Bryse Gaboury (EVI), Didier Holleaux (ENGIE) bersama dengan tim ENGIE setelah proses penandatanganan kesepakatan kerjasama. |
Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun, mengembangkan, dan mengelola jaringan mikro fotovoltaik untuk 2,5 juta penduduk di seluruh provinsi Papua dengan menyediakan listrik terbarukan bagi 3 ribu desa selama periode 20 tahun. Total investasi yang dikucurkan untuk pembangunan proyek ini mencapai US$ 240 juta selama 5 tahun ke depan.
Didier Holleaux, Wakil Presiden Eksekutif Engie Group, menegaskan pihaknya ingin menjadi pelopor dalam industri energi terbarukan dengan melakukan inovasi bersama untuk merancang dan mengembangkan model energi terbarukan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta mendukung peluang pertumbuhan bisnis dan komunitas sekitar.”Proyek ini sangat sesuai dengan visi Group Engie,” tegas Didier.
Proyek ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membantu pemerintah dalam memenuhi 100% elekrtifitas di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Perlu diketahui, saat ini Papua memiliki rasio elektrifitas terendah bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Di lain pihak, Co Founder dan CEO Electric Vine Industri, Bryse Gaboury menjelaskan kemitraan ini merupakan langkah besar untuk perusahaanya dalam menyediakan listrik di daerah-daerah terpencil di Indonesia. “Kami sangat antusias dengan dukungan yang diberikan Angie untuk mewujudkan proyek ini.”
Sebagai tambahan, Saat ini, EVI telah berhasil menyediakan listrik untuk 250 orang masyarakat Papua selama 24 jam per hari selama 7 hari dalam seminggu. ini merupakan peningkatan yang signifikan, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya mampu menyediakan listrik selama 3 jam per malam.
Pewarta : Editor : Eva Martha Rahayu - SWA.co.id
0 komentar:
Post a Comment