PT Freeport. REUTERS (Muhammad Yamin) |
Papua - PT Freeport Indonesia mengklaim lahan tailing atau limbah pasir sisa
tambang yang dihasilkannya, masih memiliki potensi untuk dikelola
kembali.
"Kegiatan pertambangan pasti ada dampak lingkungan yang terjadi
disekitarnya. Disini pasti ada produk yang berdampak pada lingkungan
tapi dampak tidak selalu negatif," ujar Direktur PTFI Rozik Sucipto saat
di Gedung Energi, Jakarta, Selasa (9/10).
Freeport menggandeng Universitas Negeri Papua (UNIPA) untuk meneliti
keanekaragaman hayati (biodiversity) pada lahan tailing. Dari hasil
penelitiannya, proses perkembangan suksesi alami dan turut membantu
perkembangan vegetasi secara alami. Selain itu, lahan tailing dapat
menjadi kawasan budidaya pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
Dia mengklaim limbah yang dihasilkan perseroan tidak berdampak
beracun, karena di atas ambang batas analisis dampak lingkungan yang
ditentukan." Produk kami di samping konsentrat tembaga dan tanah
penutup, dibicarakan dalam pemanfaatan limbah tailing," ujarnya.
Tim penelitian dari Universitas Negeri Papua (UNIPA) mengungkapkan
hasil penelitian lingkungan hidup di lahan tailing di sekitar lokasi
penambangan, spesies tanaman asli dapat tumbuh kembali secara alami di
tanah yang mengandung tailing di sekitar lokasi penambangan.
"Keanekaragaman hayati di area suksesi alami tersebut akan terus
meningkat seiring dengan perkembangan dari proses suksesi alam itu
sendiri," ujar Rektor UNIPA Marlyn N Lekitoo, Jakarta, Selasa (9/10).
Universitas Negeri Papua menyebutkan hasil penelitian menunjukkan
proses perkembangan suksesi alami terlihat 117 spesies burung, 42
spesies fauna, 93 spesies kupu-kupu dan 10 spesies mamalia." Secara keseluruhan spesies tersebut menjadikan area suksesi alam lahan tailing
sebagai habitat mereka," katanya.
Sumber: Merdeka.com
0 komentar:
Post a Comment