oleh Amakanie Wagi pada 4 April 2012 pukul 8:49
pikir saya mungkin terlalu cepat tuk berpikir kayak
begini. saya hilangkan perasaan itu walau banyak kebutuhan yg harus saya
penuhi sebagai seorang wanita.
Akhirnya minggu ke-emat
atau tepat sebulan, saya harus bergegas pulang ke kampung saya, saat
saya pamit, om saya, adik kandung mamaku hanya membelikan saya tiket
pesat. yaa sebagai manusia saya sempat shok dan heran masa om saya
sebagai kepala bagian kok tidak ada uang..., banyak timbul pertanyaan yg
tidak2 sat itu.
Walau berat saya memberanikan diri tuk
bertanya, apa benar om tidak ada uang? klo memang tdk ada uang biar saya
tunda saja sampai nnti ada uang baru saya berangkat.
sebelum
menjwb dia menatap saya sejenak, nak sebelumnya om minta maaf yang
sebesar-besarnya, om juga sangat malu sekali hanya bisa membeli om tiket
padahal om disini sebagai kepala bagian, minta maaf yaa om.
tidak jadi masalah om, saya hanya ingin tahu kenapa bisa begitu padahal om tidak pernah seperti ini,...?? jawab saya.
masanya
pak AP YOUW uang sangat kentara ( terlihat sekali) tapi sekarang sudah
tidak lagi. sepertinya beliau (BUPATI) menahan semua jalur keuangan
daerah, jadi nasib kita juga sama seperti masyarakat biasa. kami juga
bingung sekali dengan cara kepemimpinannya niee....??. tambahnya
ooo..rupanya
begitu, gila betul pimpinan daerah ini, terlalu diktator cara
kepemimpinannya. masak uang rakyat kok dijadikan uang pribadi.
sebenarnya dia buta, tuli atau sedikit miring otaknya. kok tidak bisa
berpikir saya naik dari mana, oleh siapa, dan untuk siapa?.
dengan puas penjelasan dari om, akhirnya saya berangkat juga ke kampung saya...
0 komentar:
Post a Comment