Home » , , » Neles Tebay Dibunuh Dengan Cara Yang Profesional.

Neles Tebay Dibunuh Dengan Cara Yang Profesional.

Dr. Neles Tebay Kebadabi, Pr
Dr.Neles Tebay,Pr itu dibunuh dengan cara yang profesional. Susah memang untuk dibuktikan. Hasil diagnosa dokter membuat kita puas agar tidak diselidiki ahli forensik independen. Tetapi ciri-ciri penyakit yang diderita itu tidak jauh bedah dengan berbagai pemimpin dunia yang dibunuh dengan senjata kimia (racun).

Pemimpin Palestina Yaser Arafat dibunuh dengan racun Polonium-210 oleh intelijen Israel. Zat racun merasuk ke aliran darah, limpa, ginjal, dan liver serta sumsum tulang. Akibatnya, tubuh manusia seperti terkena kanker stadium akhir.

Ibnu Al Khattab, pemimpin pemberontak Chechnya, yang tewas diracun zat sarin pada 2002. Zat ini dicampur lewat minuman atau makanan, atau disemprot ke udara agar dihirup korban. Begitu juga Hugo Chaves yang mati karena kanker.

Saat racun (zat kimia) masuk dalam tubuh, merusak sumsum tulang/belakang, menimbun racunnya menjadi kronis, lalu membunuh sel darah putih. Menyebabkan kerusakan paru-paru, ginjal, hati, dll, akibat Leukimia (kanker darah). Penyebab Leukimia itu karena merokok, Gen turunan, atau mutasi gen.

Apakah Pastor Neles Tebay memiliki penyakit turunan, kelainan gen atau biasa merokok? Tentu tidak. Racun apakah yang menyerang sel darah hingga kanker darah itu diderita, menyebabkan timbulnya sakit paru-paru, ginjal, dll hingga dia meninggal? Tentu dokter bisa memprediksinya.

Tetapi siapa penyebar zat kimia itu? Kalau tidak oleh manusia, barangkali kita salahkan barang-barang produksi kimia yang punya radiasi tinggi. Tetapi apakah Neles Tebay salah mengkonsumsinya? Kalau saja seorang pastor Neles punya kebiasaan bebas pasti ya, tetapi dia di lingkungan bersih dan sehat jasmani dan rohani.

Itulah yang membuat kita semua bertanya-tanya. Tetapi juga mengerti bahwa perjuangan untuk perdamaian (bukan kemerdekaan politik) saja harus menjadi korban buruan. Bahwa untuk berjuang bagi perdamaian saja dia terbunuh oleh senjata kimia. Lalu apa sikap dan tanggapan bangsa Papua?

Saya saksikan sendiri sikap ragu, kaku dan takut itu ditunjukkan oleh semua elemen. Perjuangan damai seorang Neles Tebay dijadikan kain pembalut luka bangsa yang terinfeksi dan kronis. Kematiannya membuat pihak-pihak bicara arti damai tanpa menunjukkan dan menuntut konteks perdamaian yang diperjuangkannya.

Pada perkabungan itu hadir dua kubu: Penjajah dan terjajah. Neles Tebay -sesuai misinya di JDP- adalah meja berunding antar kedua pihak. Diatas meja ini pihak kolonial -dari Presiden sampai agen terkecilnya di Papua-  memenuhi krans bunga. Dikuburkan dalam suasana penghormatan pada
wakil-wakil kolonial -Gubernur, Polda, Pangdam.

Adakah suasana ini menggugah inti perdamaian yang ada di otak Neles Tebay?  Sikap inlander, budak, nurut, itulah yang tercipta dalam suasana penguburan. Seakan lilin damai itu ditiup mati, karena kita bangsa Papua tidak mau berani menunjukkan bahwa Neles Tebay adalah tumbal dari sikap penjajah dan terjajah yang masih bersih keras untuk dialog selesaikan konflik politik ini.

Seakan hendak buat Neles sebagai figur yang mendorong orang Papua untuk hidup damai dalam Indonesia. Bukan! Bukan itu! Damai yang diperjuangkan Neles itu selesaikan akar konflik tentang status hukum dan politik Papua secara damai. Itu poinnya. Bukan bicara, hotbah, pidato damai tanpa
menyentu esensi dan mencari jalan keluarnya.

Tugas pastoral, akademisi, dan LSM saat ini adalah berjuang membela kebenaran yang diperjuangkan. Unsur dasar dari perdamaian adalah pengakuan pada kebenaran sejarah. Hidup berdamai dalam NKRI itu bukan cita-cita Neles Tebay. Dia tahu rakyat Papua sedang terjajah dan Indonesia menjajah. Dia memberi cara damai selesaikan ini dengan prinsip kebenaran, kejujuran dan
pengakuan.

Dia dibunuh untuk padamkan lilin perdamaian. Artinya Neles Tebay itu dibunuh karena pihak yang membunuh tidak ingin selesaian dengan damai. Karena misinya menghabisi orang Papua dan sejarah kebenarannya untuk menguasai Papua. Misi mereka adalah agar Papua menjadi ladang ekonomi
politik yang diperebutkan dan dinikmati dengan damai.

Mari kita semua selesaikan konflik politik tentang keabsahan West Papua dengan damai, jujur dan demokratis. Kematian itu milik semua orang, juga perdamaian adalah milik semua orang. Hidup dalam damai itu indah, tetapi kedamaian tanpa kemerdekaan adalah kematian terindah.

Victor Yeimo
Kamwolker, 20 April 2019
Dihati Gersang
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger