Thaha: Terkait Pelantikan Kapolda Papua Tito Karnavian
Thaha alhamidd |
JAYAPURA— Sekjen Presidium Dewan Papua (DPD) Thaha
Alhamdid berharap rakyat Papua yang berjuang menuntut hak-hak
dasarnya seperti hak-hak kedaulatan politiknya, hak-hak budayanya,
hak-hak ekonominya itu bukan teroris. Sehingga dalam menghadapinya
jangan disamakan dengan penanganan teroris.
Hal ini diungkapkan
menyusul pelantikan Kapolda Papua yang baru Inspektur Jenderal Polisi
Tito Karnavian menggantikan Inspektur Jenderal Polisi Bigman L
Tobing oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs Timur Pradopo di Gedung
Rupatama, Mabes Polri Jakarta, Jumat (21/9) pagi.
Sekjen Presidium
Dewan Papua (DPD) Thaha Alhamdid ketika diwawancarai di Jayapura,
Minggu (23/9) petang menilai pergantian ini sudah tepat. p
Namun
demikian, katanya, penugasan mantan Komandan Densus 88 Anti Teror
ke Papua, apakah ini dalam rangka memastikan di Papua ini teroris
silakan dicari tahu. Tapi yang jelas bahwa rakyat Papua yang
berjuang menuntut hak-hak dasarnya seperti hak-hak kedaulatan
politiknya, hak-hak budayanya, hak-hak ekonominya itu bukan teroris.
“Saya yakin Tito tak mungkin menyamakan perjuangan hak dasar
sebagai teroris. Itu nggak mungkin. Tapi kalau ada teroris dia
punya ilmu dia kejar,” ujarnya.
DIkatakan, penugasan Tito ke
Papua tentunya mempunyai alasan. Pertama, dia mempunyai karier
panjang. Walaupun mungkin ada ketakutan di kalangan rakyat Papua dia
ini mantan Komandan Densus 88 Anti Teror. Tapi jangan lupa mantan
Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto juga mantan Komandan Densus 99
Anti Teror.
Tapi yang menarik dari Tito, ujarnya, dia satu angkatan dengan
Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw.D ari sisi komunikasi
mencair.
Kedua, karier Tito masih panjang. Dia termasuk perwira
yang sangat cemerlang di Mabes Polri tentu dia tak akan
mengorbankan kariernya. Tito juga seorang cendikiawan dan
kandidat doktor di salah-satu Univeritas terkenal di Singapura.
“Jadi
saya kira ada background education dalam mana akan sangat
mempengaruhi pengambilan keputusan ketika ia menjabat Kapolda
Papua,”tukas dia.
Pasalnya, selama ini Kapolda menjelang
pensiun dikirim ke Papua. Itu celaka. Pengalaman menunjukan terjadi
split perhatian atau perhatiannya terbelah karena dia tak perlu
mengamankan kariernya lagi. Tapi Tito beda.
“Dan ini sudah dari
dulu kita usulkan. Saya ingat sudah tiga kita ketika tokoh-tokoh
masyarakat, pendeta, pastor bertemu dengan Komisi I DPR RI minta
agar Kapolda ke Papua jangan menjelang pensiun nanti kerjanya
mencari terus. Kapan dia mau jaga keamanan dan ketertiban untuk
rakyat,” tuturnya. (mdc/don/l03)
Sumber: Binpa
0 komentar:
Post a Comment