Kuota penerimaan CPNS 2013 dilingkungan
Pemerintah Provinsi Papua sekitar 230 orang, Jumlah tersebut dianggap
sangat sedikit dan tidak akan mampu mengakomodir sebagian dari pelamar
yang cukup membludak khususnya orang Asli Papua. Menyikapinya, DPR Papua
menyurati Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, meminta kenaikan
kuota menjadi 1000 orang.
“DPRP sudah menyurati secara resmi
Menpan beberapa hari lalu, untuk meminta penambahan kuota penerimaan
CPNS di Pemerintah Provinsi Papua, karena jumlah yang diberikan tahun
ini sangat minim dan jauh dari harapan masyarakat Papua khususnya bagi
yang memiliki kesempatan melamar CPNS,’’ tandas Wakil Ketua DPR Papua
Yunus Wonda, Kamis 3 Oktober usai menggelar rapat Banmus
Menurut Yunus Wonda, masyarakat Papua
sangat bersyukur dengan dibukanya lowongan kerja CPNS, namun kuota yang
sangat sedikit yakni hanya sekitar 230 orang. ‘’Kita bangga dan
bersyukur, pemerintah membuka lapangan kerja CPNS, tapi hanya 200an itu
sangat kecil, tidak akan bisa mengakomidir secara signifikan jumlah
pelamar,’’tegasnya.
Jumlah yang sangat kecil itu,
lanjutnya, hanya akan mampu mengakomodir para honore yang sudah
terdaftar dalam data base, sedangkan pelamar umum, sama sekali tidak
akan tertampung. ‘’Jumlah honorer saja sudah ratusan orang, lalu
bagaimana dengan pelamar umum, kan mereka juga harus diberi
kesempatan,’’tukasnya.
Pemerintah pusat, kata dia, mestinya
lebih akomodatif dalam membuka lowongan penerimaan CPNS di Papua, dengan
memberikan kesempatan kepada orang asli Papua dengan kuota penerimaan
yang besar. ‘’Pemerintah harus serius melihat persoalan Papua, jangan
sampai nanti Papua menjadi gudangnya para pengangguran, apalagi lulusan
perguruan tinggi di Papua seperti Uncen, setiap tahun bisa mencapai
ribuan orang,’’ketusnya.
Memang, sambung Yunus Wonda, pemerintah
juga membuka lowongan penerimaan CPNS di tingkat kabupaten/kota, namun
untuk tingkat provinsi kuota yang diberikan saat ini sangat kecil,
sehingga kurang aspiratif. ‘’Sekali lagi saya katakan, jumlah itu sangat
minim, jadi kami berharap pemerintah pusat merealisasikan permintaan
kami yakni menjadi 1000 orang,’’tegasnya.
Politis Partai Demokrat itu mengatakan,
pihaknya masih menunggu jawaban dari Menpan terkait permintaan
penambahaan kuota menjadi 1000 orang. ‘’Sekarang ini kan sudah masuk
tahap pendaftaran, sehingga Kemen PAN diharapkan segera merealisasikan
permintaan masyarakat Papua tersebut,’’imbuhnya.
Sementara itu puluhan pegawai honorer
Dinas tenaga Kerja Provinsi Papua mendatangi DPRP guna meminta kejelasan
nasib mereka. Pasalnya, mereka belum masuk dalam data base untuk ikut
seleksi penerimaan CPNS. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi B DPRP
Thomas Sandigau.
“Puluhan pegawai honorer Disnaker
Provinsi itu datang mengadukan nasib mereka yang hingga kini belum
jelas. Mereka meminta DPRP mendatangi Disnaker guna menanyakan, kenapa
mereka tidak diikutkan dalam seleksi CPNS,’’ungkap Thomas.
Lanjut Thomas, dari pertemuan itu, para
honorer Disnaker menyatakan keinginan mereka untuk ikut tes seleksi
penerimaan CPNS. ”Mereka yang ingin ikut tes, karena ada yang sudah
mengabdi sejak 2003 lalu, tapi hingga kini belum
diangkat-angkat,’’pungkasnya.
Thomas mengakui, banyak tenaga honorer
yang sudah lama mengabdi dilingkungan pemerintah, baik provinsi maupun
kabupaten/kota, tapi hingga kini tidak pernah jelas nasibnya. ‘’Wajar
saja mereka mempertanyakan nasibnya, sudah lama mengabdi tapi statusnya
belum jelas,’’tandasnya.
Pemerintah seyogyanya memperhatikan
nasib para tenaga honorer ini, dengan memberikan mereka kesempatan untuk
mengikuti tes seleksi CPNS. “Kami akan panggil Disnaker guna
mempertanyakan nasib puluhan CPNS ini, terutama kenapa mereka tidak
diikutkan menjadi peserta tes seleksi CPNS,’’imbuhnya.
Bahkan, tambahnya, dalam 1 atau 2 hari
kedepan, DPRP akan mengadakan pertemuan dengan Disnaker.
‘’DPRP akan
panggil Disnaker untuk rapat dengar pendapat mengenai nasib mereka, jika
memang kuota penerimaan yang terbatas, DPRP akan berupaya
memperjuangkannya ke pemerintah pusat, agar mereka bisa
diakomodir,’’tandasnya.
(Sumber : BintangPapua)
0 komentar:
Post a Comment