Ilustrasi pesawat |
Sabtu, 14/04/2012 21:50 WIB
Sejumlah maskapai penerbangan Eropa membatalkan tiket yang sudah dipesan oleh para aktivis yang akan ikut dalam aksi "flytilla", sebuah aksi dengan melakukan kunjungan secara serentak ke Palestina dibawah kampanye "Welome to Palestine 2012."
Surat kabar Inggris The Guardian melaporkan, maskapai penerbangan Inggris Jet2 membatalkan tiga aktivis perdamaian dari Inggris yang akan ikut dalam aksi tersebut pada Minggu (15/4). Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa dan sejumlah maskapai penerbangan lainnya juga dilaporkan membatalkan tiket dengan tujuan serupa.
Jet2 mengirimkan surat elektronik pada para aktivis yang tinggal di Manchester, yang isinya memberitahukan bahwa tiket mereka dibatalkan dan mereka tidak akan mendapat ganti rugi atas pembatalan tersebut. Dalam surelnya, Jet2 juga menyatakan bahwa pihak maskapai berkewajiban memberikan daftar penumpang beserta identitas pribadi mereka--seperti tempat tanggal lahir, kewarganegaraan dan nomor paspor--pada Israel.
Jet2 juga mengatakan bahwa Israel telah memberikan informasi bahwa rezim zionis itu akan melarang masuk para aktivis tersebut, dan jika Jet2 berani menerbangkan para aktivis itu ke Israel, maka Jet2 akan dikenakan denda dan diperintahkan untuk memulangkan para aktivis itu ke Manchester.
Jet2 dalam surelnya meminta maaf atas pembatalan tersebut, dan mengatakan bahwa keputusan itu "benar-benar di luar kendali mereka". Meski demikian, Jet2 tidak mau mengembalikan harga tiket yang sudah dibayar para aktivis tersebut.
Norma Tuner, salah satu aktivis yang tiketnya dibatalkan mengungkapkan, ia tidak pernah membayangkan Israel bisa membatasi hak warga negara Inggris untuk terbang dari bandara negara Inggris.
Selain maskapai penerbangan Inggris Jet2, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan belasan tiket yang sudah dibeli oleh para aktivis perdamaian yang akan menuju Tel Aviv. Juru bicara Lufthansa menyatakan bahwa perusahaannya memegang komitmen terkait regulasi negara tujuan penerbangan, dan Israel--menurut jubir Lufthansa--sudah berulang kali meminta perusahaan-perusahaan penerbangan, termasuk Lufthansa, untuk mencegah para aktivis pro-Palestina terbang ke Israel.
Sejak kampanye aksi "Welcome to Palestine 2012" digulirkan, Israel melobi perusahaan penerbangan di Eropa untuk tidak memberi kesempatan bagi para aktivis pro-Palestina terbang ke Israel. Sekira 200 aktivis perdamaian dari sejumlah negara Eropa, rencananya akan berpartisipasi dalam aksi "Welcome to Palestine 2012" yang akan digelar pada Minggu (15/4). Para aktivis dari Eropa itu secara serentak akan berkunjung ke Palestina melalui bandara Israel Ben Gurion, sehingga aksi ini juga disebut dengan aksi "flytilla".
Para aktivis asal Eropa itu ingin menunjukkan solidaritas mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk merebut kembali hak-hak mereka yang dirampas dan ditindas oleh rezim zionis Israel. Tak heran jika Israel mati-matian untuk menggagalkan kampanye "kunjungan ke Palestina" dengan melarang masuk para aktivis tersebut ke bandara Israel. Rezim zionis menyebut para aktivis pro-Palestina itu sebagai "elemen berbahaya" dan "provokator". Untuk itu, Israel mengirimkan daftar nama aktivis yang dinyatakan tidak boleh datang ke Israel ke sejumlah maskapai penerbangan Eropa.
Israel mengancam maskapai penerbangan yang melanggar aturan itu, harus memulangkan para aktivis atas biaya maskapai penerbangan bersangkutan.
Mengomentari tindakan Israel itu, Dr. Mazin Qumsiyeh--salah satu penyelenggara aksi "Welcome to Palestine"--menilai Israel sudah bersikap paranoid dan histeria, karena Israel tidak mau dunia tahu apa yang terjadi di Palestina di bawah penjajahan Israel.
Aksi "Welcome to Palestine 2012" mendapat dukungan dari walikota Bethlehem Victor Batarsa. "Para aktivis itu datang ke Palestina untuk bicara perdamaian, bukan mendeklarasikan perang terhadap Israel. Mereka terbang dari negaranya ke Palestina untuk menjenguk rakyat Palestina yang hidup di bawah penjajahan (Israel). Mereka datang untuk membantu rakyat Palestina yang terisolasi," tukas Batarsa dalam keterangan pers aksi "kunjungan ke Palestina".
Puluhan aktivis perdamaian asal Israel juga mencoba memberikan dukungan melalui media massa, dan memobiliasi massa untuk menyambut para aktivis pro-Palestina di bandara. Tapi aparat keamanan Israel menangkapi dan menginterogasi mereka. (aisyah/im)
Sejumlah maskapai penerbangan Eropa membatalkan tiket yang sudah dipesan oleh para aktivis yang akan ikut dalam aksi "flytilla", sebuah aksi dengan melakukan kunjungan secara serentak ke Palestina dibawah kampanye "Welome to Palestine 2012."
Surat kabar Inggris The Guardian melaporkan, maskapai penerbangan Inggris Jet2 membatalkan tiga aktivis perdamaian dari Inggris yang akan ikut dalam aksi tersebut pada Minggu (15/4). Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa dan sejumlah maskapai penerbangan lainnya juga dilaporkan membatalkan tiket dengan tujuan serupa.
Jet2 mengirimkan surat elektronik pada para aktivis yang tinggal di Manchester, yang isinya memberitahukan bahwa tiket mereka dibatalkan dan mereka tidak akan mendapat ganti rugi atas pembatalan tersebut. Dalam surelnya, Jet2 juga menyatakan bahwa pihak maskapai berkewajiban memberikan daftar penumpang beserta identitas pribadi mereka--seperti tempat tanggal lahir, kewarganegaraan dan nomor paspor--pada Israel.
Jet2 juga mengatakan bahwa Israel telah memberikan informasi bahwa rezim zionis itu akan melarang masuk para aktivis tersebut, dan jika Jet2 berani menerbangkan para aktivis itu ke Israel, maka Jet2 akan dikenakan denda dan diperintahkan untuk memulangkan para aktivis itu ke Manchester.
Jet2 dalam surelnya meminta maaf atas pembatalan tersebut, dan mengatakan bahwa keputusan itu "benar-benar di luar kendali mereka". Meski demikian, Jet2 tidak mau mengembalikan harga tiket yang sudah dibayar para aktivis tersebut.
Norma Tuner, salah satu aktivis yang tiketnya dibatalkan mengungkapkan, ia tidak pernah membayangkan Israel bisa membatasi hak warga negara Inggris untuk terbang dari bandara negara Inggris.
Selain maskapai penerbangan Inggris Jet2, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan belasan tiket yang sudah dibeli oleh para aktivis perdamaian yang akan menuju Tel Aviv. Juru bicara Lufthansa menyatakan bahwa perusahaannya memegang komitmen terkait regulasi negara tujuan penerbangan, dan Israel--menurut jubir Lufthansa--sudah berulang kali meminta perusahaan-perusahaan penerbangan, termasuk Lufthansa, untuk mencegah para aktivis pro-Palestina terbang ke Israel.
Sejak kampanye aksi "Welcome to Palestine 2012" digulirkan, Israel melobi perusahaan penerbangan di Eropa untuk tidak memberi kesempatan bagi para aktivis pro-Palestina terbang ke Israel. Sekira 200 aktivis perdamaian dari sejumlah negara Eropa, rencananya akan berpartisipasi dalam aksi "Welcome to Palestine 2012" yang akan digelar pada Minggu (15/4). Para aktivis dari Eropa itu secara serentak akan berkunjung ke Palestina melalui bandara Israel Ben Gurion, sehingga aksi ini juga disebut dengan aksi "flytilla".
Para aktivis asal Eropa itu ingin menunjukkan solidaritas mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk merebut kembali hak-hak mereka yang dirampas dan ditindas oleh rezim zionis Israel. Tak heran jika Israel mati-matian untuk menggagalkan kampanye "kunjungan ke Palestina" dengan melarang masuk para aktivis tersebut ke bandara Israel. Rezim zionis menyebut para aktivis pro-Palestina itu sebagai "elemen berbahaya" dan "provokator". Untuk itu, Israel mengirimkan daftar nama aktivis yang dinyatakan tidak boleh datang ke Israel ke sejumlah maskapai penerbangan Eropa.
Israel mengancam maskapai penerbangan yang melanggar aturan itu, harus memulangkan para aktivis atas biaya maskapai penerbangan bersangkutan.
Mengomentari tindakan Israel itu, Dr. Mazin Qumsiyeh--salah satu penyelenggara aksi "Welcome to Palestine"--menilai Israel sudah bersikap paranoid dan histeria, karena Israel tidak mau dunia tahu apa yang terjadi di Palestina di bawah penjajahan Israel.
Aksi "Welcome to Palestine 2012" mendapat dukungan dari walikota Bethlehem Victor Batarsa. "Para aktivis itu datang ke Palestina untuk bicara perdamaian, bukan mendeklarasikan perang terhadap Israel. Mereka terbang dari negaranya ke Palestina untuk menjenguk rakyat Palestina yang hidup di bawah penjajahan (Israel). Mereka datang untuk membantu rakyat Palestina yang terisolasi," tukas Batarsa dalam keterangan pers aksi "kunjungan ke Palestina".
Puluhan aktivis perdamaian asal Israel juga mencoba memberikan dukungan melalui media massa, dan memobiliasi massa untuk menyambut para aktivis pro-Palestina di bandara. Tapi aparat keamanan Israel menangkapi dan menginterogasi mereka. (aisyah/im)
Oleh:
0 komentar:
Post a Comment