Carolina Cory Kayame
telah dicatat sebagai wanita asli Papua pertama yang menjadi pilot.
Gadis 27 tahun ini pada 6 Mei lalu mendarat mulus dengan pesawat Cesna
Caravan PK ICY di Bandara Paniai, Papua. Begitu keluar dari pesawat,
Cory, begitu ia biasa disapa langsung disambut peluk cium dan tangis haru puluhan perempuan berpakaian adat Paniai.
Satu jam sebelumnya, ayahanda Hengky Kayame melepas Putri keduanya itu dari Bandara Nabire. Tidak ada lambaian tangan. Hanya doa yang tulus kepada Sang Khalik agar putrinya senantiasa selamat dalam setiap penerbangan.
Menurut
Hengky, Cory kecil takut terbang dengan pesawat. “Jika ada guncangan
kecil saja, dia pasti menjerit dan memeluk erat pinggang ibunya,”
tuturnya.
Perempuan
kelahiran 14 Juli 1986 di Wamena itu menapaki jalan panjang sejak
belajar di SD Santo Yusuf, Wamena. Sementara pendidikan SMP dijalaninya
di SMP Santo Paulus Padang Bulan. Lepas SMP, Cory masuk SMUN
1 Jayapura. Selama di SMUN 1 Jayapura itulah, niat Cory untuk menjadi
pilot mulai muncul. Tiap kali pulang kampung ke Paniai atau Wamena,
dalam benaknya terekam sulitnya warga kampungnya bepergian. Kondisi alam
memaksa warga untuk menggunakan pesawat. Padahal, ongkos naik pesawat
sulit dijangkau kebanyakan warga yang hanya petani.
Tak
disangka, niat tulus Cory menemukan jalannya sendiri. Setelah setahun
di SMU 1 Jayapura, tahun 2004 Cory dikirim ke Australia untuk
melanjutkanpendidikan kelas II dan kelas III SMA di negeri Kanguru itu,
dan lulus tahun 2006.
Setelah
lulus SMA di Australia Cory mengikuti kursus bahasa Inggris selama enam
bulan. Setahun kemudian, pada 2007, dia diterima di sekolah penerbangan
di Lilydale, Australia, dengan tempat training di MAF (mission aviation
fellowship). Cory belajar flight training di tempat itu hingga 2009,
dilanjutkan dengan mengikuti program teknik mesin selama setahun. Tahun
2011, Cory bisa mengikuti program test flight.
“Saya
memulai dari pesawat kecil jenis Cesna 172, Cesna 256, dan Cheroke
selama training. Sekarang saya sudah menyelesaikan semua program studi,
tinggal bagaimana mengabdi,” tegasnya.

Di Bandara Paniai, Cory disambut peluk cium dan tangis haru (Foto: Cendrawasih Pos/JPNN)
Cory
telah membanggakan Orang Papua, khususnya kaum wanita. Kehadiran Cory
di jajaran para pilot pesawat terbang memberi pesan kepada seluruh
wanita di dunia, bahwa apa yang diimpikan bisa diraih dengan usaha dan
jerih payah.
Cory meyakini, saat dilahirkan, manusia memiliki kecerdasan yang diberikan Sang Pencipta. Tinggal bagaimana manusia itu mengolah kecerdasan tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan sesama. Terkadang, orang merasa bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan, sehingga niat untuk berusaha menjadi tertahan. Cory yakin, jika ada niat baik di hati, Tuhan pasti menolong.
“Saya
tidak pernah berpikir akan jadi pilot. Tapi, setelah melihat kondisi
Papua yang sulit dan terisolasi, saya berpikir tentang sesuatu yang bisa
saya buat. Saya bersyukur orang tua mendukung,” paparnya.
Cory percaya jika dirinya bisa, perempuan lain di Papua juga pasti bisa.
“Jangan berhenti bermimpi. Mulailah dengan mimpi dan berusaha. Jika saya bisa, yang lain pasti bisa,” ucapnya
http://sosok.kompasiana.com/2013/06/03/ini-dia-pilot-wanita-pertama-dari-papua-561840.html
0 komentar:
Post a Comment