Home » » Cenderawasih "Menari" di Sawendui

Cenderawasih "Menari" di Sawendui

Sejumlah pohon besar tampak rebah terpangkas di tengah perjalanan menuju area pohon "bermain" cenderawasih dari mes Saireri Paradise Foundation di Sawendui. Distrik Raimbawi, Kepulauan Yapen, Papua. Setiba di bawah pohon bermain, terbayang barangkali pohon besar yang rebah tadi adalah pohon bermain pula bagi cenderawasih-cenderawasih itu.

Di kawasan ini ada sekitar 14.000 meter kubik kayu yang ditebang pada pembalakan liar sekitar tahun 2004," kata Ketua Dewan Pembina Saireri Paradise Foundation (SPF) Yorris Raweyai, Jumat (3/8), di Sawendui. Kayu-kayu itu belum sempat dikeluarkan dari hutan, keburu terkena penertiban.

Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua, jenis pohon yang dijadikan tempat bermain cenderawasih di Papua antara lain kayu besi (Instia bijuga), pala (Palaquim amboinensis), beringin (Ficus sp), dan jambu hutan (Eugenia sp).

Pagi itu, relawan ahli keanekaragaman satwa burung lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 2011, Hery Jamaksari, menyertai. Di pohon bermain setinggi 50 meter itu ada tujuh cenderawasih yang mengepak-ngepakkan sayap.

Tingkah cenderawasih berekor kuning (Paradisaea minor) itu, menurut Hery, adalah upaya para cenderawasih jantan untuk menarik perhatian cenderawasih betina. Saat itu ada tujuh cenderawasih jantan dan satu cenderawasih betina.

"Jika cenderawasih betina telah menjatuhkan pilihan, terjadilah percumbuan di antara cenderawasih betina dan jantan. Cenderawasih jantan yang kalah bersaing menyingkir," kata Hery.

Kepak sayap dan juntaian hulu ekor cenderawasih jantan yang berwarna kuning cerah itu indah. Ia mengatakan, itu bagian dari percumbuan cenderawasih di pagi hari. Setelah itu, burung-burung tersebut menjelajah hutan mencari makan.



Burung surga

Yorrys mengatakan, keindahan fisik dan perilaku cenderawasih membuat mereka disebut burung surga (bird of paradise). Burung cenderawasih jantan jenis Paradisaea minor memiliki bulu leher berwarna hijau tua dan bulu badan coklat tua. Ekornya panjang berwarna kuning cerah dengan ujung putih.

Burung cenderawasih betina berukuran lebih kecil daripada burung jantan. Bulu kepalanya berwarna coklat tua, bulu dada berwarna putih, dan tidak punya bulu hiasan lain seperti pada ekor cenderawasih jantan.

Yorris menuturkan, masyarakat setempat meyakini, cenderawasih adalah burung surga. Selama ini belum pernah dijumpai telur dan sarangnya.

Hal yang penting bagi Yorrys dan masyarakat Sawendui saat ini adalah melindungi area itu dari kepungan perusahaan yang membabat habis kayu hutan di sekitarnya untuk kebutuhan Industri. Setahun terakhir, ia mendirikan SPF untuk mengelola kawasan itu. "Kami mengajukan permohonan kepada Kementerian Kehutanan agar area seluas 20.000 hektar ini dijadikan area konservasi. Hal ini juga bisa menunjang ekowisata," katanya.

Sawendui berada di pantai utara Pulau Yapen. Area yang diusulkan untuk hutan konservasi dibatasi Sungai Kasuari. Mes SPF berupa rumah panggung yang mampu menampung lebih dari 100 orang itu dibangun di dekat muara sungai.



Penyelamatan penyu

Konservasi Sawendui akan menyelamatkan satwa langka lain, seperti penyu. Di barat muara Sungai Kasuari yang berjarak sekitar 5 kilometer tinggi Musa Rumpedai yang selama ini berusaha menyelamatkan telur-telur penyu.

Musa mengambil telur-telur penyu dari sarang asli, kemudian memindahkan ke sarang buatan di dekat rumahnya. Hal itu untuk menghindarkan telur penyu dari pemangsa, seperti biawak, babi hutan, dan anjing.

Musa memperlihatkan ratusan tukik (anak penyu) yang baru menetas. Ada dua jenis penyu, yaitu penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).

Musa lahir dan besar di Korombobi, Yapen bagian timur. Ia sempat sekolah di Semi dan bekerja di perusahaan kelapa sawit di Jayapura Tahun 2003, ia kembali ke Korombobi. Seminggu di kampung halaman, Musa bersama istri dan enam anaknya menetap di Inggrisau sampai sekarang.

Ada ribuan telur penyu yang diselamatkan Musa tiap tahun. Tukik-rukik hasil penetasan selalu ia pastikan selamat menuju habitat di laut.

Penyu memiliki kebiasaan kembali ke lokasi dilahirkan. Menurut Musa, tukik yang dilepas ke laut setidaknya tujuh kali menyembul ke permukaan untuk menatap pantai yang akan ditinggalkan. Ini perilaku penyu merekam daerah yang akan dituju jika kelak bertelur di pantai.

Cenderawasih di Sawendui dan penyu di Inggrisau menjadi simbol sisa kekayaan alam Papua. Kelangsungannya bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mempertahankan keaslian hutan alam sebagai rumah bagi cenderawasih dan tidak langsung sebagai pelindung pantai tempat penyu bertelur.
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger