Aksi demo di Jakarta |
Mahasiswa Theologi dan Pendeta Universitas Nomensen Pematang Siantar
berkotbah sebagai cara mereka untuk menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak
(BBM).
Acara itu digelar di Gedung DPRD dan Kantor Wali Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, Kamis (29/3), seperti dilansir tribunnews.com.
Tidak seperti unjuk rasa di tempat lain yang lebih menonjolkan
kekerasan, para mahasiswa dan pendeta ini menyanyikan lagu-lagu rohani.
Mereka menilai pemerintah saat ini buta di dalam kegelapan. Bahkan
telinga dan mata hatinya telah tertutup hingga membuat keputusan untuk
menaikkan BBM tanpa mempertimbangkan rakyat yang saat ini masih banyak
hidup di bawah garis kemiskinan.
Di Jakarta, kemarin, ribuan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat
turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM, bahkan di sejumlah titik
terjadi bentrokan diantara polisi dan para demonstran.
Penolakan yang sama juga terjadi di berbagai kota di seluruh tanah
air. Bentrokan diantara polisi dan para demonstran pun tidak terelakan.
Hari ini sekitar 12.000 orang di Jakarta akan berdemo menolak
kenaikan bahan bakar minyak. Titik pusat demo di Jakarta masih berada di
lokasi yang sama yakni gedung DPR, Istana, dan Bundaran Hotel
Indonesia.
Ketua Umum GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), Johny Rahmat
kembali mengerahkan ribuan anggota di berbagai kota di Indonesia untuk
berunjuk rasa, Jumat (30/3).
“Seluruh cabang GMKI kami serukan turun ke jalan hari ini. Kami tetap
menggelar aksi menolak rencana kenaikan harga BBM, bukan karena insiden
pemukulan itu. Tapi karena rakyat akan makin menderita bila harga BBM
naik,” kata Johny yang sempat dilarikan ke RS PGI Cikini usai pemukulan
dalam aksi unjuk rasa kemarin.
Foto: kompas.com
0 komentar:
Post a Comment