Tas rajutan khas Papua, Noken, akan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dalam sidang Unesco di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012. Tahun ini, selain noken, juga diakui subak dan tenun.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, usulan noken sebagai warisan dunia sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir melalui beberapa kali revisi.
“Tahun ini, subak dari Bali sudah diakui sebagai warisan dunia,” katanya dalam acara Sosialisasi dan Kampanye Pembangunan Karakter Bangsa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (29/11).
Ada lima domain untuk menetapkan budaya Indonesia menjadi warisan budaya tak benda. Selain tradisi, ekspresi lisan, bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat, ritus, perayaan, juga pengetahuan, kebiasan atau perilaku mengenai alam semesta, dan terakhir kemahiran kerajinan seni tradisional.
Noken merupakan kerajinan tangan pengrajin Papua yang terbuat dari daun pandan dan kulit kayu.
Noken biasanya dibawa di kepala untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari, seperti hasil-hasil per tanian (sayuran, umbi-umbian, dan barang dagangan) ke pasar.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan gerakan nasional Indonesia Berkarakter.
Menurut Diah Harianti, mengutip pernyataan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kemendiknas Wiendu Nuryanti, melalui gerakan ini, pihaknya ingin menyeimbangkan antara kemampuan yang sifatnya nalar dengan kemampuan yang sifatnya budi, kreativitas, estetika, dan etika.
“Cerdas saja tidak cukup tapi harus cerdas dan berbudi,” katanya.
Menurut dia, dengan mengangkat gerakan Indonesia Berkarakter, pihaknya juga ingin memasukkan nilai-nilai ke dalam sistem pendidikan, supaya pendidikan itu tidak orientasi penugasan saja tetapi juga olah hati, olahraga, olah nurani sehingga karakter menjadi kuat.
“Yang membuat sukses itu adalah social skill. Jadi, bukan hanya IQ tapi EQ, bagaimana mengendalikan emosi, bagaimana berinteraksi dengan orang lain dengan manusia lain,” paparnya.
0 komentar:
Post a Comment