Karena Melawan saat Dilakukan Penangkapan
JAYAPURA - Seorang pemuda bernama Abraham Okako, yang diduga kuat
sebagai pelaku penikaman Anggota Yonif 751/BS Kompi E Skamto, Pratu
M.Ikhsan hingga tewas di depan Markas Kompi, Minggu (25/3) lalu,
akhirnya tewas setelah tertembak aparat Kepolisian dalam upaya
penangkapan di rumahnya, di dekat Markas Kompi E Skamto, Kabupaten
Keerom, Selasa (3/4) sekitar pukul 05.00 WIT.
Saat akan ditangkap aparat Kepolisian dari Polsek Muara Tami dan Polres Jayapura Kota, pelaku melakukan perlawanan terhadap petugas. Akibat perlawanan tersebut, satu anggota Reskrim Polsek Muara Tami bernama Bripka Humra terkena panah di bagian telapak tangan kanannya hingga tembus.
Karena pelaku melawan hingga ada anggota polisi yang terluka, aparat Kepolisian pun mengeluarkan tembakan untuk melumpuhkan pelaku, hingga mengenai bagian kakinya. Selanjutnya anggota yang terkena panah maupun pelaku yang tertembak dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua di Kotaraja, Jayapura untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Sayangnya, pelaku yang mengalami luka tembak di bagian betis kaki kanannya, tidak mampu ditolong oleh petugas medis, akibat mengalami pendarahan. Jenazah pelaku kemudian dipindahkan dari ruang ICU ke kamar mayat untuk diotopsi.
Pantauan Cenderawasih Pos di RS Bhayangkara, anggota Polsek yang terkena panah pelaku, lebih dulu tiba di RS Bhayangkara sekitar pukul 06.30 WIT. Saat dibawa ke ruang ICU, tampak jelas anak panah berbentuk besi sepanjang hampir 15 centimeter masih tertancap di telapak tangan kanannya.
Selanjutnya, pukul 07.30 WIT, menyusul pelaku yang masih dalam kondisi terborgol dengan pengawalan aparat Kepolisian tiba di RS Bhayangkara, untuk menjalani perawatan intensif.
Di depan ruang ICU sendiri langsung mendapat pengamanan sejumlah personel Kepolisian. Wartawan yang berusaha ingin mengambil gambar kondisi anggota polisi yang terkena panah maupun pelaku yang terkena tembak petugas, tidak diperbolehkan oleh petugas setempat.
Bahkan, ketika petugas medis akan melakukan perawatan, pelaku sempat memberontak dan berusaha kabur. Setelah hampir dua jam lebih mendapat penanganan intensif, sekitar pukul 10.45 WIT, pelaku menghembuskan nafas terakhirnya akibat mengalami pendarahan.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Pol. Dr.Ramon Amiman menjelaskan, tewasnya Abraham Akako tersebut akibat pendarahan di paha kanan tembus tungkai serta betis kanannya, akibat ada bagian pembuluh darahnya mengalami luka robek, sehingga itu yang menyebabkan terjadinya pendarahan.
“Jadi meskipun luka di bagian betisnya sudah diikat, tapi darahnya tetap mengucur akibat mengalami pendarahan. Pada prinsipnya kami sudah berusaha melakukan recovery terhadap lukanya. Mungkin karena terlambat datang, akibat perjalanan dari TKP cukup jauh sehingga upaya recovery juga terlambat,” tandasnya.
Sementara itu, untuk anggota Polisi yang terkena panah besi, menurut Dr. Ramon, setelah tiba di RS langsung dilakukan tindakan operasi, untuk mengambil panah yang masih tertancap di bagian telapak tangannya.
Hanya saja apakah ada bagian urat syaraf yang putus, pihaknya belum bisa memastikannya, karena korban masih dalam upaya perawatan. Hanya saja, kata dia, setelah dilakukan operasi pengambilan panah, tangan kananya masih bisa digerakkan.
“Untungnya panah tersebut hanya mengenai telapak tangannya, karena kalau mengenai dada atau kepalanya, mungkin saja kondisinya lain lagi. Prinsipnya korban masih menjalani perawatan intensif untuk pemulihan kondisi,” ungkapnya.
Sementara itu, informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya menyebutkan, terkait tewasnya anggota Yonif 751/BS akibat korban penikaman oleh seseorang itu, aparat Polsek Muara Tami, mengintensifkan upaya penyelidikan untuk mengungkap pelakunya.
Dari hasil pengembangan terhadap saksi-saksi yang telah dimintai keterangannya, diperoleh informasi bahwa pelaku yang diduga melakukan penikaman terhadap anggota TNI tersebut adalah Abraham Okako.
Untuk kepentingan penyelidikan, kata sumber tersebut, yang bersangkutan sudah beberapa kali didatangi oleh petugas untuk diminta keterangannya, tapi tidak pernah mau datang ke Polsek.
Akhirnya, pagi itu, sejumlah anggota Reskrim Polsek Muara Tami dan Polres Jayapura Kota mendatangi rumahnya, dan meminta yang bersangkutan untuk datang ke Polsek. Namun, saat petugas hendak masuk ke rumah, pelaku langsung menutup pintunya.
Ketika terduga pelaku penikaman menutup pintunya, petugas berkali-kali terus menghimbau agar mau bersama-sama datang ke Polsek. Namun, secara tidak terduga, pelaku mengambil panah, selanjutnya dari balik jendela melakukan penyerangan penyerangan dengan panah terhadap petugas, hingga mengenai Bripka Humra. Karena pelaku melakukan penyerangan, akhirnya petugas berusaha melumpuhkannya pelaku dengan tembakan ke arah betis kanannya.
Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Yohanes Nugroho Wicaksono saat ditanya wartawan mengatakan dalam proses penggerebekan itu, pelaku melakukan perlawanan dan memanah salah satu anggota Polsek, sehingga anggota pun melumpuhkan pelaku.
Setelah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara akibat luka tembak yang deritanya, pelaku akhirnya meninggal dunia. “Pelaku kehabisan darah sehingga pihak medis tidak berhasil menolong nyawanya,” katanya.
Sedangkan dalam proses penangkapan terhadap pelaku, bermula dari anggota yang menemui pelaku di TKP, sekitar pukul 05.00 Wit. Lalu pelaku yang melihat anggota mengejarnya mencoba melarikan diri dan masuk ke dalam sebuah rumah panggung.
“Pelaku masuk ke rumah panggung, kemudian anggota mencoba meminta kepada pelaku untuk menyerahkan diri. Sehingga terjadi proses negosiasi yang panjang. Hingga berujung adanya proses perlawanan dari pelaku, yang mengakibatkan salah satu anggota terkena panah,” jelasnya.
Kemudian anggota mengambil mesin sinso untuk memotong rumah untuk menjatuhkannya, sebab rumah tersebut rumah panggung. Namun ketika anggota hendak bergerak pelaku langsung keluar dengan membawa parang dan melemparkannya ke salah satu anggota.
“Pelaku saat itu melakukan perlawanan untuk kedua kalinya dengan menggunakan parang, beruntung tidak ada korban saat itu. Sedangkan pelaku langsung kabur dan anggota pun terpaksa melakukan penembakan terhadapnya, tepatnya di bagian kaki. Kemudian setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit, pelaku tidak tertolong karena kehabisan darah, sedangkan anggota Polsek masih mendapat perawatan medis,” katanya.
Sementara itu Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Moh. Erwin Syafitri mengatakan bahwa benar pelaku penikaman anggotanya di Skamto itu meninggal dunia setelah ditangkap. Hanya pelakunya meninggal akibat kehabisan darah, setelah dilumpuhkan kakinya.
"Saya mendapat informasi dari Kapolda ketika peresmian kapal SAR di Jayapura. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang berhasil mengungkap pelaku penikaman anggota saya," tuturnya.
Namun ketika disinggung motif penikaman terhadap pelaku, Pangdam mengakui belum mengetahuinya dan saat ini telah menugas Dannyon 751 guna menyelidiki motif penikaman. "Kami harus tahu motivasi pelaku, sehingga menjadi bahan evaluasi kami, meskipun pelaku sudah meninggal," tukasnya. (ro/fud)
0 komentar:
Post a Comment