Para pemain Persipura tengah merayakan gol ke gawang lawan di Liga 1 2017. (Foto/zonbol) |
JAYAPURA - Keputusan PSSI dan pengelola Liga 1 musim 2017 soal penangguhan regulasi pemain U-23 dalam skuat setiap tim kembali dapat kritik pedas. Kali ini datang dari ketua umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano (BTM).
"Apa yang dilakukan oleh Liga Indonesia Baru dengan menangguhkan regulasi pemain U-23 hingga 30 Agustus 2017 adalah janggal, tidak konsisten dan sewenang-wenang," beber Benhur Tommy Mano di Jayapura, Papua, seperti dilaporkan Antara.
Pria yang juga Walikota Jayapura itu kemudian menambahkan: "Hal ini juga merugikan tim karena persiapan yang kami lakukan berdasarkan regulasi awal, walaupun sejak awal regulasi itu dipertanyakan banyak pihak, termasuk kami dan klub peserta lainnya. Kenapa janggal dan tidak konsisten?"
Menurut pria 57 tahun itu, kondisi seperti ini sama sekali tidak dibahas saat penetapan regulasi sebelum kompetisi dimulai, namun tiba-tiba penangguhan ini muncul dengan alasan yang tidak jelas.
"Mereka bilang karena jumlah pemain dari klub yang dipanggil ke timnas tidak merata. Nah ini kan pernah dibahas dulu dan mereka bilang itu risiko, harus dilihat kepentingan nasionalnya, tapi sekarang berubah," kata BTM heran.
Disampaikan lagi oleh BTM, bahwa penerapan regulasi pemain U23 adalah untuk pembinaan pemain muda, dan hal ini diikuti oleh tim Persipura dengan menyiapkan tim memberikan porsi kepada pemain muda.
"Eh, mereka malah ubah. Kalau pembinaan berarti harus merata, kalau seperti ini berarti pemain yang tidak dipanggil ke timnas tidak mendapatkan menit bermain, dan pembinaan jadi terputus, pemain muda diabaikan, yang dipentingkan hanya pemain yang dipanggil timnas. Di mana unsur pembinaannya?" ulas BTM.
Pria kelahiran Port Numbay, Papua itu lantas mempertanyakan PSSI dan pengelola Liga 1, mengapa harus sewenang-wenang dengan aturan. Padahal saat penerapan regulasi pemian U-23 dan marquee player, hampir semua klub pertanyakan hal itu.
"Termasuk kami tidak setuju, tapi itu dipaksakan dan kami pasrah saja, kami ikuti. Sekarang, entah dengan maksud dan tujuan apa tiba-tiba mereka tangguhkan regulasi pemain U-23 itu, sama sekali tidak ada pembicaraan atau diskusi dengan klub atau tim, ini namanya sewenang-wenang," kata BTM keberatan.
Ia pun menambahkan, "Bagaimana kompetisi level tertinggi ini bisa berkualitas kalau seperti ini, harus diingat bahwa pemenang kompetisi akan mewakili Indonesia juga diajang Asia dan di AFC tidak ada regulasi yang diatur semaunya atau di tengah perjalanan dirubah-rubah."
"Sayang sekali kalau terus seperti ini, mau dibawa kemana sepak bola kita. Kami tidak tahu setelah ini apalagi yang akan diubah," tutup BTM.
(sbn)
0 komentar:
Post a Comment