Home » » Jhon Mofu: “Kemana Milikku Dibawa dan Haruskah Terus Begini”

Jhon Mofu: “Kemana Milikku Dibawa dan Haruskah Terus Begini”


Jhon Mofu adalah salah satu penyanyi terbaik tanah Papua. Ia
penyanyi, sekaligus juga pencipta lagu. Ia telah memberi sebuah input
kepada bangsa Papua, terutama dalam bidang musik.
“Negeri Leluhurku Papua,” begitulah judul sebuah lagu yang dikarang
dan dinyanyikan sendiri oleh Jhon Mofu, di antara sekian banyak
lagunya itu. Inilah syair lagunya:

Negeri Leluhurku Papua
“Kapankah berakhir, semua tangis dan derita ini…
Di atas negeri leluhurku
Yang menjanjikan sejuta harapan.”
Tanah Papua sangat memesona. Indah, menawan, kaya, dan subur. Orang
sering menyebutnya, tanah sorga. Pemilik tenah sorga itu adalah bangsa
Papua. Mereka berambut keriting, berkulit hitam. Tanah yang dari
segala segi, lebih dari cukup untuk memberi harapan akan masa depan
yang cerah.
“Gunung yang membiru berakar emas dan uranium
Suratan alam yang abadi
Kini berlalu entah ke mana.”
Di atas tanah Papua yang kaya itu, bangsa Papua, pemilik tanah sorga
itu duduk termenung. Harapan akan hidup yang lebih baik di atas
tanahnya yang memberi sejuta harapan akan masa depan yang baik itu
tampaknya akan menjadi mimpi. Semua kekayaan alam yang dimilikinya
dalam sekejab mulai menghilang. Satu per satu diambil, dirampas, dan
dicuri oleh mereka yang datang.
Sementara bangsa Papua, dengan matanya mulai melihat hal itu terjadi.
Satu per satu, harta warisannya hilang. Kini, semuanya tandas sudah,
dibawa berlalu entah ke mana.
“Tanahku oh Papua…
Kau tersohor di mata dunia…
Namun di gubug ini, hatiku bertanya
Ke manakah Milikku dibawa,
Dan haruskah terus begini…”
Nama Papua telah dikenal dunia, sejak ditemukan. Ia terkenal karena
memberi sejuta harapan bagi siapa saja yang memilikinya. Oleh
karenanya, Papua dijuluki tanah sorga. Edo Konolongit menyebutnya,
‘surga kecil yang jatuh ke bumi.’ Jhon Mofu sendiri menyebutnya,
‘tanah leluhur yang memberi sejuta harapan.’
Sayangnya, pemilik tanah sorga itu hidup sangat memprihatinkan di atas
tanahnya yang oleh dunia disebut ‘tanah sorga.’  Dari dalam honai,
dari gubug reot di tengah rimba dan di bibir pantai, bangsa  Papua
hanya mampu melihat segala miliknya dikuras.
Tanah Papua memang menjanjikan bagi yang memilikinya. Bangsa Papua
yang mendiami tanah Papua adalah pewaris tanah leluhur, tanah Papua.
Namun, sepertinya tangan-tangan rakus itu telah menancapkan cakarnya,
menembus sendi-sendi yang paling dalam, dan menghisap seluruh
kendungan alamnya.
Tangisan dan ratapan pilu bangsa Papua masih saja
terdengar, di sela-sela tertawa gembira ‘mereka’ yang menikmati tanah
Papua.
Kapankah berakhir tangis dan derita ini bagi bangsa Papua di atas
negeri leluhur yang sesungguhnya  memberi sejuta harapan itu?
(Bastian Tebai/MS)


Penulis Bastian Tebai
Sumber: Majalahselangkah.com
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger