YOGYAKARTA - Kedatangan Wakil Presiden Boediono di kediamannya di
Sambisari, Condongcatur Depok Sleman, pada Selasa (26/6/2012) siang
diwarnai aksi unjukrasa. Puluhan mahasiswa yang tergabung Asosiasi
Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demo menuntut terciptanya kebebasan
demokrasi seluas-luasnya bagi rakyat Papua.
Aksi demo tersebut
memeroleh pengawalan ketat dari jajaran Sat Sabhara Polres Sleman. Para
petugas sudah berjaga – jaga sejak awal sebelum para mahasiswa datang ke
kediaman wakil presiden. Ketika para demonstran tiba, aparat kepolisian
pun sudah bersiap membuat barikade hidup untuk menghalangi para
mahasiswa memasuki areal rumah Boediono.
Sempat terjadi gesekan
antara mahasiswa dan petugas terutama ketika mereka mencoba menerobos
barisan ring 1 yang saat itu dipimpin oleh Kasat Sabhara Polres Sleman
AKP Yurianto. Di ring 1 ini, para mahasiswa terus mendorong barikade dan
hampir saja kericuhan pecah. Lantaran dorongan mahasiswa yang begitu
kuat, barisan aparat Kepolisian sempat tak mampu menahan, sehingga
membuat mereka harus mundur sejauh sekitar tiga meteran dari barisan
awal. Untuk menghindari insiden, keduanya pun menggelar perundingan
untuk mengakhiri aksi saling dorong tersbut.
Jalannya aksi demo juga memeroleh perhatian dari TNI. Tampak di lokasi Dandim Sleman Letkol satriyo Pinandoyo yang terjun langsung memback up anggota yang mengamankan aksi demo. Lantaran beberapa kali, mahasiswa asal Papua ini tetap bersikukuh ingin menabrak barisan aparat. Beberapa warung di sekitar lokasi demo pun tampak memilih menutup kios dagangannya, lantaran takut terjadi insiden yang lebih besar. (phaul heger page)
Jalannya aksi demo juga memeroleh perhatian dari TNI. Tampak di lokasi Dandim Sleman Letkol satriyo Pinandoyo yang terjun langsung memback up anggota yang mengamankan aksi demo. Lantaran beberapa kali, mahasiswa asal Papua ini tetap bersikukuh ingin menabrak barisan aparat. Beberapa warung di sekitar lokasi demo pun tampak memilih menutup kios dagangannya, lantaran takut terjadi insiden yang lebih besar. (phaul heger page)
0 komentar:
Post a Comment