.
Mengakhiri komentarnya, Dorus meminta agar aparat TNI/Polri dapat segera menghentikan semua permainan kontra intelijen dan politik keamanan devide at empera yang dilakuan di Freeport.
”Uang telah membuatakan mata mereka, sehingga membunuh manusia dianggap sebagai hal yang biasa dan tdiak ada dosanya” tutup Wakum.
Sebelumnya, Diaz Gwijangge, Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat mengatakan pelaku penembakan di areal PT FI adalah ”orang-orang” yang terlatih dan profesional, dan bukan anggota TPN/OPM seperti tuduhan Polisi.
“Kalau tuduh pihak TPN/OPM, maka aparat harus berani menunjukan bukti-buktinya. Tapi, tidak mungkin TPN/OPM terlatih dan profesional seperti para pelaku penembakan,” tegas Diaz.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Wachyono ketika dihubungi Suara Papua, Sabtu (10/02) membenarkan bahwa pelaku penembakan memang terlatih dan profesional.
”Benar, pelaku diduga mempunyai kemampuan alias terlatih dan profesional. Namun kami masih melakukan pengejaran, medan yang sulit dan berat juga menjadi masalah,” tegas Wachyono melalui pesan singkat.
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : Suara papua
0 komentar:
Post a Comment