ilustrasi (foto Umaginews) |
“Lelaki rentah itu Papua”
Rambutnya yang keriting kusam
menguning
badannya yang legam tonjolkan tulang
badannya yang legam tonjolkan tulang
ia duduk memeluk lutut
diatas bukit ode dihamparan batu menghitam
memandang kebawah dengan mata cekung nya
melihat kesibukan pekerja dengan mesin penggali
diatas bukit ode dihamparan batu menghitam
memandang kebawah dengan mata cekung nya
melihat kesibukan pekerja dengan mesin penggali
dibawah sana mereka kenyang
diatas sini sang lelaki kelaparan
dibawah sana mereka terbalut jeans
diatas sini hanyalah koteka bertelanjang dada
diatas sini sang lelaki kelaparan
dibawah sana mereka terbalut jeans
diatas sini hanyalah koteka bertelanjang dada
kedap kedip mata sang lelaki
mengusir lalat yang hinggap
ketika gerobak emas berlalu tinggalkan debu
ketika gerobak emas berlalu tinggalkan debu
sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu
tetap saja kereta emas itu hanya berlalu
tetap saja kereta emas itu hanya berlalu
sudahlah lelaki renta,emas itu bukan
untukmu
West Papua |
tetapi untuk tuan tuan dibenua sana
sedikit untuk penguasa penguasa negri ini
sedikit lagi untuk tentara tentara penjaga itu
sedikit untuk penguasa penguasa negri ini
sedikit lagi untuk tentara tentara penjaga itu
hormati saja benderamu
nyanyikan saja lagu kebangsaanmu
nyanyikan saja lagu kebangsaanmu
lalu,lelaki itupun menggumam lirih ;
“Hai tanahku papua kau tanah laihirku kepadamu kuselalu sampaikan ajalku”
“Hai tanahku papua kau tanah laihirku kepadamu kuselalu sampaikan ajalku”
lelaki itu menyanyikan lagu itu bait
demi bait hinggan selesai.
Juni, 19 2012
Salam dari pelosok kampung, untuk papua
0 komentar:
Post a Comment