"Karena Merpati yang merintis penerbangan ke wilayah pedalaman Papua."
Kondisi yang dialami Merpati, membuat sedih masyarakat Papua.
Sebab, maskapai yang sudah puluhan tahun beroperasi itu, sudah tak asing
lagi bagi masyarakat Papua, terutama untuk menghubungkan daerah-daerah
terpencil dan terisolir.
"Kalau Merpati tutup, pasti orang Papua sedih, karena Merpatilah yang merintis penerbangan ke wilayah pedalaman Papua selama puluhan tahun," ujar Wakil Gubernur Provinsi Papua, Klemen Tinal, Senin 10 Febuari 2014.
Masyarakat Papua bisa bepergian dari daerah satu ke daerah yang lain, yang merintis untuk menghubungkannya adalah Merpati.
"Jadi, masyarakat tidak akan pernah lupa dengan Merpati sebagai
armada transportasi yang menghubungkan wilayah pedalaman maupun dari
pedalaman ke kota dan sebaliknya," kata Wagub yang juga Ketua Golkar
Papua itu.
Jikapun saat ini sudah banyak maskapai yang menjangkau pedalaman,
tapi yang merintis adalah Merpati. "Merpati duluan, baru yang lain,"
katanya.
Bahkan, kata Wagub, masyarakat Papua sudah menganggap pesawat
Merpati sebagai pembawa terang, karena membawa mengenal dunia luar.
"Sampai ada istilah masyarakat, 'Hanya Merpati yang tak pernah ingkar
janji'," terangnya.
Sehingga, Jika pemerintah pusat hendak menutup Merpati, untuk Papua
sebaiknya tetap dipertahankan terutama pesawat perintis ke pedalaman.
"Di Kota-kota besar memang komersial flight-nya sudah banyak, sehingga persaingan penerbangan sudah sangat tinggi, tapi untuk konteks Papua penerbangan perintis masih mendominasi, untuk itu keberadaan Merpati masih sangat dibutuhkan."
VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment