Logo KontraS |
"Jelas kami sangat menolak kalaupun yang diganti latar belakang dari Densus 88. Kami tahu (duga, red) cara pendekatannya, cara pendekatan kekerasan karena latar belakangnya mempengaruhi kinerja. Jadi jangan terus kemudian ada pergantian tapi tidak menyelesaikan persoalan di Papua," katanya.
Perempuan asli Port Numbay, Kota Jayapura ini mengatakan bahwa jika boleh memilih, mungkin ada figur lain yang bisa menjabat sebagai Kapolda Papua.
"Kita melihat track record-nya dia (Irjen Pol Tito Karnavian, red), banyak masukan bahwa ini terlalu dipaksakan, dia harus yang jadi Kapolda Papua," katanya.
Namun perempuan muda yang juga seorang pengacara itu mengatakan bahwa kalaupun ada pergantian Kapolda Papua yang baru diharapkan yang terbaik sehingga bisa mengevaluasi kinerja jajaran Polda Papua dan menyelesaikan sejumlah masalah yang terjadi.
"Menurut kami (KontraS, red), artinya begini kalaupun ada pergantian Kapolda, kami harapkan yang terbaik, artinya mengevaluasi yang kemarin, banyak kekerasan terhadap masyarakat sipil, masih ada penggunaan senjata untuk menyelesaikan persoalan," katanya.
"Artinya pengangkatan (pergantian Kapolda, red) ini kan ada syarat-syaratnya sendiri, karena Papua ini bukan lahan percoban jika menempatkan pemimpin yang tidak bisa menyelesaikan persoalan," tambahnya.
Seperti diwartakan oleh sejumlah media, Irjen Pol Tito Karnavian mendapatkan kepercayaan menjabat sebagai Kapolda Papua menggantikan pejabat lama, Irjen Pol BL Tobing yang dimutasikan ke Mabes Polri.
Irjen Pol Tito Karnavian, memiliki "track record" yang cukup mumpuni, diantaranya pernah menjabat sebagai kepala Detasmen Khusus 88 Polri dan salah satu deputi di Badan Nasional Penanggulangan Teroris.
Alumnus Akpol 1987 itu diharapkan bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang kerap terjadi di provinsi paling timur Indonesia itu.
Sumber:
0 komentar:
Post a Comment