Laporan Konflik Timika: KNPB Minta Pengamanan Internasional |
rakyat pribumi Papua Barat terus bertambah. Pihak PT. Freeport Indonesia, TNI/Polri dan Pemerintah Indonesia tidak mampu menyelesaikan pertikaian sepeleh itu.
Mereka
justru membiarkan dan ikut memelihara perang saudara ini. Akibatnya,
sampai laporan ini dibuat (5/10), puluhan nyawa jadi korban dan banyak
yang luka-luka. Menurut pantauan, korban kebanyakan kena anak panah,
namun ada pula yang mati ditembak Polisi Indonesia, dan ada juga yang
hilang jejak akibat pembunuhan kilat oknum tertentu.
Pemerintah RI dan PT. Freeport tidak mampu menyelesaikan konflik, oleh karena itu rakyat menuntut pengamanan Internasional.
KNPB
Mimika telah mengikuti dan memantau situasi ini dan menyimpulkan perang
saudara antara kelompok ini dibiarkan oleh Pemerintah Indonesia dan PT.
Freeport. Situasi ini sedang mengarah pada genosida, dan Penguasa
Indonesia maupun korporasi milik AS yang ada diatas tanah Amungsa
sengaja membiarkan genosida di Timika, Papua Barat.
Kronologis Perang Saudara:
Perang
saudara ini bermula dari kesalah pahaman yang terjadi sejak 20 Mei 2012
di Timika, Papua Barat. Awal permulaan kejadian, terjadi antara Ronny
Ongomang dengan Aroki Komangal. Ronny Onggomang adalah anak dari Hosea
Onggomang, dan Aroki Komangal adalah anak dari Atimus Komangal. Jam
04.00 sore, Aroki pangil Ronny di rumahnya dan mengajak jalan-jalan
sore. Mereka dua menggunakan sepeda motornya sendiri-sendiri menuju ke
area Jln. PT. Freeport Lama, disebelah Bandara Airport Timika. Mereka
dua duduk dan meminum minuman keras.
Tidak
lama kemudian ada seorang anak laki-laki bernama Oni Kerembo yang baru
selesai mandi dipinggir jalan Freeport lama, yang hendak menghidupkan
motornya tiba-tiba ditabrat oleh Ronny Ongomang yang sedang melintas
bersama temannya Micke yang diboncengi dengan kecepatan tinggi karena
dipengaruhi minuman keras.
Setelah
bertabrakan dengan Oni, Ronny masih bisa berdiri lalu mengendarai
motornya dan lari kira-kira jarak 1 km lebih dan berhenti dipingir
selokan jalan. Menurut keterangan polisi, Rony kemudian terjatuh disana
dan meninggal. Sedangkan Oni kerembo mengalami Patah Tulang sehingga
dilarikan ke Rumah sakit Mitara Masyarakat RSMM Karitas untuk
Pengobatan.
Keesokan
harinya, pada Tanggal 21 Mei 2012, sekitar jam 8.00 pagi , ada warga
yang menemukan mayat Ronny Onggomang, di selokan di pinggir jalan dimana
tempat dia merebahkan diri. Warga langsung menghubunggi pihak
Kepolisian bagian Polantas, lalau mayatnya di evakuasi ke Rumah Sakit (
RSUD Mimika )di SP IV. Orang tuanya mendengar berita dan terima mayat,
Ronny Onggomang di RSUD.
Pada Tanggal 22 Mei 2012, mayatnya di bawa dan di makamkan di rumah orang tuanya Hosea Ongomang di Kwamki Narama Kab.Mimika.
Pada
Tanggal 24-26 Mei 2012 di Mimika Papua Barat, Keluarga korban bersama
pihak kepolisian dari Polantas melakukan penyelidikan kasus kematian
Ronny. Kepolisian dari polantas mengatakan murni kecelakaan, tetapi
keluarga korban tidak terima karena tidak ada tanda-tanda lecet atau
sobek bagian tubuh korban.
Pada
Tanggal 29 mey 2012, keluarga korban menuduh kesana-kesini dan
mengundang semua Tokoh dan orang tua Aroki Komangal untuk pergi langsung
menghadap Pihak Kepolisian bagian Polantas dan minta keterangan
sejelas-jelasnya. Maka dari Pihak Polantas mengatakan kecelakaan murni
tidak ada pelaku, namun pihak keluarga korban tidak puas dengan
keterangan Polisi. Akibat ketidak puasan itu, pihak keluarga menuduh
Aroki Komangal sebagai pembunuh tanpa bukti yang jelas.
Atimus
Komangal dan Benyamin Kiwak Kepala suku besar Damal meminta maaf kepada
keluarga korban, namun, keluarga korban menolak kata maaf dari pihak
yang dituduh , dan keluarga korban menyatakan mau cari bukti di lapangan
dengan adu fisik dan atau perang suku.
Dalam
perkara kecil ini, pihak Kepolisian membiarkan, dan tidak langsung
ditangani sampai tuntas agar tidak terjadi perang saudara. Tetapi pihak
kepolisian sepertinya memberikan kesempatan untuk perang itu terjadi di
Timika.
Pada
Tanggal 2 Juni 2012 di Mimika Papua, perang saudara pecah , Kelompok
Hosea Ongomang melawan kelompok Atimus komangal. Akhirnya terjadi korban
dari pihak Hosea Ongomang yaitu Deminus Ongomang.
Pada
Tanggal 5 Oktober 2012, sekitar jam 08.24 pagi, Tokoh Masyarakat ,
Tokoh-Tokoh Gereja ,dan Tokoh-Tokoh Perempuan mengusir secara paksa
Kepolisian Indonesia karena pihak kepolisian hanya nonton dan sengaja
memelihara konflik di Kwamki Narama, padahal korban sedang berjatuhan.
Kata
seorang Tokoh Masyarakat Amungme, Pemerintah Indonesia, dan TNI/POLRI
hanya datng jual muka di tempat konflik seperti ini dengan tujuan karena
kepentingan Jabatan, Politik dan Ekonomi. Tidak pernah amankan masalah
dengan sungguh-sungguh di Papua Khususnya didaerah Tambang Emas Timika.
Pada
jam 09.00 WPB, semua Polisi yang ditugaskan di lokasi perang,
meninggalkan lokasi perang dengan malu. Semua unsur organisasi
masyarakat, Gereja, LSM dan Seluruh tokoh-tokoh menganggap Pemerintah
Indonesia, TNI/POLRI sudah tidak sanggup dan gagal TOTAL mengamankan
Konflik perang saudara di Timika.
Sampai
saat ini perang masih terus berlangsung. Keolisian Indonesia berlum
berhasil mengamankan perang saudara itu. Kepolisian justru sibuk
mengamankan Freeport Indonesia. Mereka justru melakuan penangkapan
terhadap aktivis KNPB di jalan-jalan. Perang yang dipelihara ini membuat
rakyat tidak dapat beraktivitas, warga taku terhadap tindakan
sewenang-wenang dari Polisi.
Daftar Nama-Nama Korban dari tanggal 20 Mei s/d 5 Oktober 2012
A. Korban Di Pihak Hosea Onggomang
1. Roni Onggomang 16 Thn. Mati di Parit di pinggir jalan.
2. Deminus Onggomang 30 Tahun Mati di Tembak panah oleh teman-temannya sendiri akibat salah tembak.
3. Dominus Ongomang 32 Thn. ditembak Mati Oleh Kapolres Mimika, AKBP. Denny Siregar S.IK.Suku Batak.
4. Doni Onggomang 28
Thn Mati di Tembak Polisi. Doni melihat bahwa kakaknya Dominus di tembak
oleh Kapolres. Doni Marah dan mau serang Kapolres tapi dia juga
ditembak Oleh Ajudan Kapolres Abram Orang Jayapura.
5. Antelius Ongomang 24 Thn, mati kena anak Panah.
6. Aroki Tabuni 29 Thn, Mati Kena Anak panah,
7. Pak Enos Murib, 35 Thn, mati di Tembak anak panah.
8. Ibu medina Wenda 24 Thn. Mati di tembak panah di Kebun di luar medan perang.
9. Seki Tabuni 36 Thn.Mati di tembak panah.
10. Kamoro Tabuni 30 Thn. Mati di tembak panah.
11. Herry Tabuni 25 Thn, di kejar dibunuh di jalan.
B. KORBAN DI PIHAK Atimus Komanggal
1. Parael Alom
2. Yanuarius Misimbo,mati di bunuh di kebun
3. Nike Misimbo, 10 Thn, mati di bunuh di kebun.
4. Ince Komangal 15 thn, mati di bunuh dalam mobil.
5. Eterikus Beanal , Mati di bunuh dalam mobil.
6. Jhon Beanal 29 thn Hilang oleh orang tak di kenal
7. Frans Beanal, 30 thn. Hilang oleh orang tak di kenal
8. Pdt. Barnabas Komangal.57 Thn. Mati dalam perang keluarga
9. Jumlah Korban Luka serius 12 Orang Pria dan 2 wanita belum ketahui Nama-nama
10. Filemon Hagabal, 35 Thn.Korban Luka serius Kena Panah.
11. Kepala suku Damal,
korban Pemukulan DAN Pembantaiaan dilakukan oleh anggota Kepolisian,
Sekarang mengalami lumpuh bagian kiri kakinya dan tulang rusuknya patah
dan sekarang masih di tahanan di Polres mimika Mill 32 sampai saat ini.
12. Korban Lain di luar
dari perang suku, Bapak Tom Yarangga (45 Thn), Yarangga,dibakar dengan
Mobil dilakukan oleh Kelompok yang di lati Kusus,sampai detik ini pelaku
pembunuhan belum di ketahui oleh Pihak Kepolisian. Bapak Nasyum
Simopiaref karyawan PT. KPI, Bpk. Mansawan Security Freeport di bunuh
oleh orang yang di latih kusus sampai saat ini belum mengetahui pelaku
pembunuhan
0 komentar:
Post a Comment