Susilo Bambang Yudhoyono |
Jakarta - Kemajuan teknologi membuat sosial media semakin mengalami
perkembangan. Kondisi itu mengakibatkan informasi dengan mudah diakses
oleh publik di seluruh Indonesia.
Alhasil, publik semakin mudah terpengaruh dan terprovokasi terhadap isu-isu yang belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
Dalam beberapa konflik di Indonesia, warga kerap tersulut emosinya akibat kabar yang disebarkan melalui sosial media seperti twitter dan pesan singkat maupun pesan berantai yang belum tentu terbukti kebenarannya. Untuk mencegahnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar aparat keamanan dan perangkat daerah aktif memantau perkembangan melalui facebook, twitter atau media jejaring sosial lainnya.
"Sekarang era media sosial, aparat keamanan juga harus rajin mengikuti. Jangan biarkan berita yang tidak benar memprovokasi," ujar SBY saat memberikan instruksi kepada kepala daerah, kapolda dan panglima Kodam seluruh Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (30/11).
Dengan memantau jejaring sosial, aparat dapat melakukan pencegahan dengan memasukkan informasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Dengan demikian, masyarakat tidak terprovokasi.
"Didik rakyat kita untuk membicarakan kebenaran bukan keonaran," ucapnya singkat.
Alhasil, publik semakin mudah terpengaruh dan terprovokasi terhadap isu-isu yang belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
Dalam beberapa konflik di Indonesia, warga kerap tersulut emosinya akibat kabar yang disebarkan melalui sosial media seperti twitter dan pesan singkat maupun pesan berantai yang belum tentu terbukti kebenarannya. Untuk mencegahnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar aparat keamanan dan perangkat daerah aktif memantau perkembangan melalui facebook, twitter atau media jejaring sosial lainnya.
"Sekarang era media sosial, aparat keamanan juga harus rajin mengikuti. Jangan biarkan berita yang tidak benar memprovokasi," ujar SBY saat memberikan instruksi kepada kepala daerah, kapolda dan panglima Kodam seluruh Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (30/11).
Dengan memantau jejaring sosial, aparat dapat melakukan pencegahan dengan memasukkan informasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Dengan demikian, masyarakat tidak terprovokasi.
"Didik rakyat kita untuk membicarakan kebenaran bukan keonaran," ucapnya singkat.
[dan]
0 komentar:
Post a Comment