Bahagia di Tengah Warga Papua

SENGGANG
Ririn Ekawati
Bahagia di Tengah Warga Papua

Banyak berperan sebagai orang "berpunya" dan orang "kebanyakan" di film layar lebar dan sinetron, ternyata memiliki manfaat bagi artis sinetron dan film Ririn Ekawati. Ia menyimpulkan, ternyata hidup sederhana itu nikmat. 

 "Syukur alhamdulillah, film-film yang aku bintangi belakangan ini sangat mendukung keinginanku untuk tampil sederhana. Melalui gaya hidup sederhana, aku berharap bisa menabung sebagian hasil kerja kerasku untuk persiapan hari tua. Dulu, ketika masih jadi orang 'berpunya', gaya hidupku boros. Aku tak bisa menabung, bahkan cenderung jadi angkuh dan masa bodoh dengan lingkungan," ujar Ririn Ekawati usai pemutaran film terbarunya, Di Timur Matahari, di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/6). 

Dalam film garapan sutradara Ari Sihasale-yang menghabiskan lebih separuh jadwal syuting di kawasan terpencil di Provinsi Papua-Ririn Ekawati didapuk menjadi dokter muda yang bertugas di pedalaman. Perempuan berdarah Priangan namun lahir di Jakarta pada 11 November 1982 ini mengaku sangat menikmati perannya itu. "Soalnya, di film itu aku harus menonjolkan tampilan asliku yang sebenarnya sederhana," katanya. 

Dengan cara begitu, ternyata masyarakat Papua yang berperan menjadi pasien Ririn merasa dekat dengannya. Tanpa sungkan, mereka mau berbicara banyak mengenai apa saja kepadanya. Mereka juga menurut dan mau mengikuti apa saja yang dinasihatkan Ririn. Misalnya, saat memberikan pantangan jika memeriksa pasiennya yang tengah demam tinggi. 

"Kedekatan antara aku dan warga Papua itu akhirnya membuatku bisa maksimal memerankan aktingku sebagai dokter yang bertugas di pedalaman Papua," tutur Ririn. 

Akibatnya, seperti dituturkan Nia Zulkarnaen selaku produser film itu, syuting semua adegan Ririn berjalan sangat lancar. Kenyataan itu dengan sendirinya membuat Alenia Film merasa cocok melanjutkan kerja sama dengan Ririn dalam pembuatan film mendatang. Syukurlah, kalau begitu. Selamat, ya, Rin! (Ami Herman)