TIMIKA--Proses evakuasi terhadap korban penembakan pesawat Twin Otter
Trigana PK-YRF belum dapat dilakukan karena kelompok bersenjata masih
terlibat saling tembak dengan pasukan keamanan.
Sebelumnya, kelompok bersenjata menembak pesawat Trigana PK-YRF setelah pesawat mendarat di Bandara Mulia sekitar pukul 08.21 (waktu Papua). Akibat penyerangan tersebut pesawat tidak terkendali dan menabrak gudang yang terletak di pinggir bandara.
Kepala Subdinas Perhubungan Udara Mimika John Rettob mengatakan hingga saat ini aksi tembak-menembak antara pasukan bersenjata yang belum diketahui identitasnya dan pasukan keamanan masih terus terjadi. Akibatnya proses evakuasi terhadap pesawat juga belum bisa dilakukan. “Pilot dan seluruh penumpang sudah dikeluarkan dari pesawat, tetapi belum bisa dievakuasi,” kata John, Minggu (8/4).
Ia mengatakan seorang wartawan koran Papua Pos Nabire, Letoge Kogoya (35) tewas. Sedangkan pilot Bebi Astek mengalami patah kaki setelah pesawat menabrak gudang. “Benar, satu tewas, beberapa luka-luka. Pilot mengalami patah kaki,” ucap John.
Pemimpin Umum Papua Pos Nabire, Angel Berta Sinaga mengaku pihaknya belum mengetahui secara lengkap peristiwa yang menimpa wartawannya. Letego pagi tadi (kemarin) berangkat dari Nabire ke Puncak Jaya karena ditugaskan membantu salah seorang rekannya, Frangky Pelle, untuk meliput pelaksanaan pilkada di Puncak Jaya.
“Dia wartawan kami yang sudah setahun lebih bertugas di Puncak Jaya. Dia putra asli daerah itu dan sering pulang-pergi Nabire-Puncak Jaya," katanya.
Angel merasa sangat kehilangan. Selain sebagai wartawan, korban juga sudah dianggap sebagai keluarga karena sejak kecil ikut keluarga Angel. “Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan keluarganya di Puncak Jaya," ujarnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Johanes Nugroho mengatakan korban yang tewas, Letego Kogoya (35) wartawan sebuah media lokal di Papua. Korban menderita luka tembak di bagian leher kanan.
Adapun Kapten Pilot Bebi Astek (40) menderita luka akibat serpihan peluru di bagian mata kiri. Sementara itu, penumpang yang mengalami luka terdiri dari Yanti (30), ibu rumah tangga, terkena serpihan di bagian lengan kanan dan Papua Korwa, (4), terkena serpihan di jari kiri. Kopilot Willy Resubun (30) juga terluka terkena serpihan peluru di jari kanan.
Menurut Johanes, pasukan gabungan TNI-Polri masih mengamankan wilayah di sekitar bandara dan mengejar kelompok penyerang. “Sampai sekarang, TNI dan Polri masih mengejar pelaku,” katanya
Menurut warga Kota Mulia, Agus, pesawat yang berangkat dari Nabire ditembak kelompok bersenjata ketika sedang melaju di landasan pacu Bandara Mulia. “Pilot dan kopilot yang terluka tidak konsentrasi, lalu menabrak gudang di bandara,” kata Agus.
Pesawat Trigana yang melayani penerbangan perintis tersebut ini dipiloti Bebi Astek dengan kopilot Willy Resubun, serta mekanik Didik. Pesawat membawa lima penumpang dari Nabire. Hingga Minggu siang, evakuasi belum bisa dilakukan.
Menurut Agus, baku tembak terjadi sejak pukul 08.00 waktu Papua. “Sampai sekarang (12.00 waktu Papua), baku tembak masih terjadi,” kata Agus.
Melalui pesan pendek dari telepon selulernya, Kepala Subdinas Perhubungan Udara Mimika John Rettob mengatakan, akibat peristiwa tersebut, Bandara Mulia ditutup. “Pesawat sempat melakukan hardlanding, ditembak di emergency door. Kemudian pesawat menabrak gudang,” ujar John.
Menteri Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia Joko Suyanto meminta agar pelaku penembakan pesawat ditangkap. "Pelaku tindakan kekerasan dan teror kepada masyarakat sipil dan jasa penerbangan yang melayani kebutuhan masyarakat pedalaman seperti ini harus dihentikan," ujarnya.
Joko mengatakan polisi dibantu aparat dan pemerintah daerah setempat saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan. Selain itu, Joko juga mengungkapkan penyesalannya terhadap aksi penembakan tersebut.
Dia pun berharap upaya-upaya damai dan prioritas pembangunan di Bumi Papua tidak akan dikotori oleh aksi-aksi tak bertanggung jawab. Terlebih sampai memakan korban jiwa hingga pelayanan kebutuhan masyarakat. (tmp/dtc)
Sebelumnya, kelompok bersenjata menembak pesawat Trigana PK-YRF setelah pesawat mendarat di Bandara Mulia sekitar pukul 08.21 (waktu Papua). Akibat penyerangan tersebut pesawat tidak terkendali dan menabrak gudang yang terletak di pinggir bandara.
Kepala Subdinas Perhubungan Udara Mimika John Rettob mengatakan hingga saat ini aksi tembak-menembak antara pasukan bersenjata yang belum diketahui identitasnya dan pasukan keamanan masih terus terjadi. Akibatnya proses evakuasi terhadap pesawat juga belum bisa dilakukan. “Pilot dan seluruh penumpang sudah dikeluarkan dari pesawat, tetapi belum bisa dievakuasi,” kata John, Minggu (8/4).
Ia mengatakan seorang wartawan koran Papua Pos Nabire, Letoge Kogoya (35) tewas. Sedangkan pilot Bebi Astek mengalami patah kaki setelah pesawat menabrak gudang. “Benar, satu tewas, beberapa luka-luka. Pilot mengalami patah kaki,” ucap John.
Pemimpin Umum Papua Pos Nabire, Angel Berta Sinaga mengaku pihaknya belum mengetahui secara lengkap peristiwa yang menimpa wartawannya. Letego pagi tadi (kemarin) berangkat dari Nabire ke Puncak Jaya karena ditugaskan membantu salah seorang rekannya, Frangky Pelle, untuk meliput pelaksanaan pilkada di Puncak Jaya.
“Dia wartawan kami yang sudah setahun lebih bertugas di Puncak Jaya. Dia putra asli daerah itu dan sering pulang-pergi Nabire-Puncak Jaya," katanya.
Angel merasa sangat kehilangan. Selain sebagai wartawan, korban juga sudah dianggap sebagai keluarga karena sejak kecil ikut keluarga Angel. “Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan keluarganya di Puncak Jaya," ujarnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Johanes Nugroho mengatakan korban yang tewas, Letego Kogoya (35) wartawan sebuah media lokal di Papua. Korban menderita luka tembak di bagian leher kanan.
Adapun Kapten Pilot Bebi Astek (40) menderita luka akibat serpihan peluru di bagian mata kiri. Sementara itu, penumpang yang mengalami luka terdiri dari Yanti (30), ibu rumah tangga, terkena serpihan di bagian lengan kanan dan Papua Korwa, (4), terkena serpihan di jari kiri. Kopilot Willy Resubun (30) juga terluka terkena serpihan peluru di jari kanan.
Menurut Johanes, pasukan gabungan TNI-Polri masih mengamankan wilayah di sekitar bandara dan mengejar kelompok penyerang. “Sampai sekarang, TNI dan Polri masih mengejar pelaku,” katanya
Menurut warga Kota Mulia, Agus, pesawat yang berangkat dari Nabire ditembak kelompok bersenjata ketika sedang melaju di landasan pacu Bandara Mulia. “Pilot dan kopilot yang terluka tidak konsentrasi, lalu menabrak gudang di bandara,” kata Agus.
Pesawat Trigana yang melayani penerbangan perintis tersebut ini dipiloti Bebi Astek dengan kopilot Willy Resubun, serta mekanik Didik. Pesawat membawa lima penumpang dari Nabire. Hingga Minggu siang, evakuasi belum bisa dilakukan.
Menurut Agus, baku tembak terjadi sejak pukul 08.00 waktu Papua. “Sampai sekarang (12.00 waktu Papua), baku tembak masih terjadi,” kata Agus.
Melalui pesan pendek dari telepon selulernya, Kepala Subdinas Perhubungan Udara Mimika John Rettob mengatakan, akibat peristiwa tersebut, Bandara Mulia ditutup. “Pesawat sempat melakukan hardlanding, ditembak di emergency door. Kemudian pesawat menabrak gudang,” ujar John.
Menteri Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia Joko Suyanto meminta agar pelaku penembakan pesawat ditangkap. "Pelaku tindakan kekerasan dan teror kepada masyarakat sipil dan jasa penerbangan yang melayani kebutuhan masyarakat pedalaman seperti ini harus dihentikan," ujarnya.
Joko mengatakan polisi dibantu aparat dan pemerintah daerah setempat saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan. Selain itu, Joko juga mengungkapkan penyesalannya terhadap aksi penembakan tersebut.
Dia pun berharap upaya-upaya damai dan prioritas pembangunan di Bumi Papua tidak akan dikotori oleh aksi-aksi tak bertanggung jawab. Terlebih sampai memakan korban jiwa hingga pelayanan kebutuhan masyarakat. (tmp/dtc)
0 komentar:
Post a Comment