JAKARTA
-- Indonesia Police Watch (IPW), menilai aksi teror di Papua akan terus
terjadi dan berkembang jika kesenjangan sosial di Bumi Cendrawasih, itu
terus dibiarkan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
"Siapa pun yang menjadi rakyat Papua akan sangat sakit hati jika melihat sumber daya alamnya terus "dijarah" baik oleh orang asing maupun oleh orang-orang luar Papua, sementara rakyat Papua tetap dibiarkan terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan," kata Ketua Presidium IPW Neta Saputera Pane, Selasa (10/4), menjawab JPNN.
"Infrastruktur rakyat dibiarkan apa adanya, sementara infrastruktur orang-orang asing di kawasan tambang dibangun dengan super mewah. Inilah sumber masalah Papua," tegas Neta.
Ia menilai, adapun keberadaan aparat keamanan di Papua, terutama Polri tak lebih sekadar sebagai pemadam kebakaran. "Jadi sepanjang sumber apinya tidak diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah, aparat keamanan hanya akan menjadi bulan-bulanan rakyat Papua yang sakit hati," ujarnya.
IPW berkesimpulan yang terjadi di Papua bukanlah aksi teror, tapi perlawanan rakyat yang sakit hati karena diperlakukan tidak adil. Antisipasinya adalah menyelesaikan kesenjangan sosial di Papua. Pendekatan keamanan, apalagi bersifat represif tidak akan ada artinya.
"Sebab rakyat yang sakit hati akan terus melakukan perlawanan hingga anak cucunya," pungkasnya.
Seperti diketahui aksi penembakan pesawat Trigana Air oleh orang tak dikenal di Papua, terjadi pada Minggu (8/4), menyebabkan seorang tewas dan tiga lainnya luka. (boy/jpnn)
"Siapa pun yang menjadi rakyat Papua akan sangat sakit hati jika melihat sumber daya alamnya terus "dijarah" baik oleh orang asing maupun oleh orang-orang luar Papua, sementara rakyat Papua tetap dibiarkan terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan," kata Ketua Presidium IPW Neta Saputera Pane, Selasa (10/4), menjawab JPNN.
"Infrastruktur rakyat dibiarkan apa adanya, sementara infrastruktur orang-orang asing di kawasan tambang dibangun dengan super mewah. Inilah sumber masalah Papua," tegas Neta.
Ia menilai, adapun keberadaan aparat keamanan di Papua, terutama Polri tak lebih sekadar sebagai pemadam kebakaran. "Jadi sepanjang sumber apinya tidak diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah, aparat keamanan hanya akan menjadi bulan-bulanan rakyat Papua yang sakit hati," ujarnya.
IPW berkesimpulan yang terjadi di Papua bukanlah aksi teror, tapi perlawanan rakyat yang sakit hati karena diperlakukan tidak adil. Antisipasinya adalah menyelesaikan kesenjangan sosial di Papua. Pendekatan keamanan, apalagi bersifat represif tidak akan ada artinya.
"Sebab rakyat yang sakit hati akan terus melakukan perlawanan hingga anak cucunya," pungkasnya.
Seperti diketahui aksi penembakan pesawat Trigana Air oleh orang tak dikenal di Papua, terjadi pada Minggu (8/4), menyebabkan seorang tewas dan tiga lainnya luka. (boy/jpnn)
0 komentar:
Post a Comment