Biak - (Rabu,20/03/13) Tiga badan
dunia PBB yakni UN Woman, Unicef dan United Nation Population Fund
bersama Pemprov Papua menagertkan delapan sekolah dan lima desa menjadi
percontohan bebas kekerasan anak dan perempuan.
Koordinator United Nation Population
Fund Papua Samuel Polii di Biak, Rabu, mengatakan upaya mewujudkan program
bebas kekerasan anak dan perempuan di Papua melibatkan berbagai instansi terkait
di Provinsi Papua dan Pemkab setempat.
Samuel mengatakan instansi yang
dilibatkan dalam program bebas kekerasan anak dan perempuan antara lain Polda
Papua, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kamoung, Biro
Pemberdayaan Perempuan, Pemderdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana serta
berbagai SKPD terkait lainnya.
"Data kekerasan perempuan dan
anak di Papua tiga kali lebih tinggi secara nasional, karena itu diperlukan
regulasi khusus dalam menangani persoalan kekerasan anak dan perempuan,"
harap Samuel Polii.
Ia menyebutkan, kabupaten yang
menjadi sasaran kegiatan bebas kekerasan anak dan perempuan yakni Kabupaten
Jayapura dan Jayawijaya telah dilaksanakan sejak Maret 2011 hingga 31 Desember
2013.
Menyinggung motif kekerasan anak dan
perempuan di Papua, menurut Samuel, sangat beragam motifnya, namun yang paling
dominan akibat pengaruh minuman keras dan motif ekonomi.
"Kita harapkan setiap desa dan
sekolah yang menjadi target bebas kekerasan anak dan perempuan mendirikan
kelompok kerja sehingga menjadi tempat perlindungan serta tempat konsultasi
dalam mengatasi kekerasan," kata Samuel Polii. (ant/rud)
0 komentar:
Post a Comment