BAPTIST HUMAN RIGHTS FOR WEST PAPUA (Baptis Voice) Jl.Jeruk Nipis Kotaraja No.103 .P.O.Box 1212 Jayapura, Papua Mobile: 08124892975, email: matiusmurib@yahoo.com http://suarabaptis.org http://suarabaptis.blogspot.com
Nomor : 01/BV/VII/2012 Sifat : Mendesak Perihal : Surat Terbuka Kepada Presiden RI: Dr.H. Susilo Bambang Yudoyono tentang aksi teror yang dialami oleh Pdt.Socratez Sofyan Yoman dari aparat Polisi Polda Papua
Kepada Yang Terhormat: Presiden Republik Indonesia: Dr.Susilo Bambang Yudoyono Istana Negara, Jalan Veternan No 16 Jakarta Pusat Di - J a k a r t a
Salam Sejahtera,
Surat terbuka kami ini, terkait dengan aksi teror yang dialami Pdt.Socratez Sofyan Yoman, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua dan juga tokoh pejuang Hak Asasi Manusia bagi kaum tertindas, kaum tak bersuara di atas tanah Papua.
Pada 6 Juli 2012, pukul 19.30 WIT. Pdt. Socratez Sofyan Yoman bersama Matius Murib (Mantan Wakil Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Papua dan sekarang Direktur Baptist Human Rights for West Papua (Baptist Voice), bersama ke dua (2) anaknya Charles Marnixon Tabah Yoman, Arnol Nelson Mandela Yoman dan keponakannya Ricky Wenda, menjemput istri yang pulang sesudah ibadah di kota Raja luar.
Tepat di depan perpustakaan nasional kota raja, jalan raya Jayapura - Abepura, sejumlah anggota Polisi dari Brimob Polda Papua menggunakan kendaraan truck milik Brimob menuju ke arah Abepura. Secara tidak sengaja Pdt. Socratez Sofyan Yoman menggunakan lampu sorot panjang dari mobil yang digunakannya, ke depan atau ke arah truck milik Brimob yang posisinya di depan mobil yang dikendarai Pdt.Socratez Sofyan Yoman, tujuannya untuk memastikan tidak ada hambatan di depan; ketika itu Pdt.Socratez Sofyan Yoman menggunakan mobil rental merk Avanza kaca mobil avanza hitam (riben) yang cukup tebal, sehingga menghambat jarak pandang Pdt.Socratez Sofyan Yoman. Pdt.Socratez Sofyan Yoman tidak bermaksud mengganggu siapapun termasuk aparat Pilisi pada saat itu.
Pdt.Socratez Sofyan Yoman berencana membeli Koran Kompas, sehingga berhenti di depan toko Mega Abepura. Pada saat parkir dan hendak keluar dari mobilnya, Pdt.Socratez Sofyan Yoman mulai diteror; dengan bentuk-bentuk terornya sebagai berikut:
1. Mobil Pdt.Socratez Sofyan Yoman didekati oleh 4 orang anggota Brimob berseragam; langsung menendang pintu mobil dan dibuka paksa pintu dan jendela.
2. Cahaya Senter yang terang-benderang dari seorang anggota Polisi diarahkan pada mata Pdt.Socratez Sofyan Yoman, dan bertahan sekitar 5 menit.
3. Mengata-ngatai Pdt.Socratez Sofyan Yoman dengan kata-kata yang kurang sopan dengan nada membentak dengan nada tinggi antara lain: kenapa berhenti disini? anda siapa? Dari instansi mana? tinggal di mana, dari mana? Kalau anda tidak senang polisi bicara... jangan caranya begitu".
4. Ketika dihentikan oleh Matius Murib, oknum polisi yang senter mengatakan, anda siapa jangan ikut campur, lalu di jelaskan oleh Matius Murib bahwa saya tadi ikut bersama dalam mobil ini, dan orang yang anda tanyakan ini adalah orang besar, tokoh, Ketua Sinode Baptis Papua, Pdt. Socratez Sofyan Yoman, jadi bicara baik-baik, jangan caranya arogan seperti begini.
5. Seorang lain, yang berpakaian preman, yang mengendarai motor dan mengenakan topi helm berhenti di tempat itu dan berkata: saya sama dengan anda (maksudnya sama-sama Polisi), kalau ada masalah hukum di ajak ke kantor Polsek saja, jangan di sini, menarik perhatian banyak orang, pesanya kepada anggota Polisi yang sedang meneror Pdt. Socratez Sofyan Yoman dan Matius Murib dan keluarganya ibu dan anak-anak di dalam mobil yang juga ikut menyaksikan peristiwa tidak etis tersebut.
6. Pdt. Socratez Sofyan Yoman, mengatakan kepada anggota polisi, anda punya nama siapa? saya akan laporkan anda ke Kapolda dan Wakapolda Papua, Pak Paulus Waterpauw, dia teman saya yang baik. Lalu di balas oleh Polisi tersebut bahwa silahkan lapor saja, kami tidak takut kok; lalu pergi.
Pdt.Socratez Sofyan Yoman saat dihadang dengan pertanyaan berubi-tubi, sempat menyampaikan-kata permohonan maaf sekitar lima kali dengan kata-kata: “saya minta maaf, kalau memang lampu sorot panjang itu dapat mengganggu kamu, tetapi anggota Polisi itu tidak merespon permintaan maaf justru lebih menekan Pdt.Socratez Sofyan Yoman sehingga tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak dapat melihat karena sinar senter yang terus diarahkan ke arah dua matannya.
Berkaitan dengan situasi seperti yang disebutkan di atas, Baptist Voice menilai bahwa tindakan aparat keamanan (Polisi) ini sudah berlebihan dan arogan, tidak etis dan tidak professional; karena:
1. Pdt.Socratez Sofyan Yoman menggunakan Mobil Avanza dengan lampu sorot panjang yang tentu saja daya jelajanya rendah.
2. Brimob pada hari itu menggunakan Truck, jadi lampu sorot jauh pada mobil avanza dengan ketinggian truk mobil brimob dalam jarak dekat sebenarnya tidak terlalu mengganggu. Korelasi antara mobil avanza dan truck dalam jangkauan lapu sorot mobil avanza ke mata anggota Brimob sangat tidak masuk akal.
3. Alasan teror kepada Pdt.Socratez Sofyan Yoman karena dianggap mengganggu perjalanan anggota Polisi dengan menggunakan lampu sorot kepada mereka.
4. Impunitas aparat terhadap hukum masih saja terjadi dan terlihat hingga saat ini; 5. Terbukti dari tindakan teror yang dialami seorang tokoh besar Pdt.Socratez Sofyan Yoman;
6. Arogansi aparat (brimob) terlihat saat ini, hal ini mengindikasikan bahwa hal yang sama dialami oleh seluruh warga masyarakat Papua di negeri dan dusun-dusun mereka. sebagai contoh kasus, pembunuhan Kelly Kwalik di Timika tahun 2009, dan Pembunuhan Kilat Maco Tabuni di Jayapura tahun 2012, dan lain-lain.
7. Teror aparat kepada pemimpin umat Tuhan merupakan teror bagi rakyat Papua, karena pijakan, tumpuan, rasa percaya diri rakyat bertumpuh pada pimpinan umat, maka pemimpin umat di teror itu sama artinya dengan seluruh rakyat Papua di teror.
Berdasarkan fakta dan aksi teror tersebut, Baptist Voice menyatakan sebagai berikut:
1. Protes kepada Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudoyono, bahwa kampanye Presiden tentang pendekatan pembangunan di Papua dengan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) di tingkat dunia dan nasional hanya slogan belaka. Kenyataan menunjukkan bahwa menghadapi orang asli Papua masih saja terjadi pendekatan keamanan (security approach) yang militeristik.
2. Sejumlah data intelijen yang beredar di media massa dengan sejumlah nama tokoh Papua yang menjadi target operasi tumpas semakin menjadi kenyataan dengan terbunuhnya publik figur Kelly Kwalik di Timika, Mako Tabuni (Ketua I Komite Nasional Papua Barat) dan teror fisik terhadap Pdt. Socratez Sofyan Yoman.
3. Mengevaluasi total kinerja aparat keamanan TNI/Polri di tanah Papua;
4. Mempercepat realisasi Perundingan Jakarta - Papua tanpa syarat yang dimediasi pihak netral
5. Mengungkap, menangkap dan memproses hukum semua pelaku kekerasan dan teror di tanah Papua selama ini oleh tim Independen.
Demikian surat terbuka ini kami sampaikan kepada Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudoyono
Sekian dan terima kasih.
Di keluarkan di : Jayapura Pada Tanggal : 12 Juli 2012
Baptist Human Rights for West Papua (Baptist Voice)
0 komentar:
Post a Comment