Home » , » Konflik Papua:Bukan Lagi Sekadar Soal Kesejahteraan ?

Konflik Papua:Bukan Lagi Sekadar Soal Kesejahteraan ?

Nirdin Muhamad - Judul artikel diatas merupakan kutipan dari statement yang dikemukakan oleh juru bicara(jubir)Komite Nasional Papua Barat(KNPB),Mako Tabuni terkait pertemuan antara Kepala UP4B Bambang Darmono,hari Kamis 12 januari 2012 di kota Manokwari.
Dalam pertemuan yang dimaksudkan untuk mensosialisasikan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat( UP4 B)yang dilakukan oleh Bambang Darmono di Monsinan Beach Hotel Manokwari,Kamis 12 januari 2012 yang berakhir ricuh tersebut.Bahkan Bambang Darmono harus meloloskan diri lewat pintu belakang karena amukan sebagian kelompok warga Papua.

Pertemuan yang di hadiri juga oleh deputi UP4B,Irjenpol(purn)Bagus Ekodanto,serta beberapa anggotanya seperti  Prof.Iswahyudi ,Dr.Feriyanto jais  dan Dr.Sudiamar tersebut tidak mendapat sambutan dari warga Papua.Mereka mengamuk menuntut pembubaran UP4 B tersebut,karena dianggapnya tidak menyuarakan aspirasi rakyat Papua.Bahkan Jubir KNPB,Mako Tambuni mengatakan,bahwa masalah Papua bukan hanya soal kesejahteraan,tetapi soal aneksasi yang sudah lama oleh Indonesia.

Dalam konteks ini pemimpin dari sekitar puluhan orang yang mengamuk tersebut yaitu Ketua DAP(Dewan Adat Papua)wilayah 3 Kepala Burung,Barnabas  Mandocon menuntut pembubaran UP4B yang di  ketuai Bambang Darmono  tersebut.Mereka kelihatannya sudah bosan dengan berbagai janji pemerintah di jakarta yang tidak pernah terealisasikan dengan baik,padahal daerah Papua dan papua barat merupakan daerah yang berotonomi khusus .
Meskipun pemerintah pusat telah mengucurkan trilyunan rupiah untuk mendukung pembangunan berbagai aspek sosial kehidupan rakyat bumi Cenderawasih melalui UP4B itu,namun kelihatannya kucuran dana tersebut belum mencapai target yang diharapkan karena masih kurang menyentuh berbagai aspek sossial warga Papua.Inilah yang menyebabkan mereka yang sudah bergabung kedalam NKRI sejak tahun 1969 lewat referendum dibawah pengawasan UNTEA,masih belum merasa puas karena  merasa keadilan belum menyentuh mereka secara utuh.
Padahal bumi Cenderawasih sangat kaya ,tetapi hasilnya justeru tidak mereka dapatkan sebagaimana mestinya.Perusahaan pertambangan Freeport misalnya ,meskipun merupakan pertambangan tembaga, emas terbesar dan kononnya disinyalir terdapat juga uranium dikuasai oleh Paman Sam sejak tahun 1961 yang diperpanjang lagi kontraknya oleh Jakarta sampai tahun 2022 .Dalam konteks ini pula mereka merasa menjadi penonton di rumahnya sendiri,dan jikapun mereka diterima di Freeport namun karena keadaan topografinya demikian rupa yang kurang sarana jalan raya dan prasarana lainnya hingga sebesar apapun gaji mereka tidak bisa mendongkrak kesejahteran mereka.

Beberapa waktu terjadi pemogokan hampir dua bulan lamanya,berbagai kerusuhan di puncak muliya ,jalur Freeport-di blokir,penembakan di Adipura ,serta kekerasan dalam Kongres Rakyat papua ke 3 ,penembakan terhadap kapolsek Muliya ,serta sekarang terjadi lagi kasus serupa di Bandara Mulia.Sekelompok orang tidak dikenal menembaki pesawat Trigana yang menewaskan penumpangnya,serta melukai lainnya.Anehnya lagi berbagai penembakan tersebut sampai sekarang belum bisa diungkapkan siapa pelakunya yang berada di balik penembakan brutal itu.

Upaya pemerintah belum cukup dengan hanya membentuk UP4B tersebut jika tidak mengikut sertakan seluruh komponen warga Papua,karena di wilayah Papua itu terdapat berbagai organisasi masyarakat yang belum seluruhnya di libatkan dalam upaya untuk mengentaskan masalah tersebut.Menurut Yan Christian Waronussi , DirekturLembaga  Bantuan Hukum(BH)LP3BH Manokwari,bahwa Jakarta perlu melibatkan juga Organisasi Papua Merdeka(OPM), dan TPNPB(Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat).
Selain itu terdapat komponen lainnya yang juga perlu diikut sertakan dalam proses pengentasan masalah Papua.Komponen-komponen tersebut antara lain adalah,Presidium Dewan Papua(PDP),Dewan Adat Papua (DAP),Aliansi Mahasiswa Papua(AMPTP),West Papua Nartional Authority(WPNA),West Papua Croalition for Liberation (WPNCL),Komite Nasional Pemuda Papua(KNPP),Komite Nasional Papua barat(KNPB) bersama Parlemen daerahnya masing-masing.

Jan Christian Waronussi peraiah penghargaan HAM internasional dari John Humphrey Freedom Award tahun 2005 di Canada itu mengatakan pula,bahwa pemerintah di Jakarta perlu juga melibatkan juga unsur-unsur tokoh masyarakat seperti tokoh pemuka agama dan juga tokoh tokoh adat yang sangat berpengaruh terhadap warga Papua .Dalam konteks ini pemerintah Indonesia tidak perlu alergi terhadap berbagai unsur dan komponen sosial yang ada di Papua,karena merekalah yang sangat memahamai diri mereka sendiri.

Sekiranya konflik Papua semakin berlarut-larut,dikhawatirkan masalah itu akan di bawa ke forum-forum internasional sebagaimana pernah dilakukan di London tahun 2011 lalu,serta juga di Australia.Pemerintah jangan hanya mengandalkan pengakuan Paman Sam dan sekutunya,bahwa mereka mengakui kedaulatan Indonesia di Papua.Namun hal serupa juga terjadi terhadap Timor Timur.mereka juga mengakui kedaulatan NKRI di TimTim .tetapi akhirnya apa yang terjadi ?  Hal serupa juga akan bisa saja terulang kembali di Papua ,sekiranya pemerintah masih saja mengandalkan pendekatan keamanan.

kompasiana.com
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger