Alm. Mako Tabuni ( Foto list) |
KNPBnews -
Rekaman konferensi pers berikut ini dilakukan alm. Mako Tabuni, ketua 1
KNPB saat aksi damai di kantor DPRP pada tanggal 9 Juni 2012, atau 5
hari sebelum dirinya ditembak mati oleh Indonesia melalui Densus 88.
Rekaman ini menunjukan Mako menuding pihak negara, dalam hal ini Polda
Papua melakukan serangkaian aksi kekerasan (penembakan). Berikut kutipan
rekamannya:
Disini Rekenamannya: Rekaman: Pernyataan Mako Tabuni
“…atas semua peristiwa ini, berarati polda papua
bertanggung jawab. Semua rentetan peristiwa. Jadi semua pelaku kejahatan
diatas tanah Papua adalah Polda Papua, karena tidak ada mengungkapkan
bukti penangkapan Buchtar Tabuni oleh Waterpau diatas meja ini, tidak
ada bukti bahwa Buchtar Tabuni keluarkan perintah, atau Buchtar tabuni
keluarkan PO, atau Buchtar Tabuni anggota KNPB kedapatan ada bawa
senjata tajam,senjata api dll tidak ada, tapi disuruh bertanggung jawab
berarti menuntupi kesalahan dan mengkambinghitamkan KNPB sebagai teroris
atau aktor kriminal diatas tanah Papua,
jadi kami vonis, kami tetapkan,
rakyat Papua tetapkan dan memutuskan Polda papua adalah aktor semua
kejahatan diatas tanah Papua. Pembunuhan, penembakan yang terjadi ini
adalah Polda Papua dibawah kepemimpinan Waterpau, dan Waterpau segera
bertanggung jawab. Kapolri segera tarik Waterpau dan minta keterangan,
demikian. karena dia mau melindungi diri sendiri atas otak-otak
kejahatan ini, maka ia menangkap Buchtar Tabuni tanpa bukti yang jelas.
Yang berikut dia mau menjadi penyelamat siang bolonn diatas tanah ini, kemungkinan besar mungkin ambisi Kapolda, dengan untuk meredam situasi diatas tanah Papua ini, dia melakukan kejahatan baru dikambinghitamkan KNPB untuk Jakarta percaya bahwa o Waterpau cocok jadi Polda Kapolda, a..itu..itu..kita ini orang lapangan jadi, pemain semua jadi, a..kalau seperti itu ya, itu satu penghinaan terhadap saudara, kita ini sama-sama orang Papua tapi kelakukan seperti itu sangat…… Itu yang pertama, KNPB hari ini kami datang ditempat produk hukum diatas tanah Papua, yaitu DPRP, kami akan desak DPRP deadline waktu 3 hari keluarkan Papua darurat sipil, 1 berkas untuk Papua darurat sipil, kalau tidak sejak hari ini juga KNPB akan memediasi seluruh rakyat Papau Barat akan kasih DPO terhadap DPRP, MRP atas pembunuhan pembantaian diatas tanah Papua karena mereka melindungi penjahat-penjahat yang ada diatas tanah Papua yaitu militer.
Kami akan kasi DPO kami akan cari dari rumah kerumah bunuh mereka, kalau tidak mampu keluarkan satu perda tentang Papua darurat sipil. itu yang sementara kami tunggu Komisi A untuk keluarkan Perda itu, terima kasih”
Yang berikut dia mau menjadi penyelamat siang bolonn diatas tanah ini, kemungkinan besar mungkin ambisi Kapolda, dengan untuk meredam situasi diatas tanah Papua ini, dia melakukan kejahatan baru dikambinghitamkan KNPB untuk Jakarta percaya bahwa o Waterpau cocok jadi Polda Kapolda, a..itu..itu..kita ini orang lapangan jadi, pemain semua jadi, a..kalau seperti itu ya, itu satu penghinaan terhadap saudara, kita ini sama-sama orang Papua tapi kelakukan seperti itu sangat…… Itu yang pertama, KNPB hari ini kami datang ditempat produk hukum diatas tanah Papua, yaitu DPRP, kami akan desak DPRP deadline waktu 3 hari keluarkan Papua darurat sipil, 1 berkas untuk Papua darurat sipil, kalau tidak sejak hari ini juga KNPB akan memediasi seluruh rakyat Papau Barat akan kasih DPO terhadap DPRP, MRP atas pembunuhan pembantaian diatas tanah Papua karena mereka melindungi penjahat-penjahat yang ada diatas tanah Papua yaitu militer.
Kami akan kasi DPO kami akan cari dari rumah kerumah bunuh mereka, kalau tidak mampu keluarkan satu perda tentang Papua darurat sipil. itu yang sementara kami tunggu Komisi A untuk keluarkan Perda itu, terima kasih”
Pernyataan alm. Mako Musa Tabuni menunjukan dengan pasti bahwa KNPB
bersama dirinya bukan merupakan aktor berbagai penembakan di Papua. Mako
dengan jelas menyatakan bahwa, KNPB melalui Buchtar Tabuni tidak pernah
mengerluarkan perintah operasi untuk lakukan berbagai aksi penembakan
di Papua.
Mako, dalam pernyataan diatas menunjukan bahwa dirinya sangat yakin
bahwa semua aksi penembakan adalah skenario pihak-pihak tertentu, dalam
hal ini Mako dengan terbuka menyatakan bahwa kondisi itu merupakan
permainan Wakapolda Paulus Waterpau untuk kepentingan ambisinya menjadi
Kapolda Papua.
Lantas menjadi pertanyaan, mengapa polisi tidak menangkap alm. Mako
Tabuni disaat aksi damai berlangsung di DPRP? Padahal keberaan Mako
sangat strategis bagi Polisi untuk lakukan penangkapan karena berada 100
meter diantara Mabes Polda Papua dan Mabes Porlesta Jayapura.
Hal ini membuktikan bahwa penembakan terhadap Mako Tabuni pada
tanggal 14 Juni lalu dilakukan atas perintah Wakapolda, Paulus Waterpau
adalah dalam upaya menyelematkan proyek skenario negara dan Polda Papua
dalam hal ini Paulus Waterpau yang hendak dibuka dan dibeberkan oleh
alm. Mako Tabuni dan KNPB.
Hari-hari sebelum alm. Mako ditembak mati, almarhum bersama
teman-temannya di KNPB melakukan aktivitas seperti biasa sekalipun di
media masa Polda Papua melalui Paulus Waterpau menyebutkan inisial ‘MT”
(Mako Tabuni) dan kawanan yang lain sebagai pelaku penembakan. Almarhum
tidak merasa takut, dengan incaran Polda Papua yang menjadikan dirinya
DPO.
Pada tanggal 12 dan 13 Juni sore dan pagi alamarhum berjalan kaki ke
putaran perumnas III dan makan pinang. Almarhum tidak menunjukan bahwa
dirinya panik, sekalipun banyak anggota Polisi dan intel yang lalu
lalang dengan mobil-mobil Avansa untuk mewanti-wanti dan mencari posisi
yang tepat untuk membunuhnya pada saat itu. Almarhum tenang karena ia
merasa bahwa ia tidak bersalah, atau ia bukanlah aktor penembakan
seperti yang dituduh Polda Papua di media masa.
Skenario
negara ini sudah menjadi rahasia umum. Pasalnya, semua kejadian
penangkapan dan pembunuhan di Papua ditengarai sebagai upaya negara
mendegradasi dan menjustifikasi gerakan KNPB sebagai gerakan kekerasan,
gereakan pengacau, gerakan teroris dan label-label lainnya.
Skenario itu bukan saja mengorbankan Mako Tabuni. Ketua Parlemen
Nasional West Papua [PNWP], Buchtar Tabuni yang ditangkap juga bagian
dari skenario itu. Penangkapan dan proses hukum Buchtar Tabuni penuh
tanda tanya. Kenapa Buchtar yang dituduh awalnya sebagai pelaku yang
mengkoordinir penembakan di Papua tidak ditetapkan sebagai tersangka
kasus penembakan? namun setelah Mako dibunuh Buchtar justru dikaitkan
dengan alasan pengrusakan LP Abepura yang terjadi dua tahun silam
(2010)?
Bila kejadian tersebut terjadi pada dua tahun yang lalu, mengapa
selama dua tahun berjalan Buchtar tidak ditangkap oleh Polda yang telah
menetapkan dirinya DPO? Padahal selama ini Buchtar selalu lakukan
koordinasi aktif untuk pengamanan aksi dengan Kapolda. Bahkan, dirinya
ciptakan suasana saling menghargai dengan pihak Polda Papua, dimana
beberapa kali ia mendatangi Mabes Polda Papua, dan kenapa ia tidak
ditangkap pada saat itu bila statusnya DPO kasus pengrusakan Lapas
Abepura 2010 lalu?
Bila Buchtar dikaitkan dengan Kasus Lapas Abepura, kenapa Polda Papua
bersama media masa membuat pemberitaan yang palsu saat rekontruksi
pembunuhan warga Jerman di Base-G, dimana Buchtar Tabuni juga
ditempatkan dalam rekontruksi itu sebagai pelaku penembakan warga
Jerman?
Adalah merupakan suatu pembohongan publik yang juga bagian dari
proyek skenario yang dimainkan negara dalam upaya membunuh gerakan damai
yang dibangun oleh KNPB. (wl/wd)
0 komentar:
Post a Comment