Ilustrasi Militer (photo lst) |
Peserta tidak merasa bebas untuk melaksananakan kegiatan pramuka. "kami merasa tertekan dan tidak bebas melakukan kegiatan, karena setiap kegiatan yang kami lakukan dikawal oleh militer. bahkan disetiap tenda yang kami tinggal dikawal" ungkap salah seorang peserta raimuna X (RTP).
Hakekat dari kegiatan pramuka tidak nampak bahkan hilang. Padahal kegiatan pramuka yang biasanya harus dilakukan tanpa pengawalan ketat dari militer. hal seperti ini hanya dilakukan di Papua. "Hakekat prmuka tidak nampak dan kami baru menemukan kegiatan raimuna ketat seperti ini", lanjutnya.
Selanjutnya, dikatakannya ketidakhadiran presiden untuk membuka Raimuna X di Papua masih dipertanyakan. Pdahal raimuna sebelumnya yang diadakan di luar Papua presiden selalu hadir, tetapi mengapa tidak di Papua.
Selain itu, dikatakan kata raimuna berasal dari daerah Papua. maka raimuna yang diadakan di Papua, bagaikan kembali ke kampung halaman. oleh karena itu, para peserta dari luar Papua ingin menyaksikan tarian raiimuna yang berasal dari Papua itu, tetapi tidak terlaksana. kegiatan kemarin diwarnai kegiatan luar Papua, alias warna islam. kebanyakan kegiatan bernuansa islamik, bukan bernuansa Papua. (Honaratus Pigai)
0 komentar:
Post a Comment