Nederland - Majalah
Belanda Elsevier menurunkan artikel tentang seruan Partai untuk
Kebebasan PVV kepada pemerintah Belanda untuk mendukung perjuangan
kemerdekaan Papua.
Anggota parlemen Wim Kortenoeven (PVV) ingin agar Menlu Uri Rosenthal dari partai liberal konservatif VVD menegaskan kepada pemerintah Indonesia tidak lagi menggunakan kekerasan terhadap kelompok separatis Papua.
Diplomat Belanda harus menghadiri pembacaan deklarasi kemerdekaan di Papua, 1 Desember. Itu bisa mencegah terjadinya pertumpahan darah. Demikian Kortenoeven seperti dikutip Elsevier.
Terkait:
* Mengapa Masalah Papua Penting bagi PVV?
* Partainya Wilders Protes Masalah Papua
Anggota parlemen dari PVV menyampaikan pesan ini dalam pembahasan anggaran Kementerian Luar Negeri. Ia mengenakan lencana bergambarkan bendera bintang kejora pada bajunya. Bendera itu adalah hadiah Belanda kepada Papua tahun 1961, sebagai tanda mendukung keinginan kemerdekaan.
Kepala suku
Karena ditekan oleh Amerika, Belanda menyerahkan Papua bagian Barat ke PBB tahun 1962. Amerika cemas Indonesia akan berubah menjadi negara komunis, jika masalah Papua tidak diselesaikan. Karena Uni Sovyet dan Cina ketika itu berpihak kepada Indonesia. Tapi dengan syarat rakyat, melalui referendum, bisa mengungkapkan pendapat tentang kemerdekaan.
Tahun 1969 PBB meminta advis beberapa kepala suku di Papua. Karena tertarik dengan pelbagai hadiah dan janji-janji palsu, para kepala suku ini memilih bergabung dengan Indonesia. Demikian Kortenoeven seperti dikutip Elsevier. Sejak itu tentara Indonesia bertindak keras terhadap orang Papua yang memperjuangkan negara sendiri.
Utang kehormatan
Kortenoeven langsung mendapatkan dukungan dari partai hijau GroenLinks. "Saya mendukung Anda," kata Mariko Peters dari Partai Kiri Hijau tersebut seperti dikutip majalah Elsevier. Sangat kecil kemungkinan Menlu Rosenthal juga akan mendukung seruan PVV. Hingga sekarang para menlu Belanda, dalam hubungan mereka dengan Indonesia, sebanyak mungkin menghindari topik-topik peka.
Bukan hanya terkait hubungan ekonomi, juga karena ada hubungannya dengan masa lampau kolonial, maka pemerintah Belanda diminta bersikap berhati-hati.
Atas pertanyaan apakah rakyat Papua diuntungkan jika Belanda campur tangan dalam masalah ini, Kortenoeven menyatakan dia tidak membela separatisme, melainkan hak untuk menentukan nasib sendiri. "Belanda mempunyai hutang kehormatan," demikian anggota PVV ini dalam Elsevier. (C.Nikson.F/FB)
Anggota parlemen Wim Kortenoeven (PVV) ingin agar Menlu Uri Rosenthal dari partai liberal konservatif VVD menegaskan kepada pemerintah Indonesia tidak lagi menggunakan kekerasan terhadap kelompok separatis Papua.
Diplomat Belanda harus menghadiri pembacaan deklarasi kemerdekaan di Papua, 1 Desember. Itu bisa mencegah terjadinya pertumpahan darah. Demikian Kortenoeven seperti dikutip Elsevier.
Terkait:
* Mengapa Masalah Papua Penting bagi PVV?
* Partainya Wilders Protes Masalah Papua
Anggota parlemen dari PVV menyampaikan pesan ini dalam pembahasan anggaran Kementerian Luar Negeri. Ia mengenakan lencana bergambarkan bendera bintang kejora pada bajunya. Bendera itu adalah hadiah Belanda kepada Papua tahun 1961, sebagai tanda mendukung keinginan kemerdekaan.
Kepala suku
Karena ditekan oleh Amerika, Belanda menyerahkan Papua bagian Barat ke PBB tahun 1962. Amerika cemas Indonesia akan berubah menjadi negara komunis, jika masalah Papua tidak diselesaikan. Karena Uni Sovyet dan Cina ketika itu berpihak kepada Indonesia. Tapi dengan syarat rakyat, melalui referendum, bisa mengungkapkan pendapat tentang kemerdekaan.
Tahun 1969 PBB meminta advis beberapa kepala suku di Papua. Karena tertarik dengan pelbagai hadiah dan janji-janji palsu, para kepala suku ini memilih bergabung dengan Indonesia. Demikian Kortenoeven seperti dikutip Elsevier. Sejak itu tentara Indonesia bertindak keras terhadap orang Papua yang memperjuangkan negara sendiri.
Utang kehormatan
Kortenoeven langsung mendapatkan dukungan dari partai hijau GroenLinks. "Saya mendukung Anda," kata Mariko Peters dari Partai Kiri Hijau tersebut seperti dikutip majalah Elsevier. Sangat kecil kemungkinan Menlu Rosenthal juga akan mendukung seruan PVV. Hingga sekarang para menlu Belanda, dalam hubungan mereka dengan Indonesia, sebanyak mungkin menghindari topik-topik peka.
Bukan hanya terkait hubungan ekonomi, juga karena ada hubungannya dengan masa lampau kolonial, maka pemerintah Belanda diminta bersikap berhati-hati.
Atas pertanyaan apakah rakyat Papua diuntungkan jika Belanda campur tangan dalam masalah ini, Kortenoeven menyatakan dia tidak membela separatisme, melainkan hak untuk menentukan nasib sendiri. "Belanda mempunyai hutang kehormatan," demikian anggota PVV ini dalam Elsevier. (C.Nikson.F/FB)
0 komentar:
Post a Comment