JAYAPURA—Saat ini pemerintah dan rakyat tak perlu
kampanye lagi tentang pentingnya Dialog Jakarta—Papua, sebab masa
tersebut telah lewat. Saat ini hal yang sedang dibutuhkan banyak
adalah diskusi untuk menyamakan persepsi dan pemahaman berbagai aspek
dari Dialog Jakarta—Papua.
“Jika semua aspek disepakati bersama, maka akan terbit kerangka acuan Dialog Jakarta-Papua yang mengakomodir kepentingan kedua belah pihak, baik pemerintah maupun rakyat Papua. Isinya antara lain harapan dialog dari kedua belah pihak ini,” ujar Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) Dr. Neles Tebay yang dikonfirmasi di Hotel Aston, Jayapura, Kamis (12/4).
Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Pandang Bulan, Jayapura ini menegaskan, pihaknya mengklaim Presiden SBY telah berkomiten untuk menyelesaikan masalah Papua lewat dialog. Yang perlu diketahui oleh rakyat Papua saat ini bahwa pemerintah Indonesia dan rakyat Papua telah sama-sama menghendaki masalah Papua diselesaikan lewat dialog. “Tapi kan kedua belah pihak mempunyai pandangan berbeda tentang dialog. Misalnya orang Papua katakan oke untuk dialog, tapi hasilnya Papua harus merdeka.
Sementara Indonesia bilang dialog oke, tapi Papua tetap pada NKRI. Ini kan menunjukkan hasil yang berbeda,” jelasnya.
“Dan sekarang kita sedang bekerja menuju kerangka acuan ini. Diskusi banyak kita lakukan di belakang layar. Pengumuman akan muncul setelah kerangka acuan sudah final dan sudah ditanda-tangani kedua belah pihak,” katanya,
Saat bertemu dengan Presiden SBY beberapa waktu lalu, Pimpinan gereja-gereja di Papua menyampaikan kepada presiden bahwa gereja di Papua berdoa agar 2012 ini tercipta dialog Jakarta-Papua. “ Tapi saya secara pribadi belum bisa memastikan kapan dialog itu terjadi. Tapi kalau dialog terjadi dalam beberapa tahun lagi, itu bukan sesuatu yang luar biasa karena dimana-mana ketika orang mencari solusi suatu masalah seperti masalah Papua ini, dialog itu muncul 5-10 tahun setelah diperjuangkan, bahkan bisa lebih. Gagasan Dialog Jakarta-Papua ini kan baru dua tahun. Tapi kita tetap berusaha,” urainya.
Pihaknya juga mengaku jika sampai 2014 seiring dengan pergantian Presiden, Dialog Jakarta-Papua juga belum bisa diakomodir, jelas akan mempengaruhi semuanya.
“Pergantian kepemimpinan otomatis akan berubah tentang apa yang telah dibicarakan selama ini,” jelasnya. (mdc/don/l03)
bintangpapua.com
“Jika semua aspek disepakati bersama, maka akan terbit kerangka acuan Dialog Jakarta-Papua yang mengakomodir kepentingan kedua belah pihak, baik pemerintah maupun rakyat Papua. Isinya antara lain harapan dialog dari kedua belah pihak ini,” ujar Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) Dr. Neles Tebay yang dikonfirmasi di Hotel Aston, Jayapura, Kamis (12/4).
Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Pandang Bulan, Jayapura ini menegaskan, pihaknya mengklaim Presiden SBY telah berkomiten untuk menyelesaikan masalah Papua lewat dialog. Yang perlu diketahui oleh rakyat Papua saat ini bahwa pemerintah Indonesia dan rakyat Papua telah sama-sama menghendaki masalah Papua diselesaikan lewat dialog. “Tapi kan kedua belah pihak mempunyai pandangan berbeda tentang dialog. Misalnya orang Papua katakan oke untuk dialog, tapi hasilnya Papua harus merdeka.
Sementara Indonesia bilang dialog oke, tapi Papua tetap pada NKRI. Ini kan menunjukkan hasil yang berbeda,” jelasnya.
“Dan sekarang kita sedang bekerja menuju kerangka acuan ini. Diskusi banyak kita lakukan di belakang layar. Pengumuman akan muncul setelah kerangka acuan sudah final dan sudah ditanda-tangani kedua belah pihak,” katanya,
Saat bertemu dengan Presiden SBY beberapa waktu lalu, Pimpinan gereja-gereja di Papua menyampaikan kepada presiden bahwa gereja di Papua berdoa agar 2012 ini tercipta dialog Jakarta-Papua. “ Tapi saya secara pribadi belum bisa memastikan kapan dialog itu terjadi. Tapi kalau dialog terjadi dalam beberapa tahun lagi, itu bukan sesuatu yang luar biasa karena dimana-mana ketika orang mencari solusi suatu masalah seperti masalah Papua ini, dialog itu muncul 5-10 tahun setelah diperjuangkan, bahkan bisa lebih. Gagasan Dialog Jakarta-Papua ini kan baru dua tahun. Tapi kita tetap berusaha,” urainya.
Pihaknya juga mengaku jika sampai 2014 seiring dengan pergantian Presiden, Dialog Jakarta-Papua juga belum bisa diakomodir, jelas akan mempengaruhi semuanya.
“Pergantian kepemimpinan otomatis akan berubah tentang apa yang telah dibicarakan selama ini,” jelasnya. (mdc/don/l03)
bintangpapua.com
0 komentar:
Post a Comment