Potret bersama seusai diskusi kelas umum di tempat kegiatan. Foto: Delian Dogopia/Beko. |
Nabire, MAJALAH BEKO - - Suara Papua bersama Majalah Beko sukses menggelar diskusi jurnalistik pada Sabtu
(01/07/2017) di ruangan Kelas Va, SD Negeri Inpres Bumi Wonorejo, Jln. Perintis
Bumi Wonorejo, Nabire, Papua.
Diskusi yang dipaparkan oleh Arnold Belau,
Pimpinan Redaksi (Pimred) Suara Papua ini dibagi dalam dua kelas; kelas umum
dan kelas khusus. Kelas umum dimulai pukul 09.30 WIT hingga pukul 13.30 WIT,
sedangkan kelas khusus dimulai pukul 14.00 WIT hingga 17.15 WIT.
Dalam kelas umum, terdapat dua topik yang dipaparkan,
yakni “Perkembangan Pers Papua” dan “Sosial Media”. Kelas umum ini diikuti 39
peserta, terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat, serta 8 kru Majalah
Beko. Akhir dari materi, Belau membuka ruang diskusi dan menceritakan sedikit
pengalamannya seputar topik. Sedangkan, kelas khusus hanya diikuti para kru
Majalah Beko. Dalam kelas khusus, Belau menanyakan dan menjawab kendala-kendala
yang dialami para kru Majalah Beko, di antaranya teknik peliputan dan penulisan
berita, serta soal pers lainnya.
Belau mengatakan, diskusi serupa pernah
dilakukannya di Jayapura dan Pulau Jawa dengan tujuan agar kaum muda Papua
harus menulis tentang Papua.
“Seperti hari ini, di Jayapura dan di Pulau
Jawa pun beberapa kali saya melakukan pelatihan jurnalistik, dan yang
menggerakkan hati saya adalah anak-anak Papua harus menulis tentang Papua. Itu
harapan saya,” kata Belau ketika ditemui majalahbeko.com seusai diskusi.
Di kesempatan yang sama, Aten Pekei, Pimred
Majalah Beko juga menyampaikan hal serupa yang sesuai dengan tujuan
diselenggarakannya diskusi ini. “Harapan saya kepada peserta diskusi kelas umum
dan kelas khusus, dengan materi-materi yang tadi sudah dipaparkan Pimpred Suara
Papua, Arnold Belau, kaum muda tergerak hati untuk bisa menulis,” kata moderator
diskusi ini.
Selain itu, Longginus Pekei, pemerhati
pendidikan di Nabire, mengatakan, Nabire membutuhkan jurnalis-jurnalis muda
yang harus dipersiapkan sesuai situasi di daerah.
“Saya melihat kondisi nasional, pada
khususnya Papua, khususnya lagi di Nabire, memang harus ada jurnalis-jurnalis
muda yang harus tumbuh, semangat dan punya energi untuk mengambil peran,”
katanya.
Sementara, Alfons Heru Gobai, seorang peserta
kelas umum, mengaku, dengan diskusi yang diselenggarakan Majalah Beko ini, dirinya mulai mengenal dunia jurnalistik dan
tergerak untuk menulis.
“Pada awalnya, agak kebingungan tentang
jurnalistik itu sendiri. Namun, setelah mengikuti seminar, saya merasa tertarik
karena saya berkeinginan untuk menjadi seorang wartawan,” katanya di kesempatan
yang sama juga.
Diskusi ini berjalan aman hingga usai.
(Amos
Degei)
http://www.majalahbeko.com
0 komentar:
Post a Comment