Home »
Activists
» KETIKA MAHASISWA BERGERAK DAN MERUBAH WAJAH POLITIK 1965
Posted by Admin RASUDO FM
Posted on 10:05:00
with No comments
Rasudofm _ MAHASISWA masuk dalam kancah dunia politik merupakan sesuatu yang
sangat baik jika memang dimaksudkan untuk berperan dalam pengawasan,
pengabdian dan memberi dampak positif terhadap bangsa dan negara.
Dilihat kembali dalam sejarah, dasar perubahan khususnya pada dunia
politik hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa terbukti mampu
menjadi pelopor dalam sejarah Bangsa. Contohnya peran mahasiswa dengan
kemahirannya dalam menjalankan fungsi sebagai kelompok penggagas
perubahan, mahasiswa telah berhasil melumpuhkan rezim orde baru dan
membawa Indonesia ke dalam suatu era yang saat ini sedang bergulir,
yakni era reformasi. Oleh karena itu, pendidikan politik secara formal
dan informal dinilai sangat penting bagi mahasiswa.
Seharusnya
mahasiswa juga tidak cukup kalau hanya menjadi praktisi intelektual
akademisi yang hanya duduk sambil mendengarkan dosen didalam forum
perkuliahan, hanya berkutat pada dunia perkuliahan, lebih dari pada itu
mahasiswa harusnya dituntut untuk berperan dalam agen perubahan (agent
of change) dan “social control” yang terjadi di sekitarnya. Masa depan
negeri ini membutuhkan keterlibatan mahasiswa dalam berbagai hal dengan
pemikiran-pemikiran cerdasnya dan kegiatan-kegiatan intelektual yang
dilakukan.
Mahasiswa seharusnya perlu berperan aktif lebih
banyak lagi dalam berbagai persoalan, terutama menyangkut pesoalan
bangsa. Fungsi kontrol perlu ditunjukkan oleh mahasiswa. Karena peran
mahasiswa sangat diharapkan oleh masyarakat, tak berlebihan jika banyak
harapan yang dipikul oleh mahasiswa. Sebab dalam kerangka sosial
mahasiswa mempunyai peran dan fungsi yang cukup penting. Mahasiswa di
sini diharapkan berperan sebagai agen pengawasan (agent of control) dan
agen dalam menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa
berpolitik tak melulu dilakukan selayaknya orang-orang politik dengan
masuk partai tertentu, dalam masa belajar pun kita juga dapat berlatih
untuk mendalami politik dengan berorganisasi. Sudah selayaknya kita
lihat bahwa kualitas mahasiswa yang berorganisasi biasanya akan lebih
baik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak ikut berorganisasi.
Karena mahasiswa yang berorganisasi, mereka akan mendapatkan ilmu yang
lebih di dalam organisasi tersebut. Banyak hal yang dipelajari di dalam
organisasi tetapi tidak didapatkan di forum perkuliahan. Di sinilah
letak kelebihannya mahasiswa ikut berorganisasi.
Tetapi banyak
pula mahasiswa yang malas berorganisasi. Karena mereka takut seandainya
berorganisasi akan terganggu kuliahnya. Padahal di organisasi,
kesempatan untuk mengabdi sangat terbuka. Tidak mengherankan bila yang
sibuk di organisasi berdampak pada penyelesaian tugas kuliah. Ada juga
yang mampu menyelesaikan tugas kuliah sesuai dengan schedule. Namun
semua itu juga tergantung minat dan keteguhan mahasiswa itu sendiri.
Peran dan pengabdian mahasiswa dalam pengawasan (agent of control)
berbagai kebijakan pemerintah dapat di wujudkan dengan membangun
organisasi/kelompok/aliansi yang berperan mengawasi dan memberi masukan
pada saat perumusan suatu kebijakan pemerintah, ikut bersama-sama
mengawasi implementasi kebijakan yang telah dilakukan, dan mengawasi
sekaligus mengevaluasi efektivitas saat pelaksanaan kebijakan dan
manfaatnya bagi masyarakat.
Masalah utama kurangnya kesadaran
berpolitik di kalangan mahasiswa adalah karena cukup kurang adanya
contoh perilaku baik, terbuka, berjuang penuh demi bangsa dan negara
pada elit-elit politik. Namun mudah-mudahan dengan masuknya mahasiswa ke
dalam suatu organisasi/lembaga sosial kemasyarakatan, dapat menjadi
batu loncatan kesadaran mahasiswa dalam perannya ikut memberi solusi
dalam berbagai masalah bangsa untuk mencapai suatu kemakmuran.
Banyak peran yang dapat dilakukan seorang mahasiswa sebagai kaum
Intelektual di dalam suatu organisasi. Dapat juga membuka pikiran untuk
mengetahui tujuan menjadi mahasiswa yang Intelektual agar menjadi agen
perubahan dan agen pengawasan dalam pengabdian demi kepentingan rakyat.
Pertanyaannya apakah saat kuliah, hanya diperuntukkan untuk mencari ilmu
demi modal kelak kerja semata lantas pengabdian terhadap negara
dikesampingkan begitu saja?
Gerakan berpolitik mahasiswa saat
ini kerap ditunjukkan dengan gerakan suatu aksi dengan turun ke jalan.
Dalam melakukan gerakan tersebut, kepedulian mahasiswa akan masalah dan
situasi politik harus bertumpu pada idealisme kerakyatan, yaitu
mengkritisi peran atau kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan
aspirasi rakyat dengan memberikan solusinya. Maka dari itu, pengabdian
tidak harus menunggu selesainya kuliah. Memperjuangkan kepentingan
rakyat dan negara ketika masih kuliah, merupakan bagian dari pengabdian
sebagai tindakan kepedulian mahasiswa akan berbagai masalah bangsa dan
polemik politik. Jadi pengabdian bukan hanya mengajar seperti guru atau
semacamnya. Melainkan terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat jelas bagian dari suatu pengabdian.
Namun
banyak juga anggapan apakah gerakan turun ke jalan yang selama ini
sering dilakukan oleh mahasiswa, timbul karena dorongan idealismenya
sendiri demi kepentingan rakyat ataukah hanya suruhan golongan tertentu
untuk kepentingan golongan tersebut?
Sebagai generasi yang
tingkat pendidikannya tinggi, semestinya mahasiswa diharapkan harus dan
sewajarnya ikut berperan sebagai pengontrol (agent of control) dinamika
perjalanan bangsa. Mahasiswa harus perperan ikut mengawasi untuk
memastikan dinamika politik menjurus ke arah yang sepenuhnya untuk
kepentingan rakyat. Hal inilah yang kemudian seharusnya menjadi
kesadaran bagi para mahasiswa agar mau peduli dalam kancah perpolitikan
dan peduli akan kemajuan tanah air.
Bilamana selama ini banyak
tindakan anarkis yang dilakukan saat mahasiswa melakukan aksi turun ke
jalan, seharusnya janganlah selalu menuduh bahwa kelakuan tersebut
merupakan tujuan selanjutnya sesaat setelah aksi bersuara membela
kepentingan rakyat. Bisa saja mereka berbuat semacam itu karena adanya
provokasi, adanya penyusup, tunggangan golongan terntentu (seperti
penjelasan tadi), atau bisa juga terbawa emosi. Diharapkan mahasiswa
sadar bahwa saat ini musuh mereka adalah kemiskinan, korupsi, dan
hal-hal lain yang mengganggu masalah kepentingan masyarakat dan
kemakmuran bangsa. Bukan malah berselisih dengan pemerintah, apalagi
pihak keamanan.
Tidak semata-mata juga mahasiswa hanya
melakukan aksi turun ke jalan dan berkoar melakukan orasi dalam
menyampaikan cerminan dari kondisi bangsa saat sedang ada masalah. Bisa
jadi itu hanya awal dari sekian langkah yang akan ditempuh mahasiswa
untuk mengakomodir kepentingan rakyat.
Semua warga negara
termasuk mahasiswa berhak untuk berpartisipasi dalam pengawasan,
formulasi, serta implementasi kebijakan pemerintah yang digulirkan.
Namun mahasiswa mempunyai peran yang lebih strategis dalam mengawal
kekuasaan agar output kebijakan dapat berpihak pada masyarakat.
Sekali lagi mahasiswa diharapkan dapat terjun ke arena politik dalam
rangka berpartisipasi dalam pengawasan, formulasi, serta implementasi
kebijakan pemerintah. Demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, makmur dan berkeadilan secara demokratis. Disini mahasiswa
secara individual maupun kelompok, harus berani unjuk gigi dalam
mengajukan gagasan, pikiran, solusi atau interpretasi mengenai apa yang
menjadi kehendak dari mayoritas rakyat demi kepentingan masyarakat dan
bangsa.
0 komentar:
Post a Comment