Hingga kini tak ada satupun klub yang dibela Boaz Solossa, selain Persipura Jayapura.
Siapa yang tidak kenal dengan bintang
sepakbola yang satu ini. Dia adalah Boaz Theofilius Erwin Solossa atau
kerap dipanggil Boaz Solossa, pemain paling senior di timnas Indonesia
saat ini. Maka tak heran, ban kapten pun melekat erat di lengan kirinya.
Pemain yang lahir 16 maret 1986 ini merupakan ujung tombak andalan Tim Nasional Indonesia. Maka tak heran, harapan pun kini berada di tangannya.
Mengawali karier sebagai pemain amatir di PS Putra Yohan yang berlokasi di Sorong, Papua. Bakatnya mulai tercium dan pemain yang kala itu masih berusia 18 tahun hijrah ke klub yang lebih besar di Perseru Serui. Lahir dan besar di kota kelahirannya sendiri yakni, Sorong. Boaz mewariskan sikap pantang menyerah dan berlari cepat ciri khas "mutiara hitam".
Setelah bermain bagus namanya mulai dilirik oleh Tim PON Papua. Dan tak lama setelah itu kariernya terus menanjak hingga mendapat panggilan untuk memperkuat tim nasional di 2004. Pelatih Timnas saat itu, Peter White menemukan bakatnya kala ia bermain untuk tim PON Papua. Dan klub terbesar di Papua yakni Persipura Jayapura pun langsung merekrut Boaz Solossa.
Hingga kini tak ada satupun klub yang dibela Boaz Solossa (sempat dipinjamkan ke PBFC saat Piala Presiden 2015) selain Persipura Jayapura. Suatu wujud kecintaannya kepada Klub tempat ia dilahirkan, karena jarang sekali pemain Indonesia yang hanya stay dalam satu klub saja. Sepanjang membela tim Persipura Jayapura dia telah mempersembahkan Gelar Juara Indonesian Super League (ISL) Indonesia. Untuk gelar individu, ia pernah dinobatkan sebagai Top Skor liga Indonesia 2008-2009 dan Pemain terbaik ISL 2009-2010 dan 2010-2011
Berkarakter cepat, Boaz pun digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Tim nasional Indonesia. Dan terbukti saat ini ia didaulat sebagai kapten Tim Nasional Indonesia, Pada turnamen tahun ini ia bersaing dengan Bomber Thailand, Teerasil Dangda untuk meraih gelar topskor.
Boaz sendiri telah mencetak tiga gol di sepanjang turnamen ini. Semoga sang mutiara papua mampu bersinar terang kembali apalagi tahun ini kemungkinan besar adalah tahun terakhirnya di AFF karena sang Boaz telah berusia 30 tahun. Bawa Garuda terbang selalu, Boaz! (Rikko Ramadhana/dwq)
(berbagai sumber)
Otonomi.co.id
Editor : Dwifantya Aquina
Boaz Solossa (bola.net). |
Pemain yang lahir 16 maret 1986 ini merupakan ujung tombak andalan Tim Nasional Indonesia. Maka tak heran, harapan pun kini berada di tangannya.
Mengawali karier sebagai pemain amatir di PS Putra Yohan yang berlokasi di Sorong, Papua. Bakatnya mulai tercium dan pemain yang kala itu masih berusia 18 tahun hijrah ke klub yang lebih besar di Perseru Serui. Lahir dan besar di kota kelahirannya sendiri yakni, Sorong. Boaz mewariskan sikap pantang menyerah dan berlari cepat ciri khas "mutiara hitam".
Setelah bermain bagus namanya mulai dilirik oleh Tim PON Papua. Dan tak lama setelah itu kariernya terus menanjak hingga mendapat panggilan untuk memperkuat tim nasional di 2004. Pelatih Timnas saat itu, Peter White menemukan bakatnya kala ia bermain untuk tim PON Papua. Dan klub terbesar di Papua yakni Persipura Jayapura pun langsung merekrut Boaz Solossa.
Hingga kini tak ada satupun klub yang dibela Boaz Solossa (sempat dipinjamkan ke PBFC saat Piala Presiden 2015) selain Persipura Jayapura. Suatu wujud kecintaannya kepada Klub tempat ia dilahirkan, karena jarang sekali pemain Indonesia yang hanya stay dalam satu klub saja. Sepanjang membela tim Persipura Jayapura dia telah mempersembahkan Gelar Juara Indonesian Super League (ISL) Indonesia. Untuk gelar individu, ia pernah dinobatkan sebagai Top Skor liga Indonesia 2008-2009 dan Pemain terbaik ISL 2009-2010 dan 2010-2011
Berkarakter cepat, Boaz pun digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Tim nasional Indonesia. Dan terbukti saat ini ia didaulat sebagai kapten Tim Nasional Indonesia, Pada turnamen tahun ini ia bersaing dengan Bomber Thailand, Teerasil Dangda untuk meraih gelar topskor.
Boaz sendiri telah mencetak tiga gol di sepanjang turnamen ini. Semoga sang mutiara papua mampu bersinar terang kembali apalagi tahun ini kemungkinan besar adalah tahun terakhirnya di AFF karena sang Boaz telah berusia 30 tahun. Bawa Garuda terbang selalu, Boaz! (Rikko Ramadhana/dwq)
(berbagai sumber)
Otonomi.co.id
Editor : Dwifantya Aquina
(DA)
0 komentar:
Post a Comment